Kamis, 19 Mei 2016

Pesan Khataman Mujahadah di Radesa

KETUA UMUM DPP PKB ABDUL MUHAIMIN ISKANDAR DAN KH MUNIF ZUHRI GIRIKUSUMO MEMIMPIN MUJAHADAH DI KANTOR DPP PKB JLN RADEN SALEH, CIKINI, JAKARTA, 18/05/2016 MALAM. 

Tadi malam (18/05/2016) saya berkesempatan hadir dalam malam doa rathibul ‘athas bertajuk Mujahadah Untuk Bangsa di Kantor DPP PKB, Jln Radesa, Jakarta. Acara rutin selapanan tiap Rabo Pon (malam) itu sebagai pungkasan mujahadah untuk tahun ini, ya semacam khataman akhirussannah ala pondok pesantren. Karena sebentar lagi akan memasuki bulan Ramadhan. Acara doa dipimpin oleh KH Munif Zuhri Girikusumo dan dibuka oleh Ketua Umum Abdul Muhaimin Iskandar.

Dalam kata pembuka Cak Imin, panggilan akrabnya, mengingatkan kepada semua hadirin, umumnya kepada kader PKB di seluruh Indonesia bahwa Partai Golkar sudah menentukan ketua umumnya, yakni Setya Novanto.

Ya. Golkar memilih SN karena kaya raya. Golkar bisa menjadi pemenang kedua pada pemilu 2014 karena ditopang oleh sejumlah perangkat yang kuat, antara lain dana dan logistik yang nyaris tanpa batas dalam upaya menjemput suara sebanyak-banyaknya.

Cak Imin mengingatkan, PKB pada pemilu 2014 sudah membuktikan eksistensinya dengan sumberdaya `apa adanya` yang jauh dari Golkar. Bahkan kemampuan finansialnya jauh tidak sebanding dengan Golkar. Toh PKB bisa mengimbangi partai-partai yang berkantong tebal.

“Mengapa? Karena PKB masih setia pada gagasan, jiwa, dan hati,” katanya.

Gagasan itu antara lain, kata Cak Imin, pentingnya memperkokoh demokrasi dan NKRI, menjaga keberagaman dan toleransi, menghapus kekerasan dan kejahatan kemanusiaan, menekan terorisme dan radikalisme, dan teguh berjuang membumikan Islam agar bermanfaat untuk alam semesta (rahmatan lil ‘alamin).

Jiwa itu adalah PKB harus menjiwai apa yang diinginkan rakyat. Sudah tidak berlaku lagi partai bikin program yang egois, yang sesuai keinginan dirinya. Makanya ke depan program PKB ya harus ikuti kemauan rakyat. Maunya rakyat apa? Jadi, tepiskan segala ego para kader PKB. Sandarkan perjuangan hanya untuk membela rakyat.

Hati itu adalah harus mau merasakan apa yang dirasakan oleh rakyat. Baik senang atau susah, kader PKB harus peka. Sebab hanya dengan modal hati PKB semakin dicintai rakyat.

“Kita harus yakin, bahwa hanya dengan hati dan jiwa lah PKB akan semakin dicintai rakyat,” pesannya.

Trend di masa depan, pesannya, sudah tidak akan berlaku lagi membeli suara rakyat pada saat pemilu. Uang tidak akan bisa lagi laku untuk membeli suara. Sebab rakyat semakin cerdas menyikapi akal-akalan partai politik yang mengutamakan uang, sementara gagasannya kosong.

Saya merasakan, acara pungkasan doa mujahadah tadi malam itu Cak Imin menyampaikan sambutan sebagai ungkapan kegelisahan atas fenomena yang sedang terjadi pada bangsa ini. Kecenderungan politik yang mengarah pada perebutan kekuasaan tanpa memperhatikan aspek jiwa dan hati rakyat ditengarai akan membahayakan keadaan bangsa Indonesia di masa depan.

Saya setuju banget dengan gagasan cak imin tadi malam. Sikap setuju dalam pengertian bahwa bangsa ini membutuhkan langkah-langkah politik yang penuh penjiwaaan dan perasaan (hati). Bahwa hakekat politik adalah untuk kemaslahatan umat. Bahwa ulama salaf telah berpesan tasharraful imam ‘ala raiyyah manutun bil maslahah, setiap tindakan pemimpin terhadap rakyatnya harus dikaitkan dengan kemaslahatan. Itu yang pertama.

