Sabtu, 31 Desember 2016

Bahagia Cak Imin Sambut Tahun Baru 2017

1. Cak Imin sapaan akrab Bpk A. MUHAIMIN ISKANDAR salah satu politisi muda NU yang langka.  #PKBday

2. Di usianya yang sangat muda sudah menduduki posisi-posisi strategis baik di DPR RI, di partai maupun di pemerintahan. #PKBday

3. Bisa dibayangkan, saat menjabat sebagai Wakil Ketua DPR RI Tahun 1999, Cak Imin baru berumur 32 tahun. Dan, rekor tersebut sampai hari ini belum terpecahkan. #PKBday

4. Karier politiknya melesat dengan cepat, tapi batu ujiannya juga berat. Berkali-kali Cak Imin dihempaskan oleh pertarungan politik yang sangat keras #PKBday

5.  Sehingga memaksanya ke pinggir. tapi kemudian berhasil masuk ke tengah lagi sebagai penawar dan solusi terhadap problematika kebangsaan yg pelik. #PKBday

6. Cak Imin, di dalamnya mengalir darah pesantren, aktivis dan modernitas. #PKBday

7. Dipercaya memimpin Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, sebuah kementerian yang sarat dengan dinamika. #PKBday

8. Demo buruh, protes keras para TKI, beratnya medan transmigrasi, reformasi birokrasi adalah menu sehari-hari Cak Imin. Tapi ia terus bekerja dan bekerja. #PKBday

9. Filosofi hidupnya, sebaik-baik orang adalah yang bisa memberikan manfaat, sekecil apapun manfaat itu. #PKBday                      

10. Merekam perjalanan seorang tokoh Indonesia, yang bernama A. Muhaimin Iskandar amatlah menarik,  didalamnya terhampar sejarah seorang santri yang besar di lingkungan pesantren di daerah Denanyar Jombang. #PKBday

11. Cak Imin, biasa dia disapa,  adalah seorang santri yang religius. Hal itu  terpancar pada laku dan semangatnya untuk selalu bersama  jama’ah dan alim ulama yang sekarang dijalani. #PKBday 

12. Cak imin adalah napak tilas kakek buyutnya yang telah mengobarkan semangat resolusi jihad dalam melawan segala bentuk  penjajahan dan penindasan serta ketidak adilan.  #PKBday

13. Akar tujuan yang dibangunnya telah menjadi modal penting saat memasuki dunia aktifis dan keilmuan. #PKBday

14.Cak imin bersama sahabat-sahabat PMII,  membangun mimpi tentang Indonesia yang sejahtera. Dari kota pelajar Yogyakarta, komunalisme itu terekam dalam beberapa gambar idealisme seorang aktifis PMII. #PKBday

15.Sebagai seorang mantan ketua umum PB PMII, Cak imin adalah politisi muda yang dipersiapkan untuk memimpin Partai Kebangkitan Bangsa. #PKBday

16. Proses transformasi dari tokoh kharismatik Gus Dur kepadanya tidaklah mudah. #PKBday

17. Dinamika yang terjadi dalam Partai Kebangkitan Bangsa telah menginsafkannya pilihan pada keagungan manajemen kepemimpinan. #PKBday

18.  Melalui kerja keras dan konsolidasi yang terus dilakukan, cak Imin telah menghadirkan gambar-gambar  keberhasilan dan kesuksesan Partai Kebangkitan Bangsa yang didukung oleh jutaan pemilih. #PKBday

19. Kebanggaan terpancar jelas pada perayaan harlah 17 tahun PKB. Dengan disaksikan pasangan presiden dan wakil presdien terpilih #PKBday

20. tumpeng itu diberikan kepada KH Azis Mansyur selaku dewan Syuro PKB yang telah ikut mentasbihkan kemenangan Jokowi-JK pada Pilpres 2014 yang lalu. #PKBday

@BeritaPKB

-Kholilul Rohman Ahmad

Gus Yusuf, KLG, Haul Gus Dur 7

Undangan, kerawuhan sahabat, poro sanak, kadang pada acra

HAUL GUS DUR7  2016"
Zuhud Social Media
"Temu Fisik untuk Kesehatan Medsos"

Refleksi akhir tahun bersama Gus Yusuf-Sutanto Mendut

Kamis 29 12 2016
Pesantren Entepreneur API Tempuran Magelang

Pukul 15.00
Tahlil bersama sahabat PMII
Pukul 16.00.
Diskusi Cinematografi dan Dakwah Islam Ramah

Pukul 19.00- selesai

1.Video Catatan Gus Dur
2. Pertunjukan Musik dr Jodho Kemil
3. Pembukaan oleh MC
4. Sambutan Tuan Rumah ttg Acara
5. Pertunjukan Musik dr Rizal Bay Khaqi Yogya
6. Pertunjukan Musik dr Endah Laras Solo
7. Renungan dari Tokoh
8. Pertunjukan Sanggar Wonoseni, Wonolelo "Problema Medsos"
9. Pertunjukan Tari dr Sujono Keron "Tanggap Medsos"
10. Pertunjukan Tari dari Siti dkk "Konflik Selfi"
11. Renungan dari Tokoh
12. Pertunjukan Tari "Obros"
13. Pertunjukan Tari dari Warangan "Narsis Aja Repot"
14. Puisi oleh Atika Kolaborasi Ismail Cirebon, Siti, Ipang, Cipto.
15. Renungan dari Tokoh
16. Pertunjukan Tari dr Lira "Narsis Cantik"
17. Pertunjukan Tari "Goh Muko" Kolaborasi Komunitas Lima Gunung dan Bohemian.
MC: Sholahuddin Al-ahmadi dan Endah Pertiwi Lima Gunung

Rabu, 28 Desember 2016

Nasim Khan: Pabrik Gula di Situbondo harus Eksis

Perbincangan serap aspirasi rakyat oleh anggota DPR FPKB M Nasim Khan terbawa aura positif dan optimis akan terwujudnya kesejahteraan bagi petani. Pabrik gula di wilayah Situbondo adalah salah satu penopang kesejahteraan petani tebu.

"Bila tanpa pabrik gula, tebu kami mau dibawa ke laut?," tanya Adi Purnomo, petani tebu Asembagus.

Meskipun akhir tahun ini para petani diliputi rasa kuatir akan dampak sistemik atas rencana ditutupnya tiga pabrik tebu, namun berkat perjuangan Nasim Khan optimisme tetap menyeruak hangat.

Para petani tebu meminta Nasim Khan gigih memperjuangkan kepentingan petani tebu agar serapan pasar tebunya jelas dan terarah.

"Kuncinya jelas, harus eksis pabrik tebunya," katanya.

Para petani tebu Asembagus bersilaturahim dan ramah tamah dengan anggota DPR asal Situbondo itu di sudut taman yang indah dan asri.

Jumat, 23 Desember 2016

M HANIF DHAKIRI: TKA ILEGAL ADA, TAPI ISU TKA CHINA ITU POLITIS


M HANIF DHAKIRI:
TKA ILEGAL ADA, TAPI ISU TKA CHINA ITU POLITIS

Jakarta - Isu maraknya Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China masuk ke Indonesia cukup meresahkan masyarakat. Meski diakui TKA ilegal itu masih ada, tetapi isu TKA China itu dinilai politis.

"Saya tidak pernah bilang tidak ada TKA China. Saya juga tidak pernah bilang tidak ada TKA ilegal. Tapi saya menolak istilah yang digunakan untuk framing isu TKA China. Misalnya istilah serbuan, banjir, serangan, kepungan dan semacamnya yang jelas melebih-lebihkan dan membesar-besarkan. Padahal faktanya nggak begitu. Jelas terlihat framing politiknya," ujar Menteri Tenaga Kerja (Menaker) Hanif Dhakiri saat berbincang dengan detikcom, Jumat (23/12/2016).

Hanif memaparkan data TKA secara nasional dalam lima tahun terakhir. Tahun 2011 total TKA dari semua negara adalah 77.307. Tahun 2012 sebesar 72.427. Tahun 2013 sebanyak 68.957. Tahun 2014 sebesar 68.762. Tahun 2015 sebanyak 69.025. Dan sampai akhir 2016 ini sebesar 74.183 orang.

"Jadi, data 2016 bukanlah angka terbesar dalam lima tahun terakhir. Makanya saya katakan, rerata nasional TKA kita sekitar 70-an ribu setiap tahun. Ada yang masuk, ada yang keluar. Pemerintah memiliki skema pengendalian yang jelas," tegasnya.

Berikut wawancara lengkap detikcom dengan Menaker Hanif Dhakiri:

*Masyarakat resah soal TKA China. Tanggapan Anda?*

Resah terkait TKA China itu bisa dua hal. Pertama, sebagian masyarakat resah terhadap ISU TKA China. Bukan TKA China-nya yang bikin resah, tapi ISU tentang TKA China-nya yang bikin resah karena begitu massif. Kedua, sebagian masyarakat lainnya resah terhadap kehadiran TKA China yang dianggap terlalu banyak dan mengambil lahan pekerjaan warga lokal. Keresahan yang kedua ini sebagian besar timbul sebagai akibat dari masifnya isu TKA China, khususnya melalui media sosial dan media non-mainstream.

*Jadi, masyarakat resah terhadap isu TKA China, bukan pada TKA Chinanya? Bisa lebih dijelaskan?*

Isu TKA China yang ramai saat ini bukan kali pertama. Ini episode ketiga dimana isu TKA China muncul ke publik sejak Februari 2015 lalu. Episode kedua pada April 2016. Polanya saya lihat sama. Pertama, membuat kisah/cerita meyakinkan melalui situs abal-abal. Dua, menggunakan angka bombastis, manipulatif atau palsu. Tiga, memainkan foto insidentil atau hoax lalu digeneralisasi. Empat, memviralkan itu semua di sosial media, terutama facebook, twitter dan whatsapp group, hingga mempengaruhi media mainstream.

