Rabu, 15 Mei 2019

Nasim Khan Berpesan Pemilu Ladang Perjuangan Tegaknya Pancasila


Mimbaan-Situbondo – Anggota DPR MPR RI Fraksi PKB Dapil Jawa Timur III, Ir HM Nasim Khan, menggelar kegiatan Pendidikan Penguatan Pancasila dan NKRI di Situbondo, 7 Maret 2019. Meskipun kegiatan berbarengan dengan agenda nasional yakni kampanye dalam rangka Pemilu 2019, namun terkondisi damai dan lancar. 


Para peserta dan narasumber bisa menyesuaikan diri sehingga tidak terjadi "ribut-ribut" semacam kampanye dalam forum. Bahwa kampanye dan pemilu adalah agenda nasional, sementara acara sosialisasi MPR bersama Bang Nasim juga agenda nasional kerakyatan berbingkai nasionalisme dan politik tanpa kekerasan. "Allahumma Amiiin," sambut hadirin.

Acara sosialisasi MPR dan Pendidikan Pancasila di gelar di Pondok Pesantren Walisongo, Situbondo dibuka secara resmi dihadiri Anggota DPR MPR RI Ir HM Nasim Khan Dapil Jawa Timur III (Situbondo Bondowoso Banyuwangi), Jamaah Sahmasy, aktivis NU, dan para masyayikh serta asatidz.

Dalam kesempatan tersebut Bang Nasim mengedepankan pesan tentang pentingnya menjaga norma-norma Pancasila di tengah gempuran dahsyat hoaks yg mudah menyebar di tengah masyarakat. Kini media smartphone dan data seluler yg mudah diperoleh menjadi sumber kekuatan bangsa justru disalahgunakan untuk menyebarluaskan hoax sekaligus tantangan membangun bangsa bermedia pendidikan digital dan melek Pencasila. Sehingga kegiatan Pancasila juga merupakan rangkaian dari Sosialisasi MPR oleh Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPRRI).

“Lebih dari itu kita semua punya tanggungjawab untuk tegaknya 
NKRI dan keutuhan Pancasila. Bukan hanya pejabat saja. Namun 
seluruh warga negara Indonesia mempunyai kewajiban yang sama, 
tanpa kecuali,” kata Bang Nasim. (foto: kholilul rohman ahmad)

Bang Nasim menyatakan bahwa pendidikan kesejahteraan masyarakat adalah kunci Pancasila di bidang pendidikan dan pelayanan sosial di tengah masyarakat. Oleh sebab itu lah kita harus terus berjuang bersama Pancasila karena akan meningkatkan hajat hidup kita sebagai bangsa yang merdeka dan mandiri," katanya. 

Menurut Bang NK, panggilan akrabnya, memasyarakatkan Pancasila sebagai bagian dari memperkuat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan tanggung jawab seluruh warga negara. Meskipun pihaknya menjadi pejabat sebagai wakil rakyat di Senayan, sesungguhnya ‘hanya’ meneruskan tanggungjawabnya sebagai rakyat sebagaimana umumnya.
  
“Lebih dari itu kita semua punya tanggungjawab untuk tegaknya NKRI dan keutuhan Pancasila. Bukan hanya pejabat saja. Namun seluruh warga negara Indonesia mempunyai kewajiban yang sama, tanpa kecuali,” katanya.

 Dikatakan, tegaknya Pancasila dan keutuhan NKRI tidak pernah lepas dari peran para santri dan masyayikh yang gigih bergerak melakukan penguatan nilai-nilai Pancasila di pondok pesantren, surau, musholla, dan masjid. Bahkan khutbah-khutban yang dikumandangkan para khatib saat shalat Jumat merupakan bagian dari penguatan Pancasila sila pertama, yakni ‘Ketuhanan Yang Maha Esa’.

Anggota DPR MPR RI Fraksi PKB Dapil Jawa Timur III, Ir HM Nasim Khan, tersebut, menggelar kegiatan Pendidikan Penguatan Pancasila dan NKRI di Situbondo, menyampaikan pentingnya kaum santri ikut berperan aktif dalam peguatan Pancasila demi keutuhan NKRI.

