Magelang, laskarjagad.blogspot.com -- Perhitungan cepat yang dilakukan Tim Rohadi Pratoto-Muhamad Achadi (RohmaD) menujukkan hasil pasangan ini menang 36,59% mengungguli pasangan Zam-Zam yang memperoleh 33,56%.
Metode digunakan Tim Rohmad perhitungan cepat seluruh TPS yang berjumlah 2.417 TPS. Data dikirimkan melalui pesan singkat (SMS) dari saksi-saki tiap TPS kepada Tim Media Center Rohmad yang dipusatkan di Kantor DPC PKB Kabupaten Magelang.
Sekretaris Tim Pemenangan Rohadi-Achadi, Saefudin Ompong, menjelaskan perhitungan selesai dilakukan pada jam 16.00 WIB dengan hasil Rohadi-Achadi 36,59% atau 342.388 suara, Zamzam 33,56% atau 314.035 suara, Susilo-Mujadi 14,27% atau 133.530 suara, Marhaban 7,56% atau 70.742 suara, Maspri 5,27% atau 49.314 suara, Handoko-Eko Purnomo 2,75% atau 25.733 suara.
Saefudin menambahkan angka partisipasi pemilih (suara sah, Red.) mencapai 67,3%, suara rusak 3,7% dan golput 29%. Pihaknya mengaku bersyukur melihat hasil ini, tetapi kita tetap menunggu hasil akhir dari penghitungan manual yang akan dilakukan oleh KPU. Ia meminta seluruh jaringan pendukung Rohmad untuk mengawal penghitungan suara di setiap tingkatan, dari penghitungan tingkat desa, kecamatan dan kabupaten.
"Ini penting untuk mengantisipasi kemungkinan permainan curang dalam penghitungan akhir”, kata pria yang akrab disapa Ompong ini kepada sejumlah wartawan di Kantor DPC PKB Kabupaten Magelang, 27/10 sore.
Sementara itu, Ketua Tim Pemenangan Rohadi-Achadi Drs. Suwarsa menghimbau seluruh pendukung Rohmad untuk mensyukuri kemenangan ini secara bersahaja.
“Tidak perlu berlebihan. Silahkan melakukan sujud syukur di rumah masing-masing. Kemenangan Rohmad adalah kemenangan rakyat Magelang yang menghendaki perubahan. Mari kita kawal penghitungan sampai pelantikan kelak”, tegas Warsa.
Suwarsa menambahkan, dalam waktu dekat dirinya akan melakukan komunikasi bersama Rohadi-Achadi kepada para paslon lain untuk bersama-sama membangun Magelang di masa depan. |kra|
Minggu, 27 Oktober 2013
Selasa, 22 Oktober 2013
JANGAN PUNAH CUCAK IJO
Di
Pasar Burung Jalan Piere Tendean Banyuwangi (08/10/2013), dua orang pedagang
sedang asyik tawar-menawar burung Cucak Ijo. Satwa bernama Latin Chloripsis Sonnerati ini banyak berkembangbiak secara alamiah
di wilayah ujung timur Pulau Jawa, terutama di kawasan hutan Alas Purwo dan
Gunung Gumitir. Cucak ijo salah satu unggas banyak digemari karena warna
hijaunya yang cerah dan suaranya merdu unik. Dari tangan pemburu cucak ijo yang
baru ditangkap dari alam harganya mencapai Rp600.000/ekor jantan. Untuk jenis betina
Rp400.000. Jika sudah jinak dan suaranya mapan, kuat, dan keras bisa mencapai
Rp5.000.000.
Di
Pasar Pramuka, Jakarta Timur, bakalan cucak ijo asli Banyuwangi ditawarkan
Rp800.000, sementara bakalan cucak ijo lampung ditawarkan Rp400.000.
Untuk
melindungi satwa yang makin diburu ini Pemkab Banyuwangi perlu menerbitkan
Peraturan Daerah untuk melindunginya agar tidak punah dengan cara mengatur
sistem penangkaran terpadu dan pembatasan perburuan liar.
DATA
FOTO:
Judul:
JANGAN PUNAH CUCAK IJO
Lokasi:
Pasar Burung, Jln Piere Tendean Banyuwangi
Fotografer:
Kholilul Rohman Ahmad
TANDA CINTA BANYUWANGI
Upaya
Banyuwangi dengan kerja keras memasyarakatkan citra eksotis demi menarik orang
berkunjung, produsen oleh-oleh untuk wisatawan mencetak kaos bertulis slogan
lokal-global, antara lain, 'I Love BWI' dan 'Banyuwangi Lebih Baik'. Berharap
lebih banyak konsumen membeli kaosnya, pedagang bermobil ini memajang dagangannya
di pinggir Jalan Raya Giri, jalan utama jalur Banyuwangi-Jember. Kaos katun ini
ditawarkan seharga Rp35.000 sampai Rp65.000.
"Ini
harga murah, Mas. Di toko harganya sesuai label itu," katanya.
Dilihat
di label kaos itu harganya lebih murah 30 persen. Kampanye melalui berbagai
media, termasuk melibatkan perajin kaos, belakangan ini gencar dilakukan oleh
Pemkab Banyuwangi bertujuan mendongkrak angka kunjungan wisatawan ke Kota Sri
Tanjung ini.
DATA
FOTO:
Judul:
TANDA CINTA BANYUWANGI
Lokasi:
Jalan Raya Giri, Banyuwangi
Fotografer:
Kholilul Rohman Ahmad
Musyawarah Pedagang Burung
Pasar burung di kawasan Jalan Piere Tendean Banyuwangi adalah salah satu sudut kota paling eksotis untuk tujuan wisata di kawasan ujung timur Pulau Jawa ini. Meski tidak seramai Pasar Burung Ngasem Yogyakarta, namun cukup variatif berbagai jenis burung yang diperdagangkan di tempat ini.
Di
tempat ini pengunjung bisa ikut bertransaksi jual beli berbagai jenis burung.
Atau hanya menonton para pedagang yang bercandaria menunggu pembeli. Di sinilah
burung asli Banyuwangi, Cucak Ijo (Chloripsis Sonnerati yang
termasuk ke dalam golongan Chloropseidae), sering diperdagangkan.
Meski
dari segi ekonomi nilainya tidak sebanding besarnya dengan pasar modern (mall) atau toko kelontong modern yang
sedang menjamur, namun nilai sejarah dan sebagai pendukung kekayaan kota Banyuwangi
pasar burung ini butuh sentuhan politik agar berkembang dan eksis menghiasi kota.
Pemkab
Banyuwangi sebaiknya mengajak bermusyawarah para pedagang dalam kerjasama untuk
ikut memelihara keindahan dan keunikan pasar burung ini untuk memajukan
pariwisata. Seandainya pasar burung ini lenyap tergerus zaman maka berkuranglah
khazanah Banyuwangi sebagai kota yang layak dikunjungi.
DATA
FOTO:
Judul:
MUSYAWARAH PEDAGANG BURUNG
Lokasi:
Pasar Burung, Jln Piere Tendean Banyuwangi
Fotografer:
Kholilul Rohman Ahmad
Langganan:
Postingan (Atom)