Cara kerjanya juga sama. Daur ulang berita lama, disinformasi melalui foto dan meme, distorsi fakta lapangan, pembesaran kasus-kasus TKA, manipulasi wisatawan sebagai TKA, hiperbolisme, insinuasi, provokasi dan lain-lain. Intinya adalah penetrasi narasi yang disebut "asing dan aseng". Biar tambah sedap aroma isu TKA China-nya, dibuat juga aksi-aksi provokasi di lapangan. Misalnya aksi sweeping TKA China oleh kelompok tertentu.

Jadi, isu TKA China itu tidak mencerminkan realitas sebenarnya. Ia adalah realitas yang dibentuk (framing reality) untuk mempengaruhi persepsi orang dengan narasi  "asing dan aseng" yang indikasinya mengarah pada adu domba unsur-unsur dalam masyarakat. Misalnya, adu domba antara Islam dengan non-Islam, pekerja Indonesia dengan pekerja asing, pribumi dengan cina, pemerintah dengan rakyat, dan lain sebagainya. Bahkan, organisasi Islam terbesar seperti NU juga menjadi sasaran, dimana warganya diadu domba dengan pemimpin/kiainya.

*Motif dan tujuannya kira-kira apa, serta siapa yang melakukan itu?*

Secara pasti saya tidak tahu. Tapi dari histori dan trend isunya, saya mencium bau penggalangan sentimen anti-china, lalu mungkin anti-komunis, dan seterusnya. Ujung-ujungnya bisa saja delegitimasi pemerintah atau bahkan lebih dari itu. Boleh jadi, isu TKA china ini hanya prakondisi saja dari sebuah narasi besar untuk mencerai-beraikan kebangsaan kita dan NKRI.

Tentang siapanya, silakan Anda investigasi. Jejak-jejak soal itu di media sosial saya kira cukup jelas. Media sosial dimanfaatkan betul untuk kepentingan itu. Dunia sosmed kan kepo banget. Paling bangga kalau menjadi yang pertama membagi informasi apapun meski dari sumber tak jelas. Paling hobi sharing tanpa saring. Begitulah mungkin kalau kita banjir informasi tapi kering kebijaksanaan.

*Dengan kata lain, isu TKA China itu dikapitalisasi secara politik?*

Saya rasa demikian. Seperti saya jelaskan sebelumnya, isu TKA China bukan baru muncul sekarang ini saja. Sebelumnya sudah muncul sebanyak dua kali sejak awal 2015. Jika saat Pilpres yang muncul adalah isu Cina, setelah Pilpres isunya TKA China. Ini seperti ada benang merah dari sisi isu, yakni seputaran China.

Kita tahu bahan bakar konflik di republik ini yang paling gampang disulut ada tiga: isu agama, isu cina dan isu komunis. Jika ketiga isu itu digoreng-goreng, bukan saja kemunduran demokrasi yang akan terjadi, tapi lebih dari itu sangat berbahaya bagi keutuhan NKRI dan kebhinekaan kita.

*Oke, tapi masak iya tidak ada faktanya sama sekali soal TKA China itu? Terlebih TKA China yang ilegal?*

TKA ilegal ada, tapi isu TKA China itu sudah diframing secara politik. Warna uang baru saja diasosiasikan dengan China lewat meme-meme. Hal-hal kecil dibesar-besarkan, satu peristiwa digeneralisasikan, dan sebagainya.

Saya tidak pernah bilang tidak ada TKA China. Saya juga tidak pernah bilang tidak ada TKA ilegal. Tapi saya menolak istilah yang digunakan untuk framing isu TKA China. Misalnya istilah serbuan, banjir, serangan, kepungan dan semacamnya yang jelas melebih-lebihkan dan membesar-besarkan. Padahal faktanya nggak begitu. Jelas terlihat framing politiknya.

Ketika Dirjen Imigrasi bilang 1.3 juta turis China masuk Indonesia tahun ini, langsung diplesetkan menjadi TKA China. Penangkapan beberapa TKA ilegal di daerah oleh aparat pemerintah langsung digoreng jadi ribuan, bahkan jutaan. Pokoknya sedikit-sedikit China. Nanti sedikit-sedikit komunis dan seterusnya. Nggak masuk akal kok dipercaya. Ini yang sesungguhnya bikin resah masyarakat.

Coba anda perhatikan bagaimana cerita atau kisah-kisah tentang TKA China itu dikemas begitu personal dan diolah secara meyakinkan. Misalnya cerita begini: "Pas saya di bandara ini, saya lihat puluhan tenaga kerja China di sana. Gila! Badan mereka kekar-kekar. Sepertinya mereka tentara. Wah, Indonesia dikepung China nih!". Cerita beginian banyak bertebaran, dan dilengkapi dengan foto insidentil atau hoax biar makin meyakinkan.

Kisah-kisah semacam itu memenuhi ruang media sosial kita, lalu diviralkan kemana-mana. Dibangun persepsi seolah-olah Indonesia dikepung, diserbu, dibanjiri, diserang oleh China. Seolah-seolah! Saat saya bilang faktanya adl Indonesia mengepung China karena jumlah TKI kita di China jauh lebih besar dari TKA China di Indonesia, eh ada yang marah. Marah karena kebohongan dan insinuasi yang coba dipaksakan untuk terlihat sebagai kebenaran, terbantah dengan fakta dan data.

Data TKA China itu jelas. Sampai November 2016 ini, jumlahnya hanya 21.271 orang. Kecil sekali. Bandingkan dengan TKI kita di Hongkong yang jumlahnya 153 ribuan, Macau 16 ribuan atau Taiwan yang 200 ribuan. Bagi yang mau sedikit berpikir rasional, jelas TKI kita di China lebih besar dari TKA China di Indonesia.
Eh, dijelasin begitu ada yang bilang: Hongkong kan bukan China, pak. Hahaha lucu!

Begini data lengkap TKA secara nasional dalam lima tahun terakhir. Tahun 2011 total TKA dari semua negara adalah 77.307. Tahun 2012 sebesar 72.427. Tahun 2013 sebanyak 68.957. Tahun 2014 sebesar  68.762. Tahun 2015 sebanyak 69.025. Dan sampai akhir 2016 ini sebesar 74.183 orang. Jadi, data 2016 bukanlah angka terbesar dalam lima tahun terakhir. Makanya saya katakan, rerata nasional TKA kita sekitar 70-an ribu setiap tahun. Ada yang masuk, ada yang keluar. Pemerintah memiliki skema pengendalian yang jelas.

*Kalau asal negaranya dari mana saja? Dan benarkah TKA China yang terbesar?*

Macam-macam. Dari China, Jepang, Korea Selatan, India, Malaysia, Amerika Serikat, Thailand, Australia, Filipina, Inggris, Singapura dan sejumlah negara lain. TKA China memang terbesar, tapi itu sangat masuk akal karena investasi China juga besar. Posisi investasi China di Indonesia naik dari ranking 13 ke ranking 3 dengan realisasi investasi sampai dengan September 2016 sebesar USD 1.6 milyar. Dan, sekali lagi, jika diperbandingkan dengan jumlah TKI kita di China, jumlah TKA China di Indonesia masih jauh lebih kecil.

*TKA China itu bekerja di sektor apa saja? Posisi apa saja yang mereka tempati? Karena di Bogor ditemukan TKA China sebagai buruh tani. Di tempat lain ditemukan jadi pekerja kasar di proyek konstruksi.*

TKA China tersebar di beberapa sektor, antara lain sektor konstruksi, perdagangan dan jasa, industri dan pertanian. Mereka menempati jabatan sebagai profesional, teknisi, advisor/konsultan, manajer, supervisor, direksi dan komisaris. Itu jabatan-jabatan yang memang boleh diduduki TKA menurut aturan kita.

Kalau pekerja kasar jelas tidak boleh. Itu tertutup untuk TKA. Aturan kita hanya membolehkan TKA yang skilled dan profesional. Jadi kalau ada TKA bekerja kasar, dari manapun asalnya, itu sudah pasti pelanggaran. Jika ditemukan pelanggaran, kita juga langsung tindak tegas. Pemerintah, baik itu Pengawas Imigrasi, Kepolisian, Pemda maupun Pengawas Ketenagakerjaan sudah, sedang dan akan terus melakukan penindakan itu secara tegas.

*Kalau TKA ilegal berapa banyak jumlahnya? Sikap pemerintah sendiri bagaimana menghadapi TKA ilegal?*

TKA ilegal itu adalah kasus. Kalau kasus, ia tidak perlu diperdebatkan, tapi langsung saja ditindak sesuai aturannya, termasuk tindakan deportasi. Jadi, pemerintah tidak ada kepentingan dengan TKA ilegal. Pemerintah juga tidak pernah membiarkan TKA ilegal. Kita selalu pro-aktif dalam pengawasan dan responsif terhadap laporan dari masyarakat. Setiap ada laporan pasti kita cek, periksa dan tindaklanjuti.

Dalam pengendalian TKA, prinsip pemerintah itu sederhana. Selama mereka legal dan tidak melanggar aturan ya nggak masalah. Indonesia bukan negara tertutup bagi TKA. Tapi mereka harus ikut aturan yang berlaku. Kalau mereka ilegal (tidak punya izin kerja, tidak punya izin tinggal) atau melanggar aturan ya kita tindak tegas. Kita tidak main-main soal itu dan sudah membuktikannya.

Semua negara pasti ada TKA ilegalnya, tak terkecuali negara maju di kawasan Amerika atau Eropa. Tapi yang terpenting adalah sikap pemerintahnya. Untuk Indonesia, sikap pemerintah jelas dan tegas, sebagaimana telah dibuktikan selama ini. Saya sendiri juga turun tangan menangkap yang ilegal itu dari tempat kerja, dan melalui pihak Imigrasi mendeportasi mereka ke negara asal.

