Panti, Jember, www.nuryasin.com -- Pagi yang cerah. Tampaknya hujan turun
tadi malam. Bapak-bapak dan ibu-bu berkumpul di Pendopo Balai Desa Serut,
Kec. Panti, Jember, 16/11. Jam menunjukkan pukul 08.25. Baru 15 orang yang
hadir.
Persis di seberang jalan depan Balai Desa Serut berdiri
gedung sekolah MTs Nuris. Ini hari Sabtu. Terlihat murid putra dan putri
berseragam coklat pramuka berbaris di halaman sekolah. Mereka membawa alat
musik. Ternyata peralatan drum band. Lalu tak lama kemudian berbunyilah alunan
musik drum band. Tampaknya siswa-siswi itu sedang belajar memainkan drumband.
Persis di samping sekolah berdiri sebuah masjid. Di depan
masjid sekumpulan anak muda menyetel lagu-lagu rohani shalawatan sembari
memanggil-manggil orang yang lewat agar berkenan memberikan sedekah di kotak
kardus yg dipegang pemuda lainnya. Seorang memegang mic berbicara bahasa Madura
menjelaskan maksud tujuannya, yakni untuk acara santunan anak yatim yang akan
diselenggarakan takmir masjid itu keesokan harinya.
Di pendopo Balai
Desa Serut itu belum semua kursi terisi. Namun kepala Desa Serut, Abdul Azis,
sudah berada di ruangan. Ia belum duduk di kursi depan tempat acara. Para
panitia serap aspirasi sudah sejak jam 07.30 berada di tempat ini untuk
mempersiapkan acaranya.
Abdul Azis
hadir sebelum jadwal acara dimulai. Ia duduk di ruangannya sambil menunggu
Anggota Komisi VII Ir H Nur Yasin MBA MT yang dijadwalkan menjadi keynote
speaker acara "Serap Aspirasi dan Inisiasi Koperasi dan Bank Gakin"
bagi warga desa ini.
Pukul 08.50
tokoh yang ditunggu hadir. Mengendarai
mobil Honda CRV warna hitam, berpakaian batik warna terang lengan panjang Nur
Yasin turun langsung disambut oleh Kades, para panitia, dan Ra Mufti (Caleg
PKB). Sebelum memasuki ruangan acara, terlebih dahulu ramah tamah di ruangan
Kades.
Selang beberapa
menit kemudian, Ita Setiawati (Kepala Bidang Usaha Dinas Koperasi Jember) dan
Totok Sugiarto (Bidang UMKM Dinas Koperasi Jember) juga datang lalu bersama
beramah tamah di ruangan Kades seluas 9 meter persegi itu.
Para peserta
sudah penuh. Hanya 3 kursi masih kosong. Lalu diduduki panitia dan perangkat
desa. Satu lagi diduduki Ra Mufti. Acara dimulai. Diawali pembukaan, pembacaan
susunan acara, lalu sambutan kepala desa. Lalu Anggota DPR Komisi VII itu dapat
giliran bicara setelah Kades Azis.
Dalam sambutan
Kades Azis menyampaikan terima kasih atas dipergunakan gedung balai desa ini.
"Namun saya
tak tahu persis apa isinya acara ini. Tahunya saya ada surat dari adik-adik ini (panitia, maksudnya) mau pinjam
tempat. Ya silahkan," kata Kades disambut tertawa para hadirin. Nur Yasin
yang duduk disampingnya tak kuasa menahan lucu lalu ikut tertawa.
Setelah Kades
mengakhiri sambutan, dilanjutkan pidato Nur Yasin tentang tugas sebagai anggota
DPR. Ia juga berbicara tentang pentingnya warga berwirausaha, mengembangkan
ketrampilan, dan punya koperasi sendiri.
"Koperasi
itu bermanfaat besar untuk pengusaha kecil, daripada berhubungan dengan
bank," katanya sambil berpesan agar warga tidak berhubungan dengan
rentenir yang bunganya mencekik leher.
Kata Nur Yasin,
semua usaha dimulai dari kecil. Kelak jika usahanya besar akan mudah mencari
kredit di bank.
"Bahkan
nantinya bank sendiri yang akan datang menawari kredit," ujarnya.
Dalam sambutannya
itu juga disampaikan komitmen membantu dan membimbing warga Desa Serut yang
serius memulai dan mengembangkan usaha.
Saat acara di
balai desa itu berjalan bersisi presentasi Totok Sigiarto, musik drum band di depannya tetap terus berbunyi. Sementara sound system di balai desa kalah keras dengan suara dari luar forum. Siswa-siswi
itu mungkin tidak mengetahui di dekatnya ada forum serap aspirasi dan
sosialisasi manfaat koperasi untuk meningkatkan ekonomi masyarakat yang
dihadiri Anggota DPR RI dan Dinas Koperasi Kabupaten Jember.
Demikian halnya
suara keras tetap keluar dari corong pengeras suara yang berisi ajakan bersedekah
untuk yatim piatu diselingi musik shalawatan. Dari balai desa terdengar lebih dominan dua jenis musik
dan suara dari kelompok masyarakat itu daripada suara di pendopo balaidesa. Petugas balaidesa mendatangi asal suara untuk mencoba mengingatkan namun suara tidak mengecil. Dan forum di pendopo balaidesa tetap berjalan hingga tuntas. (kholilul rohman ahmad)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar