Bondowoso, LaskarJagad.net – Santri-santri
yang mengenyam pendidikan agama pondok pesantren memiliki kepedulian yang tinggi
terhadap Tanah Air dimana mereka berpijak. Kemerdekaan yang diraih oleh bangsa
Indonesia karena peranan kiai dan santri santrinya.
Demikian pernyataan Anggota MPR Ir M
Nasim Khan saat membuka Sosialisasi Majelis Permusyawaratan Rakyat di Daerah
Pemilihan Jawa Timur III, Desa Sumberkalong, Bondowoso, Jawa Timur, 23 Agustus
2015.
Pesantren dari tahun ke tahun terus
berjuang mempertahankan bangsa dan negara Indonesia dengan tradisi salafiyahnya.
Pendidikan “tradisional” mereka menjadi ujung tombak perjuangan dengan khazanah
keilmuwan Islam ala ahlussunah wal Jamaah (Aswaja).
Menurut Nasim, ketika pesantren
diminta memperkuat peran sertanya mempertahankan bangsa dan negara mereka tidak
pernah diam bergerak maju dengan senjata apa adanya.
“Adanya bambu rucing, ya bawa bambu itu.
Ini menunjukkan semangat bela negara sangat tinggi. Mereka sangat Pancasilais,”
katanya.
Setelah perang usai, maka para
santri dan kiai kembali ke pesantren memperdalam keilmuwan agama untuk
menjunjung tinggi keagamaan berdimensi kemanusiaan. Kesetiaan kaum santri
kepada Pancasila, menurut Nasim, adalah harga mati yang selalu dipertaruhkan demi
tegaknya negara dan keberlangsungan bangsa Indonesia.
“Saya menjadi saksi di DPR. Bahwa kaum
santri juga ikut berperan dalam membentuk dan mewarnai negara ini. Melalui
Fraksi PKB, kami di DPR maupun MPR selalu menyuarakan amanat kaum santri dan
para masyayikh. Karena beliaulah kami ada di Dewan,” katanya.
Acara sosialisasi MPR diwarnai
dialog dan ramah tamah. Nasim yang kelahiran Situbondo memberikan penjelasan
bagaimana perjuangan di DPR menyampaikan aspirasi rakyat Dapil Jawa Timur III
(Situbondo Bondowoso dan Banyuwangi) sama-sama mulia dengan para kiai yang
mendampingi santri-santri memperdalam ilmu-ilmu agama.
“Untuk itu kami mohon selalu didoakan
agar senantiasa kuat membawa amanat ini,” pungkas Wakil Sekretaris Fraksi PKB MPR
ini. -kra