Kalau soal jumlah TKA ilegal, itu harus dilihat dari kasus-kasus yang muncul. Sampai dengan akhir tahun ini, ada sekitar 683 TKA bermasalah yang ditangani Kemnaker. Mereka berasal dari berbagai negara, bukan China saja. Ada yang dari Malaysia, Filipina, India, Thailand, Korea Selatan, dan lain-lain. Dari angka itu, 587 TKA ilegal, dalam arti tidak ada izin kerja. 86 orang lainnya menyalahgunakan izin. Semua sudah ditindaklanjuti, termasuk deportasi.

Angka itu sudah termasuk kasus-kasus TKA yang muncul di Jakarta, Banten (Bayah), Jawa Barat (Bogor), Kepri (Batam), Sumut (Medan), Jawa Tengah (Cilacap), Bali (Buleleng). Sultra (Morowali), Jawa Timur (Gresik), Malut (Ternate), Sulut (Minahasa Utara), Papua dan lain-lain.

*Anda sepertinya tidak terlalu khawatir dengan TKA ilegal itu ya?*

TKA yang ilegal sudah pasti kita tangani serius dan antisipasi sebaik mungkin, termasuk memperkuat pengawasan bersama dan sinergi di antara seluruh instansi terkait. Jadi, bukan soal khawatir atau tidak khawatir. Tapi ini soal rasional atau tidak rasional. Presiden juga sudah menegaskan agar kita jangan terlalu khwatir dengan TKA. Jadi, kita rasional saja.

Rasionalnya, angka TKA ilegal kita jika diperbandingkan dengan TKA ilegal di negara lain itu jauh sekali. Di Korea Selatan, misalnya, TKI kita yang ilegal di sana mencapai 10 ribuan orang. Di Malaysia, angka TKA ilegal mencapai jutaan orang. Penduduk mereka itu lebih sedikit dibanding Indonesia. Itu berarti sistem pengendalian kita terhadap TKA berjalan baik.

Saya minta tolong, isu TKA ini jangan digoreng-goreng. Rakyat jangan ditakut-takuti terus. Kita harus jadi bangsa yang percaya diri, penuh optimisme dan siap bersaing. Kita genjot ekonomi kita, kita genjot SDM Indonesia agar kompetitif, kita perkuat kohesi sosial, kita perkokoh semangat kebangsaan dan kebhinekaan kita. Itu baru Indonesia namanya.

Secara keseluruhan, jumlah TKA di Indonesia masih sangat rasional. Reratanya hanya 70 ribuan per tahun. Coba bandingkan dengan TKI kita di luar negeri yang angkanya mencapai sekitar 6.2 juta orang.

TKI kita di Hongkong 153 ribuan, Macau 16 ribuan, Taiwan 200 ribuan, Korea Selatan 58 ribuan, Singapura 150 ribuan, Saudi Arabia 1 jutaan, dan banyak lagi TKI tersebar di kawasan Asia Pacifik, Timur Tengah, Eropa maupun Amerika. Kita obyektif dan fair saja agar tidak terjebak xenophobia (takut terhadap orang asing). Negara lain juga percaya diri, welcome-welcome dan biasa saja kok.

*Sebenarnya seberapa mudah sih TKA masuk ke Indonesia?*

Prinsip penggunaan TKA itu, izin mendahului orang. Perusahaan pengguna (sponsor) mengurus dulu izin kerja dan izin masuk bagi TKA-nya. Sesudah izin keluar barulah si TKA masuk dan bekerja di Indonesia. Individu TKA tidak bisa mengurus izin secara mandiri. TKA juga tidak bisa masuk dulu (misalnya pakai visa turis) lalu urus izin kerja belakangan. Nggak bisa. Izin harus mendahului orang.

TKA juga dikenai syarat-syarat masuk yang cukup ketat. Misalnya syarat kompetensi, pendidikan sesuai jabatan, pengalaman kerja, wajib alih teknologi atau keahlian, pendampingan oleh TKI, ditambah sejumlah syarat administratif lain. Perusahaan pengguna juga wajib membayar dana kompensasi sebesar USD 100 per orang/bulan yang dananya langsung disetor ke kas negara melalui bank. Perlu diketahui juga bahwa tidak semua jabatan boleh diduduki oleh TKA. Yang boleh hanya jabatan-jabatan tertentu yang bersifat skilled dan profesional. Pekerjaan kasar haram bagi TKA!

*Kalau mekanisme pengawasan TKA seperti apa?*

Mekanisme pengawasan TKA oleh Kemnaker ada tiga. Pertama, pengawasan preventif-edukatif. Ini mencakup sosialisasi, bimbingan teknis pelaksanaan aturan penggunaan TKA, dan pembinaan kepada perusahaan pengguna TKA.

Kedua, pengawasan persuasif non-justisia. Ini mencakup pemeriksaan atas pelanggaran penggunaan TKA, baik secara pro-aktif maupun responsif berdasarkan laporan dari masyarakat.

Ketiga, pengawasan represif pro-justisia. Ini mencakup penyelidikan dan penyidikan atas pelanggaran aturan penggunaan TKA.

Adapun skema yang dikembangkan dalam pengawasan dan pemeriksaan TKA ada empat. Pertama, pengawasan periodik. Ini pemeriksaan terhadap perusahaan pengguna TKA setiap 3 bulan sekali. Ada atau tidak ada masalah selalu dicek secara rutin.

Kedua, pengawasan responsif. Ini pemeriksaan penggunaan TKA berdasarkan laporan masyarakat. Begitu ada laporan dari masyarakat, kita respon. Benar atau tidak benar laporan itu, yang penting kita cek dulu. Kalau tidak benar ya sudah, yang penting sudah dicek. Jika benar ya kita proses dan tindaklanjuti sesuai ketentuan yang ada.

Dalam hal ini, bantuan dan kerja sama dari masyarakat sangat penting untuk melaporkan dugaan pelanggaran TKA dimanapun. Kalau menemukan pelanggaran TKA, silakan dilaporkan. Bisa ke disnaker, kantor imigrasi, polres maupun instansi terkait lain di daerah. Laporkan saja dan jangan sampai mengambil tindakan sendiri yang bertentangan dengan hukum. Percayakan pada pemerintah, semua laporan pasti ditindaklanjuti.

Ketiga, pengawasan insidentil. Ini pemeriksaan penggunaan TKA yang dilakukan sewaktu-waktu. Misalnya melalui inspeksi mendadak atau kunjungan incognito ke perusahaan pengguna atau ke lapangan. Keempat, pengawasan khusus. Ini pemeriksaan untuk tujuan tertentu, bersifat khusus, terkait penggunaan TKA.

*Ada keluhan soal diskriminasi upah antara TKA China dengan TKI. Bagaimana komentar Anda?*

Keluhan diskriminasi upah TKA dengan TKI saya kira muncul dalam kasus TKA ilegal. Lha, kalau status TKA-nya saja ilegal, maka sudah pasti lain-lainnya juga ilegal. Ibaratnya, kalau meminjam bahasa agama Islam, "jika wudlu-nya tidak sah ya pasti sholatnya juga tidak sah". Ngapain mempersoalkan upahnya jika statusnya saja ilegal? Ilegal ya kita tindak tegas, nggak usah diributkan ini itunya.

Diskriminasi upah itu nggak boleh. Sesama TKI saja upahnya tidak boleh didiskriminasi, apalagi antara TKA dengan TKI. Itu jelas dalam aturan ketenagakerjaan internasional maupun aturan ketenagakerjaan di dalam negeri. Pekerja dengan jabatan atau pekerjaan yang sama tidak boleh dibedakan upahnya. Pembedaan itu diskriminasi namanya.

Namun demikian, baik antar TKI maupun antara TKA dengan TKI, upah bisa berbeda kalau jabatan, pekerjaan,  masa kerja, pendidikan, kompetensi, produktifitas, atau kinerja berbeda. Perbedaan begini bukan diskriminasi, tapi bagian dari struktur dan skala upah di perusahaan.

Pengawasan terhadap penggunaan TKA juga mencakup pengawasan atas pelaksanaan semua norma atau aturan ketenagakerjaan dalam hubungan industrial. Misalnya soal upah, kepesertaan jaminan sosial untuk TKI atau asuransi untuk TKA, kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dan lain-lain. Pelanggaran atas norma-norma tersebut memiliki konsekuensi hukum.

*Terakhir, adakah pesan yang ingin Anda sampaikan kepada masyarakat terkait masalah ini?*

Dalam kaitannya dengan isu TKA China, tolong jangan gampang percaya dengan informasi yang sumbernya tidak jelas, misalnya dari situs abal-abal. Selalu cek dan ricek informasi yang kita terima dari sosial media seperti facebook, twitter, grup whatssapp dan semacamnya. Jangan sembarangan sharing informasi, forward sana sini tanpa melakukan pengecekan dan penyaringan.

Kemudian, jika menemukan indikasi pelanggaran penggunaan TKA, segera laporkan ke instansi pemerintah terdekat, seperti polisi, imigrasi, disnaker atau instansi terkait lainnya di daerah. Jangan mudah terprovokasi untuk melakukan tindakan yang melawan hukum terkait warga negara atau tenaga kerja asing.

Di zaman sosial media ini, kepalsuan bisa tampak sebagai kebenaran karena diucapkan atau disampaikan terus menerus. Kita semua harus hati-hati dan bijak. Soal TKA, pemerintah punya sistem kendali dan sikap yang jelas. Selama TKA itu legal atau tidak melanggar aturan, maka tidak ada masalah mereka masuk dan bekerja di negeri ini. Tetapi jika ilegal atau melanggar aturan, pemerintah juga tegas menindaknya sesuai ketentuan hukum yang berlaku. *(ega/nwk)*

Triono Wahyu Sudibyo - detikNews

Sabtu, 19 November 2016

NU, Dasar Negara, dan Azas Pancasila dalam Pandangan Achmad Siddiq (2)


~NU-Negara Nasional dan Formulasi KH. Achmad Siddiq

Oleh: Nur Kholik Ridwan (Anggota PP RMI NU dan alumnus PP. Darunnajah Banyuwangi )

Menurut para founding fathers NU, Islam yang diperjuangkan fiddin waddunya wal akhirah dinamakan Islam Ahlussunnah Waljamaah, yang mengakui empat madzhab fiqh yang berkembang (Maliki, Hanafi, Syafii dan Hanbali), bertasawuf menurut tradisi Imam Junaid, Imam al-Ghazali dan imam-imam lain di lingkungan Ahlussunnah Waljama'ah, dan beri’tiqad mengikuti jalan Imam Abu Hasan al-Asy'ari dan Imam Abu Manshur al-Maturidi, sebagaimana tercantum dalam Anggaran Dasar NU dalam berbagai periode tahun. Oleh generasi berikutnya, hal ini kemudian disebut Ahlussunnah Waljama'ah an-Nahdliyah, Ahlussunnah Waljama'ah yang berlaku di lingkungan NU, yang berpijak dalam konteks masyarakat Indonesia dan Nusantara.

