Kencong | Jember | www.nuryasin.com || Anggota FPKB DPR Nur Yasin mendukung penuh pasangan Khofifah-Herman untuk merebut kemenangan sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur. Nur Yasin menerjunkan Tim Kampanye Khofifah-Herman saat Halal bi Halal dan Istighatsah di Gedung MWC NU Umbulsari, Jember, 17/8.
Dalam acara yang diselenggarakan PC Muslimat NU Kencong, Abdul Fattah (Staf Khusus Nur Yasin), memimpin kampanye sekaligus pidato di depan ibu-ibu Muslimat dan alim-ulama.
"Kami dari Tim NY Centre dan Pak Nur Yasin senantiasa memantau perkembangan dan mendukung penuh Ibu Khofifah agar menang," kata Fattah.
Dikatakan, warga NU di Jember harus mengedepankan kepentingan yang lebih besar dengan bersatu mendukung Khofifah-Herman. Kemenangan Khofifah di Jawa Timur ini akan jadi kebanggaan nasional sebab Jatim jadi barometer NU.
"Menjadikan Ibu Khofifah sebagai Gubernur adalah keberhasilan NU," katanya pidato di panggung sambil memperlihatkan banner bergambar Khofifah-Herman.
Lanjutnya, kepeduliannya sebagai mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan sudah teruji di pentas nasional. Jadi, pilihan PKB mengusung Khofifah bukan sekedar dukungan tanpa alasan kuat. Katanya, Khofifah adalah orang yang amanah dan mempunyai riwayat hidup pengabdian mendalam secara nasional yang tak perlu diragukan lagi.
"Beliau satu-satunya perempuan yang membuat surat pencalonan Gus Dur sebagai Presiden di Sidang MPR tahun 1999. Ini artinya beliau orang cerdas dan dapat bekerja keras untuk kemaslahatan rakyat," katanya.
Sementara itu, Ketua PC Muslimat NU Kencong Hj Ririn Hidayati menyatakan Ibu Khofifah adalah Ketua Muslimat Pusat yang harus didukung semua elemen perempuan NU di Jember.
"Jadi pilihan hanya satu yaitu Ibu Khofifah. Saya tidak memaksa tapi harus nyoblos nomor 4. Ini tidak wajib tapi harus!," kata Ririn.
Sebagai bentuk dukungan nyata, Tim Nur Yasin di Jember mencetak membuat baliho kecil ukuran 120x80cm yang disebarkan di pelosok desa di Jember.
"Tiap desa Bapak (Nur Yasin, red.) minta dipasangi minimal 10 banner Khofifah-Herman. Sedangkan di kota-kota kecamatan balihonya lebih besar," kata Rizki Kurniawan, tukang desain dan pasang banner NY Centre.
Selanjutnya, sebagai upaya memberikan efek psikologis, Tim Nur Yasin bekerjasama dengan Ibu-Ibu Muslimat dalam pemasangan. Dengan melibatkan ibu-ibu akan memberikan dampak psikologis yang kuat dalam mendorong pemilih untuk tetap pilih pasangan Khofifah-Herman saat mencoblos di TPS besok tanggal 29 Agustus 2013 itu.
[KRA | Foto: Wisnu]
Sabtu, 17 Agustus 2013
Alasan NU Mengapa Gubernur Jawa Timur Harus Khofifah
Tuban - 'Turun gunungnya' KH Hasyim Muzadi, Mahfud MD maupun KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah) dalam memenangkan Khofifah Indar Parawansa di Pilgub Jatim menjadi bukti kekompakan para tokoh NU demi tegaknya Aswaja (ahlussunah wal jamaah).
Hal itu ditegaskan Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar saat acara halal bihalal warga Nahdlatul Ulama (NU) Tuban di Gedung Tri Dharma, Tuban, Kamis (15/8/2013).
"Kita yang hadir di sini tidak boleh diam. Tugas kita harus bergerak, mengajak, menjelaskan dan memperjuangkan Aswaja. Pilgub Jatim ini upaya perjuangan NU melalui jalur pemerintahan," kata tokoh yang akrab disapa Cak Imin tersebut.
"Sudah terbukti kok, Pak Huda (KH Fathul Huda, ketua Tanfidziyah PCNU Tuban) jadi bupati di Tuban. 'Sebandel-bandelnya' orang NU masih bisa dikontrol. Saya, Pak Mahfud MD dan Bu Khofifah, ini anak-anak NU yang dididik Gus Dur. Dan Khofifah sudah teruji, sudah terbukti bahwa dia pejuang sejati Aswaja."
Cak Imin memberi contoh saat pendirian PKB yang dibidani Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Saat itu Khofifah masih anggota DPR RI dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP), begitu dipanggil NU untuk memperjuangakan PKB, dia langsung mundur dan beralih ke green party.