Kedua, bahwa keberhasilan berjuang bermodal jiwa dan hati bukan sesuatu yang mustahil untuk dilakukan secara bersama melalui partai (organisasi). Gerakan bersama (kerelawanan) tanpa uang telah berhasil dilaksanakan dalam tajuk Nusantara Mengaji (7-8 Mei 2016) yang mampu menggerakkan lebih dari 3.240.000 warga Muslim Indonesia dalam satu waktu.

Ketiga, pesan Cak Imin tadi malam sekaligus bermakna refleksi bersama atas perjalanan PKB selama ini. Bahwa PKB sebagai bagian tak terpisahkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia harus lebih berani lagi dalam kreatifitas politik. Antara lain, berkreasi dalam mempertahankan dan meningkatkan eksistensi NKRI dalam percaturan global.

Keempat, saya merasakan pilihan-pilihan diksi Cak Imin dalam sambutan tadi malam mengandung pesan-pesan Mukernas berjudul Holopis Kuntul Baris: Menangkan Rakyat dalam Persaingan Global (6 Februari 2016). Semangat PKB untuk berani istiqamah mengawal gagasan yang pernah digaungkan sebelumnya adalah kreatifitas yang harus diteguhi PKB. (KHOLILUL ROHMAN AHMAD)









Senin, 02 Mei 2016

Pendidikan Kader PKB di Ujung Timur Jawa

INSTRUKTUR DPW PKB JAWA TIMUR -- Peserta pendidikan kader pertama (PKP) PKB di Banyuwangi menyimak pemaparan Instruktur narasumber Siti Nafsiyah dari DPW PKB, kemarin (2/5).

Banyuwangi - Dalam rangka meningkatkan kapasitas kader dan upgrading pengurus baru, Dewan Pengurus Cabang (DPC) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kabupaten Banyuwangi menggelar Pelatihan Kader Pertama di aula Pondok Pesantren Nurut Taqwa, Dusun Cemoro, Desa Balak, Kecamatan Songgon, kemarin (2/5).

Peserta yang mengikuti pelatihan itu perwakilan dari pengurus anak cabang (PAC) PKB dan Ranting PKB di tiga kecamatan daerah pemilihan (Dapil) II Banyuwangi, yakni Kecamatan Songgon, Singojuruh, dan Rogojampi. Acara dibuka oleh Ketua DPC PKB Banyuwangi, HM Joni Subagio.

Dalam pelatihan pertama kader itu, DPC PKB Banyuwangi menghadirkan narasumber Badrul Munir dari DPP PKB, dan Siti Nafsiyah dari DPW PKB Jawa Timur. Pada pelatihan itu, para kader diingatkan pentingnya peran PKB dalam menjawab kebutuhan masyarakat.

“Kader PKB harus selalu hadir di tengah umat, peduli dan ikhlas dalam membantu umat,” cetus ketua DPC PKB Banyuwangi, HM. Joni Subagio saat membuka acara itu.

Dengan kepengurusan baru, kata Joni Subagio, saat ini DPC PKB Banyuwangi menata langkah untuk terus lebih maju, di antaranya mengadakan kegiatan pelatihan bagi kader. Itu untuk meningkatkan militansi dan loyalitas terhadap partai. Dan yang terpenting, mampu memahami prinsip-prinsip perjuangan PKB.

"Semoga dengan pelatihan ini pada Pemilu 2019 PKB Banyuwangi mampu kembali pada masa kejayaan seperti tahun 2004 dengan perolehan 17 kursi di DPRD Banyuwangi,” harapnya.

Pendidikan kader pertama itu, jenjang pelatihan sebagai syarat kader untuk bisa menduduki kepengurusan di tingkat PAC dan Ranting. Pelatihan kader pertama itu, ditutup dengan prosesi pembaiatan yang dipandu oleh Sekretaris DPC PKB Banyuwangi, Muhammad Ali Mahrus, didampingi Anggota DPR RI Dapil Jawa Timur III, Ir. M. Nasim Khan.