Islam yang demikian, oleh KH Achmad Siddiq kemudian diformulasi dengan nama Islam rahmatan lil `alamin, jauh sebelum Gus Dur mengemukakan istilah-istilah Islam rahmatan lil `alamin dalam tulisan-tulisannya.

KH Achmad Shidiq mengatakan: “Nahdlatul Ulama didirikan untuk meningkatkan mutu pribadi-pribadi muslim yang mampu menyesuaikan hidup dan kehidupannya dengan ajaran agama Islam, serta mengembangkan-nya sehingga terwujudlah peranan agama Islam dan para pemeluknya sebagai rahmat bagi seluruh alam” (KH. Achmad Siddiq, Khittah Nahdliyyah, hlm. 12). Rais Am PBNU tahun 1984-1991 itu, juga menegaskan bahwa ciri-ciri diniyah Nahdlatul Ulama itu tercermin pada beberapa hal, di antaranya: “Bercita-cita keagamaan, yaitu izzul Islam walmuslimin menuju rahmatan lil`alamin (hlm. 15).

Islam rahmatan lil`alamin itu, penamaannya mengambil dari banyak ayat Al-Qur’an yang menyebutkan di antaranya wama arsalnaka illa rahmatan lil`alamin (QS. Al-Anbiya ayat 107).

Dalam ayat ini, terdapat beberapa riwayat yang menyebut Nabi sebagai rahmat yang membentang dan rahmat untuk sekalian alam. Di antara beberapa riwayat itu disebutkan dalam Tafsir Durrul Mantsur fi Tafsir al- Ma’tsur, yaitu riwayat Imam Muslim dari Abu Hurairah berkata: “Dikatakan kepada Rasulullah: ud`u `alal musyrikin. Nabi ber sabda: “inni lam ub`ats la’anan, wainnama buitstu rahmatan”; hadits lain dikeluarkan al- Baihaqi dalam ad- Dala’ il dari Abu Hurairah dengan kata: “innama ana rahmatun mahdatun”; ada juga hadis dari Ibnu Hamid dari Ikrimah berkata: “Dikatakan kepada Nabi Muhammad: “Ya Rasulallah ala tal`anu quraisyan bima atau ilaika.” Nabi bersabda: “Lam ub`ats la`anan, innama buitstu rahmatan”; dan juga diriwayatkan oleh Imam ath-Thayalisy, Ahmad, Thabrani, dan Abu Nuaim dalam ad-Dala’ il, dari Abu Umamah berkata: “Berkata Rasulullah Saw.: “Innallaha ba`atsani rahmatan lil `alamin wa hudan lilmuttaqin” (Jalaluddin as-Suyuthi, Durrul Man tsur fi Tafsir al-Ma’tsur, Jilid X, hlm. 405-406).

Menyimak dari hadits-hadits Nabi itu, ketika diminta melaknat dan mencaci orang-orang Quraisy, justru Nabi Muhammad menimpali: “Saya tidak diutus sebagai caci maki (tidak untuk mencaci maki), tetapi sesungguhnya aku diutus sebagai rahmat (untuk menebarkan kasih sayang).” Islam yang diajarkan itu adalah Islam yang mengedepankan akhlak mulia, bukan hanya pada dimensi apa yang diperjuangkan di mana Islam itu memang mulia, tetapi juga cara-cara memperjuangkan pun dengan akhlak yang mulia.

Oleh KH. Achmad Siddiq watak dan ciri-ciri Islam rahamatan lil`alamin itu, disebutkan oleh Al-Qur’an sendiri yang kemudian disimpulkan dengan tiga hal penting: at- tawasuth (QS. Al-Baqarah   ayat 143), al-i’tidal (al-Ma’idah ayat 9), dan at-tawazun (QS. Al-Hadid ayat 25). Di dalam Khittah NU kemudian ditambah lebih lengkap dengan at- tasamuh, dan amar ma’ruf nahi munkar, yang sebelumnya dilengkapi juga dengan Mabadi ’ Khaira Ummah (MKU) yang digagas KH. Mahfudz Siddiq, yaitu ash-shidqu, al-amanah wa al-wafa bil `ahdi, dan at-ta`awun (disetujui Muktamar NU tahun 1937), yang ditambah pada Muktamar NU tahun 1992 di Lampung dengan dua hal penting, yaitu al-`adalah dan al-istiqamah.

Bentuk dari implementasi sikap at-tawasuth di dalam masa lah kenegaraan, menurut KH. Achmad Siddiq, tercermin dari sikap dan pandangan Nahdlatul Ulama yang melihat bahwa: (1) Negara nasional yang didiri kan bersama oleh seluruh nasion/ rakyat wajib dijaga dan dipelihara eksistensinya; (2) Penguasa Negara yang syah harus ditempatkan pada kedudukan     terhormat dan ditaati, selama tidak menyeleweng, atau memerintah ke arah yang tidak bertentangan dengan hukum Alloh; (3) Kalau terjadi kesalahan dari pihak pemerintah, cara memperingatkannya melalui tatacara yang sebaik-baiknya (KH. Achmad Siddiq, Khittah Nahdliyyah, hlm. 66).
Meski begitu haruslah disadari bahwa peran NU dalam merumuskan dasar negara dan pandangannya dalam bentuk kenegaraan, mengalami proses panjang, baik di dalam adu argumentasi ataupun dalam sejarah politiknya, termasuk dalam riak-riak kecil dan besarnya di tengah gejolak Geosospolek bangsa Indonesia. Dari sudut ini bisa dilihat dari peran NU dalam merumuskan pandangan kenegaraan sebelum Republik Indonesia berdiri, pada masa pendirian bangsa zaman BPUPKI-PPKI, setelah itu dalam perdebatan tahun 1955 di sidang Konstituante, penerimaan Pancasila dan UUD 1945 di dalam Dekrit Presiden Soekarno, dan kemudian sampai pada perumusan dalam soal Pancasila dan azaz Pancasila di Munas Alim Ulama tahun 1983 dan Muktamar NU tahun 1984 di Situbondo.

Dari sejumlah peristiwa sejarah itulah, kemudian para kyai NU memberikan argumentasi dan formulasi argumentatifnya, agar bisa dimengerti generasi-generasi baru, seperti yang dilakukan KH. Achmad Siddiq, KH. Muchit Muzadi, KH. Abdurrahman Wahid, KH. Masdar Farid Mas`udi, dan banyak tokoh lain. Wallahu a’lam. [Nur Khalik Ridwan]

~~ bersambung dalam judul “Indonesia sebagai Daerah Islam/Wilayah Islam (1936)”.

~~ pemesanan kaos #saveNKRI melalui WA +6289634315159. Tulis ukuran (M / L / XL / XXL), warna, dan nama+alamatnya untuk pengiriman via PT Pos.

Jumat, 18 November 2016

Pilkada DKI, Agus-Silvy akan Geser Ahok


Bertubi tubi nya artikel pendek dan panjang yang bergentayangan di group WhatsApp terhadap isu Al Maidah 51 (cc Ahok), mungkin bisa dimasukkan, sebagai fenomena unggulan pada tahun 2016 ini. Betapa ucapan "pakai" dari mulut Ahok mengundang puluhan isu ikutan yg bersandar pada "keikhlasan"-nya. Saya mendapati setiap hari sepanjang bulan November ini tidak pernah absen orang meng-share artikel menuding/mendukung Ahok dengan berbagai variasinya.
Apapun bumbu yg dihidangkan ke sidang pembaca group WA, bahan bakunya adalah Ahok. Nyaris isu Ahok trending topik di sosmed tersaingi oleh isu "lebaran kuda" namun tidak lama lagi tenggelam, tidak mencapai 24 jam. Sekilas karakter tokoh Ahok agak berat dikejar.
Sebagai pendukung Agus AHY saya merasa terplintir-plintir mengikuti berbagai kejutan massal pada garis lurusnya isu Ahok. Pidatonya AHY beberapa saat yg lalu cukup menggembirakan utk bisa mengimbangi bom-bom dor-nya isu Ahok.
Sehingga, pidato AHY masih butuh support massal dari pemantik pemantik nya. Pada karakter AHY sdh ada modal utk mengejar Ahok. Butuh sentuhan alamiah lagi sebelum hari H pencoblosan.
Bahasa tubuh AHY sudah masuk sebagai tokoh baru utk menggusur Ahok dg kesantunan dan keramahan sebagai jawaban atas kegelisahan sebagian orang agar segera berganti pemimpin DKI yg "lebih berakhlaqul Karimah". Pada titik ini saya optimis isu Ahok mudah digeser oleh AHY dalam waktu tidak sampai pencoblosan.
Demikian. Salam SATU bahagia. @kholilpayaman
Keterangan foto: Agus Yudhoyono di depan Graha Gus Dur (5/10/2016)

Minggu, 06 November 2016

Nasim Khan Kawal Pelatihan Bengkel di Bondowoso

Bondowoso, laskarjagad.net,- Anggota DPR MPR RI M Nasim Khan menghadiri pelatihan perbengkelan di Ijen view hotel, Bondowoso, 7/11. Acara yang selenggarakan Kementerian Perindustrian dan Dinas Koperasi, Perdagangan, dan Perindustrian Bondowoso ini diikuti oleh puluhan pemuda angkatan kerja asal kecamatan Botolinggo, Kabupaten Bondowoso.