"Dia sama sekali tak peduli gajinya hilang ketika NU memanggilnya. Khofifah telah menunjukan loyalitas yang luar biasa kepada NU untuk beralih ke PKB. Itu contoh loyalitas, dedikasi. Itu pengalaman luar biasa,” kenang Cak Imin.
Kalau soal jabatan gubernur, kata Cak Imin, bagi Khofifah itu terlalu kecil karena pernah menjabat menteri. "Tapi karena ini perintah, maka beliau siap. Karena itu, kader Aswaja, kader NU, kader PKB harus berduyun-duyun bersatu padu memenangkan Berkah pada 29 Agustus. Kalau ada yang terlanjur ke KarSa saat Khofifah dinyatakan tak lolos, sekarang balik lagi maka pahalanya lebih besar," ungkapnya.
Cak Imin menegaskan, hubungannya dengan Saifullah Yusuf (Gus Ipul/Cawagub pasangan Soekarwo) juga tidak masalah. "Gus Ipul itu adik saya, tidak masalah secara keluarga. Tapi ini soal perjuangan Aswaja di pemerintahan, apalagi Mbah Muchit (KH Muchit Muzadi) mengatakan, itu Pilgub bukan Pilwagub. Artinya NU butuh gubernur, bukan wakil gubernur," paparnya.
Menakertrans itu juga semakin lega, karena di Pilgub kali ini, pemilih muda NU yang dulu golput sekarang ada kecenderungan untuk memilih Khofifah. "Muncul kesadaran dari anak-anak muda NU terhadap keadaan saat ini. Keadaan NU yang diakal-akalin, dibikin mainan elit dan kelompok non NU," tuntasnya. || www dpp pkb or id
Hal itu ditegaskan Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar saat acara halal bihalal warga Nahdlatul Ulama (NU) Tuban di Gedung Tri Dharma, Tuban, Kamis (15/8/2013).
"Kita yang hadir di sini tidak boleh diam. Tugas kita harus bergerak, mengajak, menjelaskan dan memperjuangkan Aswaja. Pilgub Jatim ini upaya perjuangan NU melalui jalur pemerintahan," kata tokoh yang akrab disapa Cak Imin tersebut.
"Sudah terbukti kok, Pak Huda (KH Fathul Huda, ketua Tanfidziyah PCNU Tuban) jadi bupati di Tuban. 'Sebandel-bandelnya' orang NU masih bisa dikontrol. Saya, Pak Mahfud MD dan Bu Khofifah, ini anak-anak NU yang dididik Gus Dur. Dan Khofifah sudah teruji, sudah terbukti bahwa dia pejuang sejati Aswaja."
Cak Imin memberi contoh saat pendirian PKB yang dibidani Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Saat itu Khofifah masih anggota DPR RI dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP), begitu dipanggil NU untuk memperjuangakan PKB, dia langsung mundur dan beralih ke green party.
"Dia sama sekali tak peduli gajinya hilang ketika NU memanggilnya. Khofifah telah menunjukan loyalitas yang luar biasa kepada NU untuk beralih ke PKB. Itu contoh loyalitas, dedikasi. Itu pengalaman luar biasa,” kenang Cak Imin.
Kalau soal jabatan gubernur, kata Cak Imin, bagi Khofifah itu terlalu kecil karena pernah menjabat menteri. "Tapi karena ini perintah, maka beliau siap. Karena itu, kader Aswaja, kader NU, kader PKB harus berduyun-duyun bersatu padu memenangkan Berkah pada 29 Agustus. Kalau ada yang terlanjur ke KarSa saat Khofifah dinyatakan tak lolos, sekarang balik lagi maka pahalanya lebih besar," ungkapnya.
Cak Imin menegaskan, hubungannya dengan Saifullah Yusuf (Gus Ipul/Cawagub pasangan Soekarwo) juga tidak masalah. "Gus Ipul itu adik saya, tidak masalah secara keluarga. Tapi ini soal perjuangan Aswaja di pemerintahan, apalagi Mbah Muchit (KH Muchit Muzadi) mengatakan, itu Pilgub bukan Pilwagub. Artinya NU butuh gubernur, bukan wakil gubernur," paparnya.
Menakertrans itu juga semakin lega, karena di Pilgub kali ini, pemilih muda NU yang dulu golput sekarang ada kecenderungan untuk memilih Khofifah. "Muncul kesadaran dari anak-anak muda NU terhadap keadaan saat ini. Keadaan NU yang diakal-akalin, dibikin mainan elit dan kelompok non NU," tuntasnya. || www dpp pkb or id
Khofifah, Perempuan Inspiratif untuk Jawa Timur
PERINGATAN: PILGUB JAWA TIMUR KAMIS KLIWON 29-AGUSTUS-2013 COBLOS NOMOR 4 KHOFIFAH-HERMAN
Sebagai bagian dari upaya memperjuangkan nilai-nilai Nahdlatul
Ulama melalui wilayah politik, berikut ini kami paparkan beberapa analisis yang
lebih mendalam terkait pentingnya Khofifah Indarparawansa menjadi Gubernur Jawa
Timur pada Pilgub tgl 29 Agustus 2013 mendatang. Beberapa percikan ini disadur
dari artikel Duhita Dundewi:
Salut untuk masyarakat Jawa Timur, atas penerimaannya
yang luar biasa terhadap Khofifah Indar Parawansa sebagai pemimpin perempuan.