Menurut Bang NK, panggilan akrabnya, memasyarakatkan Pancasila sebagai bagian dari memperkuat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan tanggung jawab seluruh warga negara. Meskipun pihaknya menjadi pejabat sebagai wakil rakyat di Senayan, sesungguhnya ‘hanya’ meneruskan tanggungjawabnya sebagai rakyat sebagaimana umumnya.

“Lebih dari itu kita semua punya tanggungjawab untuk tegaknya NKRI dan keutuhan Pancasila. Bukan hanya pejabat saja. Namun seluruh warga negara Indonesia mempunyai kewajiban yang sama, tanpa kecuali,” katanya.

Dikatakan, tegaknya Pancasila dan keutuhan NKRI tidak pernah lepas dari peran para santri dan masyayikh yang gigih bergerak melakukan penguatan nilai-nilai Pancasila di pondok pesantren, surau, musholla, dan masjid. Bahkan khutbah-khutban yang dikumandangkan para khatib saat shalat Jumat merupakan bagian dari penguatan Pancasila sila pertama, yakni ‘Ketuhanan Yang Maha Esa’.

“Kita patut berterima kasih kepada para khatib yang istiqamah menyampaikan khutbah-khutbah bernilai Pancasila. Pesan saya, hindarkan khutbah yang provokatif dan memecah belah ummat,” tuturnya.

Bang NK, menyatakan, penguatan Pancasila di Bondowoso harus tumbuh dan tangguh dalam mempersiapkan generasi bangsa yang akan datang. Seluruh kader Pancasila diharapkan mampu membawa nama baik Nahdlatul Ulama, para guru, dan masyayikh yang telah memberikan ilmu-ilmu kehidupan dan keilahian kepada kita.

Bang NK, menyatakan, penguatan Pancasila di Situbondo harus tumbuh dan tangguh dalam mempersiapkan generasi bangsa yang akan datang. Seluruh kader Pancasila diharapkan mampu membawa nama baik Nahdlatul Ulama, para guru, dan masyayikh yang telah memberikan ilmu-ilmu kehidupan dan keilahian kepada kita.

“Di sinilah makna penting Pancasila bagi kita sebagai kaum santri,” pungkasnya. 

Pantauan selama acara tersirat, para peserta diajak menelusuri materi nilai-nilai Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, UUD NRI 1945 (PBNU) dan Islam ala Ahlussunah Wal Jamaah. Direktur NKI yang ikut dalam rombongan Anggota Dewan mengatakan, fokus pendidikan Pancasila di Situbondo diprioritaskan bagi kalangan santri dan pondok pesantren. Sebab nilai-nilai Pancasila bisa mudah memasyarakat melalui jalur ponpes di mana para santri mempunyai peran menentukan perkembangan Pancasila di masyarakat. 

"Hidup Pancasila, merdeka berbangsa dan berbudaya," pekik sebagian hadirian bersarung kopiah putih di pojok utara. -kra

Nasim Khan: Pancasila dan Pemilu sebagai Kunci Peradaban



Besuki, Situbondo – Anggota MPR Ir H M Nasim Khan melaksanakan sosialisasi Pancasila di Situbondo, (5/04) dalam suasana politik menjelang pemilu, namun terkondisi aman dan sukses. Bersama rakyat dan para santri di kawasan Besuki, Bang Nasim Khan menyampaikan pesan agar para warga masyarakat ikut berperan serta menjaga keamanan dan ketentraman selama proses kampanye dan pemilu. 
Anggota MPR Ir HM Nasim Khan menyampaikan 
pokok-pokok pikiran pondasi bangsa dan negara 
dalam bingkai PBNU, yakni Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, 
NKRI, dan UUD NRI 1945. (foto: kholilul rohman ahmad)

Dalam acara tersebut terjalin dialog dan silaturahim secara ramah tamah dan syahdu bersama masyarakat peserta Sosialisasi MPR Tokoh Masyarakat. Bang Nasim, demikian panggilan akrabnya, berbicara tentang pentingnya nilai-nilai Pancasila agar menjadi teladan bagi kehidupan bermasyarakat.