Menurut Nasim Khan, program Kemenperin yang dilaksanakan ini langsung ditujukan ke masyarakat karena bernilai penting bagi pertumbuhan ekonomi rakyat.

"Mereka ini yang menjadi ujung tombak ekonomi rakyat. Sudah pada maqam-nya pemerintah membekali dengan ketrampilan tepat guna," katanya.

Menurut Nasim, wakil rakyat di Senayan sudah mengusulkan agar pemerintah selalu menganggarkan program untuk kegiatan yg lebih riil di masyarakat. 

"Ilmu perbengkelan lebih pas seiring makin banyak mesin di masyarakat. Baik mesin motor maupun mesin pertanian," imbuhnya.

Riefky Yuswandi, Kasubdit Program pengembangan IKM kima sandang aneka dan kerajinan, Kementerian Perindustrian, menjelaskan, program ini bisa berjalan karena dukungan pak Nasim Khan di DPR.

"Kami berharap program ini bisa berjalan tiap tahun di Bondowoso," katanya.

Acara tersebut juga dihadiri pejabat dinas perindustrian dan perdagangan kabupaten Situbondo. Di dalamnya dilaksanakan realisasi serah terima alat pengembangan industri sandang kepada kelompok masyarakat Raudlatul Adawiyah, Besuki, Bondowoso.

KRA



Senin, 24 Oktober 2016

Nasim Khan Nyanyikan Lagu “Ndang Baliyo Sri” di Depan Menkeu

Ir M Nasim Khan, Anggota Komisi VI dari Fraksi PKB Dapil Jawa Timur III (Situbondo, Bondowoso, Banyuwangi). 
Jakarta, laskarjagad.net – Ketatnya pembahasan RAPBN 2017 di Komisi VI DPR tidak menyurutkan M Nasim Khan, Anggota DPR Dapil Jawa Timur III, untuk terus mengingatkan mitranya. Pekan lalu saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Nasim mengingatkan pentingnya sinergisitas antar lembaga pemerintah dalam memaksimalkan peran-peran kerakyatan. 

“Bu Menteri, jangan lupa sinergisitas,” pesannya kepada Menkeu Sri Mulyani. 

Kehadiran Menkeu di Komisi VI sekaligus mewakili Menteri BUMN Rini, menurut Nasim, sebagai konfirmasi atas pentingnya peran pemerintah dalam meningkatkan kinerja BUMN mengawal unit-unit usaha milik Negara untuk tujuan kemakmuran rakyatnya. Menteri Rini tidak hadir karena surat Ketua DPR belum ditanggapi Presiden Joko Widodo. 

“Hari ini saya sungguh bersyukur bisa bertatap muka dengan Bu Menteri (Sri Mulyani, red.). Ini bukti ke depan pengelolaan BUMN akan semakin baik,” tegas Nasim di depan Menkeu yang didampingi sejumlah Dirut dan Direksi BUMN, Sesmen Kementerian BUMN, dan Deputi BUMN di ruang rapat Komisi VI, Nusantara 1, Senayan, Jakarta, 19/10. 

Menurut Nasim, sebagai Wakil Rakyat, Komisi VI akan terus berupaya maksimal melaksanakan peran menyerap aspirasi rakyat dalam fungsinya sebagai budgeting, legislasi, dan pengawasan. Hal tersebut disampaikan Nasim sebagai titik tekan pentingnya mengutamakan rakyat dalam membuat kebijakan. 

“Kami ingin Bu Menteri selalu objektif menjalankan amanat rakyat sekaligus memaksimalkan program-program pemerintah untuk kepentingan rakyat,” pungkas Nasim. 

Dalam RDP politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini sempat menyanyikan lagi “Ndang Baliyo Sri” sebagai ungkapan kembalinya Menkeu Sri Mulyani Indrawati ke dalam jajaran kabinet Kerja pemerintahan Joko Widodo lebih giat bekerja untuk kepentingan rakya Indonesia, bukan yang lain. (kra)

Jumat, 21 Oktober 2016

Nasim Khan: Buruh PG di Situbondo harus Diselamatkan

Jakarta, laskarjagat.net,- Pimpinan dan sejumlah Anggota DPRD Situbondo mendatangi DPR Pusat di Senayan, Jakarta (19/10). Mereka menyampaikan aspirasi masyarakat Situbondo untuk meminta kebijakan penyelamatan terkait rencana penutupan pabrik gula (PG) di Situbondo.

Rombongan DPRD Situbondo dipimpin Ketua Basori Sonhaji diterima Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Farid Al-Fauzi dan didampingi sejumlah anggota Komisi VI, antara lain, Anggota DPR asal Jawa Timur III (Situbondo, Bondowoso, Banyuwangi) M Nasim Khan. Untuk menerima aspirasi dari Situbondo, Komisi VI menggelar RDPU (rapat dengar pendapat umum) dengan mereka.
M Nasim Khan, Anggota DPR Dapil Jawa 
Timur III (Situbondo, Bondowoso, 
Banyuwangi) Fraksi Partai Kebangkitan 
Bangsa). Foto: Aurangzeb

Juru bicara sekaligus Ketua DPRD dari FPKB Basori Shonhaji didampingi 20 anggota DPRD yang ikut hadir, menyampaikan keberatan atas penutupan 3 (tiga) pabrik gula di Situbondo, yaitu PG Panji, PG Olean, dan PG Wringinanom, di bawah pengelolaan PTPN XI. Alasannya, menurut Sonhaji, penutupan PG akan menambah pengangguran dan memperlambat roda ekonomi daerah.

“Sebab total karyawan tiga pabrik itu mencapai lebih dari 3.000 orang. Setiap orang menanggung lebih dari dua jiwa. Penutupan PG akan berdampak buruk secara langsung kepada meraka,” kata Sonhaji.

Tanah Menganggur
Dikatakan, dampak buruk bukan hanya akan dialami karyawan PG. namun ratusan petani tebu juga akan mengalami kesulitan ekonomi. Pasalnya kondisi tanah di Situbondo kurang cocok untuk tanaman selain tebu.

“Tanah mereka akan ikut menganggur. Banyak tanah di Situbondo kurang cocok untuk tanaman selain tebu. Mau tanam apa mereka? Ini yang harus dipikirkan,” tambahnya.
Sementara itu Anggota DPR RI asal Asembagus, Situbondo, M Nasim Khan, mengatakan, banyak lahan di Situbondo berada di kawasan sulit air. Sehingga mencari tanaman penggantinya tidak mudah. 

M Nasim Khan bersama Anggota DPRD 
Kabupaten Situbondo setelah 
RDPU Komisi I DPR,
Senayan, Jakarta, 19/10/2016
“Tanah di sana (Situbondo, red.) tidak cocok ditanami padi atau palawija yang butuh banyak air. Jadi, lahan terancam mubadzir (sia-sia) dan tidak bermanfaat maksimal,” kata Nasim.  

Nasim Khan menyatakan, sebagai Wakil Rakyat dari Situbondo mengapresiasi aspirasi teman-teman DPRD Situbondo yang telah melakukan langkah-langkah membantu rakyat mengatasi penutupan PG.

Langkah Jangka Panjang
Dikatakan, pihaknya juga akan memaksimalkan peran sebagai Anggota DPR dengan mencari solusi bagi pembenahan dan pengembangan potensi Situbondo sebagai Kota Gula, baik dengan cara privatisasi atau revitalisasi atau pembangunan pabrik modern ditempatkan di Situbondo.

“Ini langkah jangka panjang, baik penyelamatkan karyawan maupun pengembangan lahan pertanian tebu. Sehingga bisa menekan angka pengangguran,” tutur Nasim. 

Selain itu, Nasim meminta Menteri BUMN dan Direktur PTPN XI segera mengambil langkah-langkah kongkrit untuk mengatasi persoalan ditutupnya tiga PG di Situbondo.

“Ini soal kehidupan mereka (karyawan, Red.). Tidak bisa ditunda-tunda. Bu Menteri dan Pak Dirut PTPN harus segera mengambil langkah,” pungkas Nasim. (kra)

Selasa, 11 Oktober 2016

Nasim Khan Kirim Delegasi Parlemen Santri dari Situbondo

Asembagus, LaskarJagad.net -- Anggota DPR Ir M Nasim Khan mengirimkan delegasi dari Situbondo untuk menjadi peserta Parlemen Santri di Gedung DPR, Senayan, Jakarta (11-12/10/2016). Ravika Mery Andani, delegasi dari SMA Negeri 1 Situbondo itu dikirim karena lolos seleksi lomba opini santri tingkat Dapil Jawa Timur III.

Menurut Bang Nasim, selain menjadi peserta parlemen santri, Ravika masuk nominator lomba opini santri HUT FPKB ke-17 untuk dikompetisikan dengan peserta dari daerah lain di tingkat nasional.

"Ini kebanggaan kami Situbondo bisa memberangkatkan Adinda Ravika karena karya tulisnya terbaik," tutur bang Nasim.

Menurut anggota dewan juri di Dapil, Achmad Barisi, lolosnya Ravika menyisihkan beberapa peserta lain yang gugur karena karya tulisnya kurang menonjolkan aspek pentingnya kesejahteraan rakyat. Selain itu ada yang gugur karena pengirimnya mahasiswa.

"Karya tulis Ravika kami nilai terbaik dan layak dibawa ke Jakarta," tutur Barisi sembari menerangkan judul karya Ravika adalah "Yang Dipimpin, Baru Pemimpin".

Parlemen santri digelar oleh fraksi PKB DPR dalam rangka HUT ke-17 tahun 2016 ini. Diikuti 300 peserta terdiri santri/pelajar. Di antara mereka adalah para nominator lomba karya tulis opini santri yang lolos seleksi di tingkat Daerah Pemilihan setempat.