Gegap gempita dukungan yang terus membesar terhadap dia hingga dua minggu
menjelang hari pemilihan gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur (29 Agustus
2013) adalah pertanda mengemukanya kesadaran sejarah yang telah lama tertimbun
dalam mentalitas masyarakat Jatim. Masyarakat Jawa Timur dengan segala
keunikannya, telah menjunjung tinggi martabat perempuan pada kedudukan
tertinggi, jauh sebelum ajaran kesetaraan gender dipikirkan oleh orang-orang di
dunia barat.
Jawa Timur adalah rujukan penting dalam menemukan
asal-usul kesadaran sejarah bangsa Indonesia. Majapahit akan selalu terbaca
oleh siapa saja yang membuka kembali sejarah bangsa ini secara mendalam.
Mengabaikan Jawa Timur sama artinya dengan mengabaikan Indonesia. Dan
pengabaian ini dilakukan secara sengaja oleh persekongkolan kuasa dan media
massa di Jakarta.
Media massa, kini lebih sering dugunakan untuk menutupi,
daripada membuka kenyataan yang sebenarnya. Perhatikan berita-berita Jawa Timur
dalam sebulan terakhir. Betapa pemunculan pemimpin perempuan di Jawa Timur
tidak mendapat porsi yang memadai di pentas nasional.
Majapahit di Jawa Timur pernah menobatkan pemimpin
perempuan yang bijak bestari.
Dialah Tribhuwana Wijayatunggadewi (1328-1350),
Bhre Kahuripan, yang dari rahimnya terlahir Hayam Wuruk, Raja Majapahit yang
terkenal itu. Penerimaan yang luar biasa seluruh masyarakat Jawa Timur terhadap
pemimpin perempuan pada masa itu terbayar oleh kelahiran anak yang kelak
menjadi Raja Besar Majapahit: Hayam Wuruk. Penerimaan Masyarakat Jawa Timur
sekarang terhadap Khofifah Indar Parawansa kelak bakal terbayar dengan
kebijakan pemerintahan yang jujur dan adil di Jawa Timur. Demikian sejarah
mengajarkan.
Tribhuwana Wijayatunggadewi memerintah Majapahit setelah
Jayanegara (1309-1328), Raja Majapahit sebelumnya, yang mati terbunuh oleh
tabib istana bernama Ra Tanca. Jayanegara adalah orang yang selama hidupnya
ketakutan akan kekuasaan Majapahit yang bakal jatuh ke tangan Tribhuwana. Dia
tidak pernah berhenti menghalang-halangi Tribhuwana, hingga berencana melarang
Tribhuwana menikah karena takut suaminya bakal menjadi saingannya. Jayanegara
tidak cakap dalam memerintah negeri.
Dia lebih banyak menimbulkan keresahan dan ketakutan di
tengah masyarakat. Dia lebih suka bersekongkol dengan kepentingan-kepentingan
yang menyenangkan dirinya daripada bertindak mengikuti keinginan rakyat yang
tidak banyak meminta. Jayanegara menemui ajal tanpa mengundang sesal dari
seluruh penghuni negeri. Pemerintahan Majapahit kembali ke jalan yang ajeg
adilnya ketika kekuasaan berada di tangan seorang perempuan: Tribhuwana
Wijayatunggadewi.
Lima tahun terakhir di Jawa Timur, tidak ubahnya seperti
masa ketika Jayanegara berkuasa di Majapahit. Ada persekongkolan modal, media,
dan kuasa di Jawa Timur yang telah membawa sengsara rakyat Jawa Timur (ingat
korban Lumpur Lapindo). Persekongkolan ini sudah mendekati ajalnya dengan bakal
naiknya seorang pemimpin perempuan yang bakal memimpin Jawa TImur. Ra Tanca
dalam pemilihan gubernur Jawa Timur sekarang adalah rakyat Jatim sendiri, yang
berkuasa sepenuhnya ‘mejatuhkan’ penguasa sekarang.
Penguasa Jatim sekarang, adalah mereka yang berhasil
menipu dan menang curang pada Pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur Jawa Timur 2008,
yang telah menghabiskan miliran rupiah dengan cara yang licik untuk menjegal
munculnya pemimpin perempuan di Jawa Timur: KHOFIFAH INDAR PARAWANSA.
|| Semoga
menginspirasi rakyat Jatim dalam menentukan pemimpin sejatinya pada hari Kamis
Kliwon tanggal 29 Agustus 2013.
Langganan:
Postingan (Atom)