Teks dan foto: KHOLILUL ROHMAN AHMAD

Minggu, 01 Mei 2016

Nasim Khan: Pancasila Itu Ideologi Kaum Santri

CENDERAMATA RAHMATAN LIL ALAMIN -- Anggota MPR RI dari Fraksi PKB, Ir M Nasim Khan, menyerahkan cenderamata rahmatan lil alamin kepada ketua DPC PKB Banyuwangi H Joni Subagyo saat melakukan sosialisasi empat pilar kebangsaan di Ponpes. Nurut Taqwa, Dusun Cemoro, Desa Balak, Kecamatan Songgon. Dari kiri ke kanan: Muhammad Ali Mahrus (Sekretaris DPC Banyuwangi), H Joni Subagyo (Ketua DPC), Ir M Nasim Khan, Pak Agung (MWC NU Songgon), dan Badrul Munir (DPP PKB). Teks dan foto: KHOLILUL ROHMAN AHMAD

Banyuwangi, SONGGON - Anggota MPR RI dari Fraksi PKB, Ir M Nasim Khan, melakukan kegiatan sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan, Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD NRI 1945, di hadapan ratusan santri, guru Ponpes Nurut Taqwa, kader dan simpatisan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Aula Pondok Pesantren (ponpes) Nurut Taqwa, Dusun Cemoro, Desa Balak, Kecamatan Songgon, kemarin (1/5)

Di hadapan para santri, pengurus, dan pengasuh ponpes Nurut Taqwa itu, Nasim mengatakan pentingnya para santri serta ponpes menjaga dan mengamalkan empat pilar PBNU, yakni Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD NRI 1945.

“Karena menjaga dan mengamalkan PBNU maka negara akan aman dan tetap utuh," katanya disambut tepuk tangan hadirin.

Nasim menjelaskan, kedatangannya ke Banyuwangi khususnya di Ponpes Nurut Taqwa adalah untuk mensosialisasikan PBNU. Sebab dengan Pancasila, semua suku agama dan etnis bisa disatukan.
“Di Indonesia ini ada banyak suku agama dan ras. Namun tetap kokoh dan aman, karena masyarakatnya mengamalkan Pancasila. Apalagi Pancasila ini ideologinya kaum santri. Harus paham seutuhnya,” jelasnya.

Menurutnya, dasar negara Pancasila sudah final, dan sampai saat ini, dasar negara itu tetap relevan. Jika di lain negara terjadi konflik, itu karena perbedaan agama dan etnis. Maka di Indonesia, masyarakatnya tetap bersatu dan hidup aman karena Pancasila.

"Sehingga Pancasila ini wajib dipahami, dan diamalkan oleh masyarakat Indonesia. Sehingga tidak mudah terprovokasi dengan paham-paham yang mengarah adu domba dan radikalisme,” terang anggota MPR Dapil Jawa Timur III ini (Bondowoso Situbondo Banyuwangi).

Pengasuh Ponpes Nurut Taqwa, Mohammad Ali Mahrus merasa bersyukur dan mengapresiasi kedatangan Anggota MPR Nasim Khan yang telah melakukan sosialisasi di ponpesnya.

Acara tersebut juga dirangkai dengan pelatihan pendidikan kader yang diikuti oleh pengurus ranting di dapil dua Banyuwangi, meliputi Kecamatan Songgon, Rogojampi, dan Singojuruh. Hadir dalam acara ketua DPC PKB Banyuwangi H Joni Subagyo dan juga menyampaikan kata sambutan.

KETERANGAN FOTO: Anggota MPR RI dari Fraksi PKB, Ir M Nasim Khan, menyerahkan cenderamata rahmatan lil alamin kepada ketua DPC PKB Banyuwangi h Joni Subagyo saat melakukan sosialisasi empat pilar kebangsaan di Ponpes. Nurut Taqwa, Dusun Cemoro, Desa Balak, Kecamatan Songgon.
Dari kiri ke kanan: Muhammad Ali Mahrus (Sekretaris DPC Banyuwangi), H Joni Subagyo (Ketua DPC), Ir M Nasim Khan, Pak Agung (MWC NU Songgon), dan Badrul Munir (DPP PKB).
Teks dan foto: KHOLILUL ROHMAN AHMAD

Ayo daftar Jadi Jutawan