Selain Situbondo, Dapil Jawa timur III juga mengirimkan 2 delegasi dari Banyuwangi dan 1 dari Bondowoso. (Kra)

Keterangan foto:
1. Ravika Mery Andani dan Ir M Nasim Khan (tengah). (Foto: M Rizah)

2. Ravika (jilbab ungu) berlatih simulasi memimpin Sidang Paripurna Parlemen Santri bersama peserta lain dari Medan, Pati, Pekalongan, Kuningan, dan Pemalang. Latihan di Perum RJA DPR Kalibata, Jakarta Selatan.

3. Ravika (jilbab hitam) duduk di kursi pimpinan saat memimpin Sidang Paripurna Pertama Parlemen Santri dengan agenda pemilihan pimpinan sidang definitif di ruang KK II, Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta. Ravika terpilih sebagai pimpinan itu bersama Ahmad Iir Irsyad asal Pati.


Senin, 08 Agustus 2016

Nasim Khan Resahkan Industri Kerajinan Situbondo

Mimbaan, Situbondo,- Situasi ekonomi belum berangsur membaik masih dirasakan oleh kalangan usaha di #Situbondo. Pedagang kecil di pinggir jalan atau warung kaki lima bongkar pasang merasakan penurunan omset sejak dua tahun terakhir.

Hal ini, antara lain, dijumpai M Nasim Khan saat melakukan kunjungan kerja masa reses Anggota DPR di Sletreng, Kapongan, Situbondo.

Industri kerajinan kayu di Situbondo di lebih pahit merasakannya. Indikatornya, permintaan kirim barang ke Jakarta dan Bali tidak seramai tahun-tahun sebelumnya.

Salah satu harapan untuk tetap bertahan industri ini adalah mengikuti kegiatan dari pameran ke pameran.

"Keramaian omset industri kerajinan dari Situbondo ditopang even. Selain itu belum bisa diharapkan," tutur M Reza Pahlevi, staf Dinas Koperasi dan UMKM Pemkab Situbondo, kemarin, (8/8).

Merasakan geliat ekonomi Situbondo yang mengendur, Nasim Khan menyatakan akan melaporkan ke Fraksi PKB DPR RI di Jakarta. Selain itu pihaknya akan membantu komunikasi ke Kementerian Koperasi UMKM RI untuk mempercepat realisasi program perkoperasian di daerah.

"Kebetulan saya diamanati duduk di komisi VI DPR. Insya Allah, program perkoperasian bisa membantu mendorongnya. Saya bisa langsung menyampaikan ke Pak Menteri," ujarnya.

Tampak dalam gambar, M Nasim Khan dan Reza (membelakangi kamera) berdialog serap aspirasi disaksikan sejumlah pengrajin dan pengusaha lokal Situbondo. (Teks dan foto: KHOLILUL ROHMAN AHMAD.

Kamis, 19 Mei 2016

Pesan Khataman Mujahadah di Radesa

KETUA UMUM DPP PKB ABDUL MUHAIMIN ISKANDAR DAN KH MUNIF ZUHRI GIRIKUSUMO MEMIMPIN MUJAHADAH DI KANTOR DPP PKB JLN RADEN SALEH, CIKINI, JAKARTA, 18/05/2016 MALAM. 

Tadi malam (18/05/2016) saya berkesempatan hadir dalam malam doa rathibul ‘athas bertajuk Mujahadah Untuk Bangsa di Kantor DPP PKB, Jln Radesa, Jakarta. Acara rutin selapanan tiap Rabo Pon (malam) itu sebagai pungkasan mujahadah untuk tahun ini, ya semacam khataman akhirussannah ala pondok pesantren. Karena sebentar lagi akan memasuki bulan Ramadhan. Acara doa dipimpin oleh KH Munif Zuhri Girikusumo dan dibuka oleh Ketua Umum Abdul Muhaimin Iskandar.

Dalam kata pembuka Cak Imin, panggilan akrabnya, mengingatkan kepada semua hadirin, umumnya kepada kader PKB di seluruh Indonesia bahwa Partai Golkar sudah menentukan ketua umumnya, yakni Setya Novanto.

Ya. Golkar memilih SN karena kaya raya. Golkar bisa menjadi pemenang kedua pada pemilu 2014 karena ditopang oleh sejumlah perangkat yang kuat, antara lain dana dan logistik yang nyaris tanpa batas dalam upaya menjemput suara sebanyak-banyaknya.

Cak Imin mengingatkan, PKB pada pemilu 2014 sudah membuktikan eksistensinya dengan sumberdaya `apa adanya` yang jauh dari Golkar. Bahkan kemampuan finansialnya jauh tidak sebanding dengan Golkar. Toh PKB bisa mengimbangi partai-partai yang berkantong tebal.

“Mengapa? Karena PKB masih setia pada gagasan, jiwa, dan hati,” katanya.

Gagasan itu antara lain, kata Cak Imin, pentingnya memperkokoh demokrasi dan NKRI, menjaga keberagaman dan toleransi, menghapus kekerasan dan kejahatan kemanusiaan, menekan terorisme dan radikalisme, dan teguh berjuang membumikan Islam agar bermanfaat untuk alam semesta (rahmatan lil ‘alamin).

Jiwa itu adalah PKB harus menjiwai apa yang diinginkan rakyat. Sudah tidak berlaku lagi partai bikin program yang egois, yang sesuai keinginan dirinya. Makanya ke depan program PKB ya harus ikuti kemauan rakyat. Maunya rakyat apa? Jadi, tepiskan segala ego para kader PKB. Sandarkan perjuangan hanya untuk membela rakyat.

Hati itu adalah harus mau merasakan apa yang dirasakan oleh rakyat. Baik senang atau susah, kader PKB harus peka. Sebab hanya dengan modal hati PKB semakin dicintai rakyat.

“Kita harus yakin, bahwa hanya dengan hati dan jiwa lah PKB akan semakin dicintai rakyat,” pesannya.

Trend di masa depan, pesannya, sudah tidak akan berlaku lagi membeli suara rakyat pada saat pemilu. Uang tidak akan bisa lagi laku untuk membeli suara. Sebab rakyat semakin cerdas menyikapi akal-akalan partai politik yang mengutamakan uang, sementara gagasannya kosong.

Saya merasakan, acara pungkasan doa mujahadah tadi malam itu Cak Imin menyampaikan sambutan sebagai ungkapan kegelisahan atas fenomena yang sedang terjadi pada bangsa ini. Kecenderungan politik yang mengarah pada perebutan kekuasaan tanpa memperhatikan aspek jiwa dan hati rakyat ditengarai akan membahayakan keadaan bangsa Indonesia di masa depan.

Saya setuju banget dengan gagasan cak imin tadi malam. Sikap setuju dalam pengertian bahwa bangsa ini membutuhkan langkah-langkah politik yang penuh penjiwaaan dan perasaan (hati). Bahwa hakekat politik adalah untuk kemaslahatan umat. Bahwa ulama salaf telah berpesan tasharraful imam ‘ala raiyyah manutun bil maslahah, setiap tindakan pemimpin terhadap rakyatnya harus dikaitkan dengan kemaslahatan. Itu yang pertama.

Kedua, bahwa keberhasilan berjuang bermodal jiwa dan hati bukan sesuatu yang mustahil untuk dilakukan secara bersama melalui partai (organisasi). Gerakan bersama (kerelawanan) tanpa uang telah berhasil dilaksanakan dalam tajuk Nusantara Mengaji (7-8 Mei 2016) yang mampu menggerakkan lebih dari 3.240.000 warga Muslim Indonesia dalam satu waktu.

Ketiga, pesan Cak Imin tadi malam sekaligus bermakna refleksi bersama atas perjalanan PKB selama ini. Bahwa PKB sebagai bagian tak terpisahkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia harus lebih berani lagi dalam kreatifitas politik. Antara lain, berkreasi dalam mempertahankan dan meningkatkan eksistensi NKRI dalam percaturan global.

Keempat, saya merasakan pilihan-pilihan diksi Cak Imin dalam sambutan tadi malam mengandung pesan-pesan Mukernas berjudul Holopis Kuntul Baris: Menangkan Rakyat dalam Persaingan Global (6 Februari 2016). Semangat PKB untuk berani istiqamah mengawal gagasan yang pernah digaungkan sebelumnya adalah kreatifitas yang harus diteguhi PKB. (KHOLILUL ROHMAN AHMAD)









Senin, 02 Mei 2016

Pendidikan Kader PKB di Ujung Timur Jawa

INSTRUKTUR DPW PKB JAWA TIMUR -- Peserta pendidikan kader pertama (PKP) PKB di Banyuwangi menyimak pemaparan Instruktur narasumber Siti Nafsiyah dari DPW PKB, kemarin (2/5).

Banyuwangi - Dalam rangka meningkatkan kapasitas kader dan upgrading pengurus baru, Dewan Pengurus Cabang (DPC) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kabupaten Banyuwangi menggelar Pelatihan Kader Pertama di aula Pondok Pesantren Nurut Taqwa, Dusun Cemoro, Desa Balak, Kecamatan Songgon, kemarin (2/5).

Peserta yang mengikuti pelatihan itu perwakilan dari pengurus anak cabang (PAC) PKB dan Ranting PKB di tiga kecamatan daerah pemilihan (Dapil) II Banyuwangi, yakni Kecamatan Songgon, Singojuruh, dan Rogojampi. Acara dibuka oleh Ketua DPC PKB Banyuwangi, HM Joni Subagio.

Dalam pelatihan pertama kader itu, DPC PKB Banyuwangi menghadirkan narasumber Badrul Munir dari DPP PKB, dan Siti Nafsiyah dari DPW PKB Jawa Timur. Pada pelatihan itu, para kader diingatkan pentingnya peran PKB dalam menjawab kebutuhan masyarakat.

“Kader PKB harus selalu hadir di tengah umat, peduli dan ikhlas dalam membantu umat,” cetus ketua DPC PKB Banyuwangi, HM. Joni Subagio saat membuka acara itu.