Mereka yang hadir terdiri dari berbagai elemen masyarakat dari seluruh kecamatan di Situbondo, dalam rangka memasyarakatkan Pancasila di lingkungan masyarakat pada umumnya. Anggota MPR Ir HM Nasim Khan bersama narasumber dari DPC PKB Kab Situbondo dan Lembaga NKI Nasional, menyampaikan materi nilai-nilai Pancasila dalam acara Sosialisasi MPR di Situbondo.

Dalam kesempatan itu, Bang Nasim juga menyampaikan pesan kepada para angggota Anggota paguyuban sebagai upaya meningkatkan jangkauan Pancasila ke pelosok-pelosok desa di Situbondo. Acara yang diselenggarakan kerjasama Fraksi PKB MPR-RI dan Institut NKI.

”Pertemuan ini sebuah wadah ruang silaturrahim Pancasila kepada para warga masyarakat di Situbondo,” kata Bang Nasim. Ia berharap kepada peserta semoga acara menjadi ruang konsolidasi dan memasyarakatkan Pancasila di dapil Situbondo dan sekitarnya.

"Salah satu bentuk nilai-nilai Pancasila dan Aswaja adalah terwujudnya ulama NU sebagai motor perjuangan kemerdekaan Indonesia hingga terbentuknya NKRI," ujarnya.

Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia merupakan pilar utama daripada tiga pilar lainnya sehingga menjadi final eksistensinya serta tidak perlu diperdebatkan lagi.

“Pancasila bagi NU sudah final. Harga Mati. Sudah tidak ada persoalan. Persoalannya bagaimana kita melakukan aktualisasi dan kontekstualisasi nilai-nilai Pancasila menurut keadaan zamannya,” katanya.

Sementara itu, saat menjelaskan materi Bhinneka Tungga Ika, ia menyatakan bahwa pluralisme atau warna-warni keyakinan yang ikut membentuk negara Indonesia harus dihayati oleh semua masyarakat. Sebab Indonesia dibentuk oleh banyak suku agama dan golongan, bukan oleh sekelompok tertentu saja.


Berpesan agar kader Pancasila di Situbondo jangan hanya menjadi penonton di depan kebijakan publik yang hanya dikuasai orang lain. Jangan sampai para kiai hanya menonton saja, lalu saat ada kerusakan diminta ikut memperbaiki. Saat bagus dan lurus disuruh kembali ke pesantren.

Ia menyatakan, kiai harus ikut ambil bagian menentukan kebijakan publik, maka dari itu PKB harus menang lalu menempatkan wakilnya di parlemen. Sebab menentukan kebijakan publik untuk mengajak berbuat kebajikan termasuk ibadah.

“Ini juga sejalan sebagai ibadah dengan para ulama dan masyayikh yang mengajar di pesantren, yakni sama-sama beribadah dan Pancasila, apalagi menjelang tahun pemilu 2019” katanya.

Bang Nasim berpesan bahwa para perangkat desa adalah bagian dari tokoh masyarakat yang mempunyai hak dan tanggungjawab bersama untuk memasyarakatkan Pancasila kepada masyarakat. Bahwa nilai-nilai Pancasila dan empat pilar berbangsa dan bernegara adalah satu kesatuan dalam membangun bangsa Indonesia yg damai dan toleran terdiri dari berbagai suku bangsa di dalamnya.


“Pemilu merupakan pintu demokrasi bagi peradaban kemanusiaan dan tanggungjawab kita sebagai bangsa. Oleh sebab itu, mari kita terus bangun bangsa berpancasila pada masa pemilu dan setelahnya secara beradab, pungkasnya. (KRA)

Ayo daftar Jadi Jutawan