Selasa, 24 Februari 2015

Nasim Khan: Pancasila dan PBNU Tak Bisa Dipisahkan



FOTO BERSAMA WARGA BANDILAN -- Anggota MPR RI M Nasim Khan berkesempatan foto bersama peserta Sosialisasi MPR di Nadilan, Botolinggo, Bondowoso (16/2/2015). Foto: ZH


Bondowoso, SOROT RAKYAT -- Di tengah cuaca terik yang panas, warga masyarakat Bondowoso bersemangat menghadiri acara Sosialisasi MPR oleh Anggota Ir M Nasim Khan. Meskipun masih dalam musim hujan, namun siang itu hawa cukup panas dan terang benderang acara berjalan lancar dan memberikan dampak meningkatnya pemahaman warga tentang Berbangsa dan Bernegara sesuai konstitusi yang berlaku di Indonesia.

Acara dibuka secara resmi oleh Anggota Fraksi PKB MPR RI, Nasim Khan. Acara berlangsung hangat dan penuh akrab. Hampir semua peserta sudah saling mengenal. Penuh semangat dan gairah. Acara kian semarak dan antusias saat menyanyikan lagu Indonesia Raya. Saat seluruh peserta berdiri, mengingatkan mereka saat menyanyi serupa di masa sekolah setiap upacara bendera setiap hari Senin.

"Acara ini sangat penting bagi masyarakat. Sekaligus mengukuhkan bahwa Pancasila dan PBNU itu tidak bisa dipisahkan," kata Nasim sekaligus menjelaskan bahwa PBNU adalah singkatan dari Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan UUD NRI 1945.

Nasim menyatakan bersyukur bisa berkumpul dan berbahagia. Sebab sudah sekian lama tidak ketemu bersama warga masyarakat setempat sejak kampanye pemilu 2014. Sehingga tak pelak, acara program Sosialisasi MPR RI di Daerah Pemilihan ini menjadi wahana temu kangen sekaligus tempat bertanya jawab seputar Pancasila dan pentingnya memperjuangkan aspirasi daerah untuk diperjuangkan di Jakarta sebagai anggota DPR/MPR.

"Alhamdulillah, semua bisa hadir di sini. Ada mantan caleg dan unsur NU, Muslimat, Fatayat, Ansor, IPNU-IPPNU, dan kalangan pesantren. Terima kasih atas perhatian dan dukungan semuanya," katanya di Ponpes Sahmasy, Desa Bandilan, Botolinggo, Bondowoso (16/2).

Pertanyaan seputar Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan UUD NRI 1945 disampaikan menggunakan bahasa lokal setempat (bahasa Madura) yang selama berlangsung sosialisasi mendominasi acara. Beberapa pertanyaan ditranskrip menggunakan bahasa Indonesia, antara lain: "Apakah Pak Nasim sudah berupaya mendorong masyarakat agar memahami sikap hidup bermasyarakat, berbangsa, beragama dan bernegara sesuai dengan dasar negara Pancasila?"

"Insya Allah. Kami akan terus berupaya agar bisa berlangsung secara kontinyu bagi kehidupan kita ini. Mohon doa panjenengan semua agar kami bersama tim semakin mantap menjalankan amanat ini," jawab Nasim.

Khidmat dan banyak senyum memberikan semangat baru bagi bermanfaat acara yang diakhiri dengan makan bersama dan ramah tamah. Apalagi setelah para warga yang hadir diajak foto bersama. (KRA, www.sorot-rakyat.com)

Ayo daftar Jadi Jutawan