Dengan kepengurusan baru, kata Joni Subagio, saat ini DPC PKB Banyuwangi menata langkah untuk terus lebih maju, di antaranya mengadakan kegiatan pelatihan bagi kader. Itu untuk meningkatkan militansi dan loyalitas terhadap partai. Dan yang terpenting, mampu memahami prinsip-prinsip perjuangan PKB.

"Semoga dengan pelatihan ini pada Pemilu 2019 PKB Banyuwangi mampu kembali pada masa kejayaan seperti tahun 2004 dengan perolehan 17 kursi di DPRD Banyuwangi,” harapnya.

Pendidikan kader pertama itu, jenjang pelatihan sebagai syarat kader untuk bisa menduduki kepengurusan di tingkat PAC dan Ranting. Pelatihan kader pertama itu, ditutup dengan prosesi pembaiatan yang dipandu oleh Sekretaris DPC PKB Banyuwangi, Muhammad Ali Mahrus, didampingi Anggota DPR RI Dapil Jawa Timur III, Ir. M. Nasim Khan.

Teks dan foto: KHOLILUL ROHMAN AHMAD

Minggu, 01 Mei 2016

Nasim Khan: Pancasila Itu Ideologi Kaum Santri

CENDERAMATA RAHMATAN LIL ALAMIN -- Anggota MPR RI dari Fraksi PKB, Ir M Nasim Khan, menyerahkan cenderamata rahmatan lil alamin kepada ketua DPC PKB Banyuwangi H Joni Subagyo saat melakukan sosialisasi empat pilar kebangsaan di Ponpes. Nurut Taqwa, Dusun Cemoro, Desa Balak, Kecamatan Songgon. Dari kiri ke kanan: Muhammad Ali Mahrus (Sekretaris DPC Banyuwangi), H Joni Subagyo (Ketua DPC), Ir M Nasim Khan, Pak Agung (MWC NU Songgon), dan Badrul Munir (DPP PKB). Teks dan foto: KHOLILUL ROHMAN AHMAD

Banyuwangi, SONGGON - Anggota MPR RI dari Fraksi PKB, Ir M Nasim Khan, melakukan kegiatan sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan, Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD NRI 1945, di hadapan ratusan santri, guru Ponpes Nurut Taqwa, kader dan simpatisan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Aula Pondok Pesantren (ponpes) Nurut Taqwa, Dusun Cemoro, Desa Balak, Kecamatan Songgon, kemarin (1/5)

Di hadapan para santri, pengurus, dan pengasuh ponpes Nurut Taqwa itu, Nasim mengatakan pentingnya para santri serta ponpes menjaga dan mengamalkan empat pilar PBNU, yakni Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD NRI 1945.

“Karena menjaga dan mengamalkan PBNU maka negara akan aman dan tetap utuh," katanya disambut tepuk tangan hadirin.

Nasim menjelaskan, kedatangannya ke Banyuwangi khususnya di Ponpes Nurut Taqwa adalah untuk mensosialisasikan PBNU. Sebab dengan Pancasila, semua suku agama dan etnis bisa disatukan.
“Di Indonesia ini ada banyak suku agama dan ras. Namun tetap kokoh dan aman, karena masyarakatnya mengamalkan Pancasila. Apalagi Pancasila ini ideologinya kaum santri. Harus paham seutuhnya,” jelasnya.

Menurutnya, dasar negara Pancasila sudah final, dan sampai saat ini, dasar negara itu tetap relevan. Jika di lain negara terjadi konflik, itu karena perbedaan agama dan etnis. Maka di Indonesia, masyarakatnya tetap bersatu dan hidup aman karena Pancasila.

"Sehingga Pancasila ini wajib dipahami, dan diamalkan oleh masyarakat Indonesia. Sehingga tidak mudah terprovokasi dengan paham-paham yang mengarah adu domba dan radikalisme,” terang anggota MPR Dapil Jawa Timur III ini (Bondowoso Situbondo Banyuwangi).

Pengasuh Ponpes Nurut Taqwa, Mohammad Ali Mahrus merasa bersyukur dan mengapresiasi kedatangan Anggota MPR Nasim Khan yang telah melakukan sosialisasi di ponpesnya.

Acara tersebut juga dirangkai dengan pelatihan pendidikan kader yang diikuti oleh pengurus ranting di dapil dua Banyuwangi, meliputi Kecamatan Songgon, Rogojampi, dan Singojuruh. Hadir dalam acara ketua DPC PKB Banyuwangi H Joni Subagyo dan juga menyampaikan kata sambutan.

KETERANGAN FOTO: Anggota MPR RI dari Fraksi PKB, Ir M Nasim Khan, menyerahkan cenderamata rahmatan lil alamin kepada ketua DPC PKB Banyuwangi h Joni Subagyo saat melakukan sosialisasi empat pilar kebangsaan di Ponpes. Nurut Taqwa, Dusun Cemoro, Desa Balak, Kecamatan Songgon.
Dari kiri ke kanan: Muhammad Ali Mahrus (Sekretaris DPC Banyuwangi), H Joni Subagyo (Ketua DPC), Ir M Nasim Khan, Pak Agung (MWC NU Songgon), dan Badrul Munir (DPP PKB).
Teks dan foto: KHOLILUL ROHMAN AHMAD

Kamis, 07 April 2016

Zaskia Gotik, Pancasila, dan Melawan Pikiran Dangkal

PANCASILA HIDUP KITA – Fraksi PKB MPR RI menggelar sosialisasi Empat Pilar bertajuk `Pancasila Hidup Kita` di Gedung Nusantara 5, Senayan, Jakarta (7/4/2016). Acara dibuka secara resmi oleh Ketua Fraksi PKB MPR, H Abdul Kadir Karding.

Misi utama acara ini mengajak kepada masyarakat untuk memahami dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, khususnya bagi kalangan artis alias pekerja seni.

Puluhan artis hadir dalam acara ini, antara lain Zaskia Gotik, Tomi Kurniawan, Dwi Andika, Eddies Adelia, Bedu, Irma Darmawangsa, Maghdalena dan lain-lain.

Abdul Kadir Karding mengatakan, sebagimana dilansir Kompas dot com, sangat penting bagi para pekerja seni untuk memahami nilai-nilai dan ideologi Pancasila.

Sebab, sebagai publik figur, mereka mempunyai akses yang luas terhadap media massa melebihi politisi dan pejabat publik.

"Kenapa tidak kita dorong mereka jadi duta Pancasila," ucap Karding.

Terkait kasus Zaskia Gotik sendiri, Karding menilai, tak tepat jika dibawa ke ranah hukum.

Apalagi, pernyataan Zaskia yang menyebut lambang kelima Pancasila sebagai bebek nungging itu dilontarkan karena ketidaktahuan.

"Apa benar itu dianggap kriminal? PKB tidak membela siapapun, tapi dalam kasus seperti itu kita pilih persuasif karena kita tak mungkin menyalahkan Zaskia sepenuhnya," kata dia.

Sebaliknya, Karding mendorong agar pemerintah terus memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia sehingga masyarakat bisa menempuh sekolah setinggi-tingginya.

Berdasarkan survei, kata dia, saat ini masih ada 43 persen masyarakat Indonesia yang tidak hafal Pancasila.

Apakah Partai Kebangkitan Bangsa melawan arus besar media yang lebih suka menyudutkan Zaskia?

Mungkin. Dengan alasan seorang berhak menilai orang lain hanya berdasar arus besar yang sedang menggelora yang kini jadi trend sehingga sulit ditampik.

Tradisi bersosialmedia di Indonesia condong cepat bertindak (menilai sesuatu) tanpa pendalaman berpikir adalah salah satu trend yang sedang dihadapi bangsa ini. Sampai kapan pikiran dangkal begini terus hinggap di kepala?

Keterangan foto: PANCASILA HIDUP KITA -- Dari kiri ke kanan: Abdul Kadir Karding, Krisna Mukti, M Lukman Edy, Syaiful Bahri Anshori, Sandy Nayoan, Anna Muawanah, M Nasim Khan (Dapil Jawa Timur III: Situbondo, Bondowoso, Banyuwangi), dan Arzeti Bilbina.

[Teks & foto: KHOLILUL ROHMAN AHMAD]


Senin, 04 April 2016

PKB Yakin, Presiden Bijak Lakukan Resufle

PKB Yakin, Presiden Bijak Lakukan Resufle

JAKARTA – Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa, Abdul Kadir Karding mengatakan, partainya sangat yakin, Presiden Joko Widodo akan bersikap bijak dan arif dalam melakukan resufle kabinet.

“Kami yakin, hiruk pikuk pemberitaan media massa terkait resufle, tak akan mempengaruhi sikap dan pertimbangan Presiden,” kata Abdul Kadir di Jakarta, Senin, 4 April 2016.

“Kami juga yakin, dalam menjalankan hak prerogratifnya, dalam melakukan resufle, presiden tak akan terpengaruh dengan tekanan, paksaan dan intervensi dari pihak lain”.

Kadir mecermati ramainya isu resufle lebih karena beberapa elit yang ingin memaksakan kepentingannya,  sehingga membuat bising situasi politik nasional.

Bila tidak segera dihentikan, PKB khawatir para pembantu presiden terganggu konsentrasi kerjanya, sehingga mengganggu program pembangunan yang dicanangkan oleh presiden Joko Widodo.

Salah satunya, terkait program pembangunan desa, yang selama pemerintahan Presiden Joko Widodo, dianggap telah mulai menunjukan perkembangan yang baik.

Terkait dengan isu resufle pada Kementrian Desa PDT dan Transmigrasi yang marak diberitakan media, Abdul Kadir menyatakan, adalah hak prerogratif presiden.

Namun ia mengaku tahu jika selama ini Kemedes menjadi incaran dari banyak pihak termasuk dari partai politik. Hal itu bisa dilihat dari adanya upaya mendesak presiden untuk menganti Menteri Desa Marwan Jafar, dengan cara mengorganisir massa , membangun opini  dan sebagainya.

“Kami yakin presiden akan arif dan senantiasa menghargai PKB,” tandasnya. [*]

Sabtu, 02 April 2016

Zaman Rumit dan Keutamaan Membaca Kitab Kuning

Zaman Rumit dan Keutamaan Membaca Kitab Kuning

~~~Orang gemar membaca bukan saja bisa mengantar pembacanya ke ujung dunia, bahkan menginjak rembulan pun bukan hal mustahil: sudah terbukti.

Rembulan yang ditakuti karena bikin siang jadi gelap (gerhana), akhirnya bisa ditundukkan dengan diinjak permukaannya oleh kaki manusia. Membaca.

Ujung dunia (kutub Selatan dan Utara) yang nyaris tanpa kehidupan sebab super dingin, nyatanya bisa disinggahi: bacalah bahwa manusia butuh bukti kongkrit mengapa permukaan air laut cenderung naik. Membaca.

Salah dua contoh di atas menunjukkan aksi membaca adalah kebutuhan hidup, bukan gaya hidup. Membaca akan mengantar manusia ke jalan yang dicita citakan. Membantu mewujudkan angan angan jadi kenyataan secara kongkrit: Mulanya terbayang bisa tersayang karena membaca. Bahkan tercinta.

Sepertinya, membaca sebuah pekerjaan yang hanya cocok bagi mereka yang tidak sibuk alias pengangguran. Seolah olah, aktivitas yang layak disebut pekerjaan adalah yang mengharuskan badan `obah terus`: mloka-mlaku, mloya-mlayu, ngomyang-ngomyeng, mocal-macul, slitha-slithi, mutar-muter, monthak-manthuk, dan lain sebagainya.

Ini era yang ganas, rumit, dan njemplit. Nyaris njempalik. Banyak orang `umyeg midar-mider`. Saat ditanya apa maunya bingung tanpa jawaban. Padahal kitab kuning anggitan para intelektual terdahulu adalah sumber ilmu pengetahuan yang sungguh `jadug` hanya soal menyingkirkan era rumit.

Beruntung kita punya Sahabat baik, Abdul Muhaimin Iskandar (Cak Imin). Mau mengingatkan kita betapa pentingnya kembali membaca kitab kuning. Bahkan rela menginisiasi sekaligus mempanitiai uji kecermatan membaca kitab kuning bagi generasi muda Indonesia.

Tidak tanggung kitab yang ditangkaskan, Ihya 'Ulumuddin karya pesohor Imam Al Ghazali (wafat tahun 505 Hijriyyah), lengkapnya Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al Ghazali ath-Thusi asy-Syafi'i. Filosof Persia itu dikenal sebagai Algazel di dunia Barat pada Abad Pertengahan. Nama Abu Hamid lekat karena salah seorang anaknya bernama Hamid. (KHOLILUL ROHMAN AHMAD)

Keterangan gambar: Lomba membaca #kitakuning babak penyisihan. Musabaqah Kitab Kuning di Pondok Pesantren Al Fadlu wal Fadhilah, Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah, 2 April 2016 (Foto: Moch Yunus).

Jumat, 25 Maret 2016

Muhaimin Iskandar dan Gerakan Nusantara Mengaji

Assalamualaikum Wr Wb

Saudara ku, kaum muslimin wal muslimat di seluruh penjuru Tanah Air.
Sendi-sendi kehidupan kebangsaan, kenegaraan dan kemasyarakatan kita Masih mengalami berbagai macam ujian dan cobaan yang tidaklah ringan.

Ancaman Radikalisme, terorisme, kesenjangan ekonomi dan sosial, memudarnya nilai-nilai keagamaan, menjamurnya pergaulan bebas, maraknya penggunaan narkoba, LGBT, serta perilaku mau menangnya sendiri semakin menambah berat perjuangan kita semua untuk mewujudkan Baldatun Thoyyibatun wa Rabbun Ghofur. Negara sejahtera yang masyarakatnya makmur lahir dan batin.

Kita tidak boleh menyerah dengan kondisi ini, dan kita tidak boleh berpangkutangan membiarkan semua ketidak beresan ini terus terjadi. Mari kita terus benahi bersama-sama segala keruwetan, dan masalah Bangsa ini dengan kerja keras, ber-ikhtiar dan berjibaku mengerahkan segala daya upaya yang kita miliki.

Lebih dari itu, sebagai anak bangsa, sudah sepatutnya kita bersama-sama mengangkat kedua belah tangan memanjatkan doa dan permohonan kepada Allah SWT untuk keselamatan dan kesejahteraan seluruh bangsa Indonesia.

Saya mengajak seluruh saudara ku kaum muslimin wal muslimat seantero nusantara untuk bersama-sama melakukan riyadlah bermunajat kepada Allah dengan cara mengkhatamkan Al-Qur'an 300 ribu kali secara serentak dalam waktu bersamaan sehari-semalam dari mulai Sabang hingga Merauke.

Saya mengajak seluruh umat Islam di Indonesia untuk turut serta bergabung dan berpartisipasi membaca dan mengkhatamkan Alqur'an 300 ribu kali melalui kegiatan Nusantara Mengaji untuk keselamatan dan Keberkahan Bangsa Indonesia yang akan diselenggarakan nanti pada tanggal 7-8 Mei 2016.

Nusantara Mengaji ini adalah upaya kita bermunajat meminta pertolongan kepada Allah agar Bangsa ini dijauhkan dari segala bala' dan cobaan serta diberi kekuatan untuk Mampu mengatasi seberat apapun persoalan yang dihadapi Indonesia.

Mari..... bergabung bersama saya dan para hafidz, Kiai, santri serta pecinta Al-Qur'an bersama-sama membaca dan mengkhatamkan 300 ribu kali Al-quran melalui Gerakan Nusantara Mengaji.

Semoga langkah ini mendapatkan Ridlo dan pertolongan Allah SWT.

Wallahul Muwafiq Ilaa Aqwamith Thoriq
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

H. A. Muhaimin Iskandar

Rabu, 23 Maret 2016

Hamzah, Film Pesantren, dan Cita-citanya


Hamzah Sahal, Darmanto Jatman, dan Sutanto Mendut di Studio Mendut, Magelang, 5 Maret 2016.



PESANTREN dalam kehidupan manusia adalah objek paling seksi setelah negara. Jika negara Indonesia digambarkan sebagai perempuan semok semlohai yang paling sempurna pun, maka pesantren adalah pakaian yang harus disandangkan di atas tubuhnya.

Serupawan sejati gagah cantik sebuah Indonesia, masih butuh pakaian untuk berdandan menggapai martabat di mata dunia. Model pakaian yang seperti apa yang layak disandangkan untuk pesantren?
Sebutlah ia adalah jas, kebaya, sempak, kutang, bando, jepit rambut, semir pirang, bedak orange, gincu, sandal jepit, sepatu, kaos kaki, blus, jarik, sarung, dll. Model pakaian yang sudah diperagakan di Paris atau Lereng Merapi?

Indonesia dan pesantren terus berbenah. Mencari bentuk paling seksi sebagai upaya meningkatkan eksistensi atas kehadirannya di muka bumi. Bukan semata gedung megah dan ribuan santrinya, melainkan istiqamah mempersiapkan generasi terbaiknya menghadapi gelombang kehidupan yang makin ganas dan sengak.

"Dunia tidak pernah menutup mata terhadap gagasan baru. Dunia mencatat film `Sang Kiai` adalah salah satu potret pesantren. Meski itu baru sebagian kecil," kata Hamzah Sahal di Studio Mendut, Magelang (5 Maret 2016).

Berkunjung ke Magelang menjadi bahan pembelajaran Hamzah untuk mempertarungkan gagasan tentang film pesantren yang disutradarainya. Di depan pengasuh pondok pesantren asrama perguruan Islam (API) Tegalrejo, KH Muhammad Yusuf Chudlory, Hamzah presentasikan calon film mungil `Jalan Dakwah Pesantren `. Tak melewatkan sejarah ini, Gus Yusuf merangkul budayawan Sutanto Mendut supaya menelisik kedalaman film itu sebelum dilempar ke publik.

"Pesantren itu akarnya desa, dusun, kampung, gunung. Pergulatan orang-orang pelosok itu melekat dengan pesantren," pesan Sutanto.

Jaman terus bergerak mendedahkan berjuta warna liar sehingga pesantren telah jauh berubah dari deskripsi Zamakhsari Dhofier dalam `Tradisi Pesantren`, 30 tahun silam. Perubahan harus diikuti selaras mengarungi semangat jaman yang makin hari makin indah dan menarik plus menggairahkan.

Mungkin sebagian akademisi cenderung melihat pesantren dan masyarakat di sekitarnya sebagai hubungan yang menegangkan. Beberapa kasus kecil memang begitu menegangkan. Akan tetapi, sesungguhnya, di balik ketegangan itu kehadiran pesantren sebagai wujud tanggung jawab ilahiyah generasi Muslim harus memberikan kontribusi yang `mencairkan ketegangan`.

"Sejarah membuktikan. Jaman ayah saya sugeng justru memilih `gamelan` daripada `masjid`. Pilihan itu diambil demi terjaga harmoni warga masyarakat," tutur Gus Yusuf. Kisah tentang gamelan dan masjid di Tegalrejo, Magelang, menjadi salah satu angle film `Jalan Dakwah Pesantren`.

Cita-cita pesantren agar mampu mewarnai Indonesia bukan semata memilih pakaian terbaik yang sudah dipamerkan di Paris. Film sebagai media meningkatkan kemolekan pesantren masih menunggu jutaan ide dan kreativitas yang dedikatif.

Beruntunglah Hamzah tidak sendirian. Sutanto, Gus Yusuf, Lurah Riyadi, Pak Pangat, Jono, Ndoko Handoko, Hari Atmoko, Sholahuddin, dan ribuan kreator dusun sudah terlebih dahulu berkarya untuk mempercantik Indonesia. Tinggal geser sedikit satu inci saja.

Teks dan foto: KHOLILUL ROHMAN AHMAD

Ayo daftar Jadi Jutawan