Senin, 24 Oktober 2016

Nasim Khan Nyanyikan Lagu “Ndang Baliyo Sri” di Depan Menkeu

Ir M Nasim Khan, Anggota Komisi VI dari Fraksi PKB Dapil Jawa Timur III (Situbondo, Bondowoso, Banyuwangi). 
Jakarta, laskarjagad.net – Ketatnya pembahasan RAPBN 2017 di Komisi VI DPR tidak menyurutkan M Nasim Khan, Anggota DPR Dapil Jawa Timur III, untuk terus mengingatkan mitranya. Pekan lalu saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Nasim mengingatkan pentingnya sinergisitas antar lembaga pemerintah dalam memaksimalkan peran-peran kerakyatan. 

“Bu Menteri, jangan lupa sinergisitas,” pesannya kepada Menkeu Sri Mulyani. 

Kehadiran Menkeu di Komisi VI sekaligus mewakili Menteri BUMN Rini, menurut Nasim, sebagai konfirmasi atas pentingnya peran pemerintah dalam meningkatkan kinerja BUMN mengawal unit-unit usaha milik Negara untuk tujuan kemakmuran rakyatnya. Menteri Rini tidak hadir karena surat Ketua DPR belum ditanggapi Presiden Joko Widodo. 

“Hari ini saya sungguh bersyukur bisa bertatap muka dengan Bu Menteri (Sri Mulyani, red.). Ini bukti ke depan pengelolaan BUMN akan semakin baik,” tegas Nasim di depan Menkeu yang didampingi sejumlah Dirut dan Direksi BUMN, Sesmen Kementerian BUMN, dan Deputi BUMN di ruang rapat Komisi VI, Nusantara 1, Senayan, Jakarta, 19/10. 

Menurut Nasim, sebagai Wakil Rakyat, Komisi VI akan terus berupaya maksimal melaksanakan peran menyerap aspirasi rakyat dalam fungsinya sebagai budgeting, legislasi, dan pengawasan. Hal tersebut disampaikan Nasim sebagai titik tekan pentingnya mengutamakan rakyat dalam membuat kebijakan. 

“Kami ingin Bu Menteri selalu objektif menjalankan amanat rakyat sekaligus memaksimalkan program-program pemerintah untuk kepentingan rakyat,” pungkas Nasim. 

Dalam RDP politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini sempat menyanyikan lagi “Ndang Baliyo Sri” sebagai ungkapan kembalinya Menkeu Sri Mulyani Indrawati ke dalam jajaran kabinet Kerja pemerintahan Joko Widodo lebih giat bekerja untuk kepentingan rakya Indonesia, bukan yang lain. (kra)

Jumat, 21 Oktober 2016

Nasim Khan: Buruh PG di Situbondo harus Diselamatkan

Jakarta, laskarjagat.net,- Pimpinan dan sejumlah Anggota DPRD Situbondo mendatangi DPR Pusat di Senayan, Jakarta (19/10). Mereka menyampaikan aspirasi masyarakat Situbondo untuk meminta kebijakan penyelamatan terkait rencana penutupan pabrik gula (PG) di Situbondo.

Rombongan DPRD Situbondo dipimpin Ketua Basori Sonhaji diterima Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Farid Al-Fauzi dan didampingi sejumlah anggota Komisi VI, antara lain, Anggota DPR asal Jawa Timur III (Situbondo, Bondowoso, Banyuwangi) M Nasim Khan. Untuk menerima aspirasi dari Situbondo, Komisi VI menggelar RDPU (rapat dengar pendapat umum) dengan mereka.
M Nasim Khan, Anggota DPR Dapil Jawa 
Timur III (Situbondo, Bondowoso, 
Banyuwangi) Fraksi Partai Kebangkitan 
Bangsa). Foto: Aurangzeb

Juru bicara sekaligus Ketua DPRD dari FPKB Basori Shonhaji didampingi 20 anggota DPRD yang ikut hadir, menyampaikan keberatan atas penutupan 3 (tiga) pabrik gula di Situbondo, yaitu PG Panji, PG Olean, dan PG Wringinanom, di bawah pengelolaan PTPN XI. Alasannya, menurut Sonhaji, penutupan PG akan menambah pengangguran dan memperlambat roda ekonomi daerah.

“Sebab total karyawan tiga pabrik itu mencapai lebih dari 3.000 orang. Setiap orang menanggung lebih dari dua jiwa. Penutupan PG akan berdampak buruk secara langsung kepada meraka,” kata Sonhaji.

Tanah Menganggur
Dikatakan, dampak buruk bukan hanya akan dialami karyawan PG. namun ratusan petani tebu juga akan mengalami kesulitan ekonomi. Pasalnya kondisi tanah di Situbondo kurang cocok untuk tanaman selain tebu.

“Tanah mereka akan ikut menganggur. Banyak tanah di Situbondo kurang cocok untuk tanaman selain tebu. Mau tanam apa mereka? Ini yang harus dipikirkan,” tambahnya.
Sementara itu Anggota DPR RI asal Asembagus, Situbondo, M Nasim Khan, mengatakan, banyak lahan di Situbondo berada di kawasan sulit air. Sehingga mencari tanaman penggantinya tidak mudah. 

M Nasim Khan bersama Anggota DPRD 
Kabupaten Situbondo setelah 
RDPU Komisi I DPR,
Senayan, Jakarta, 19/10/2016
“Tanah di sana (Situbondo, red.) tidak cocok ditanami padi atau palawija yang butuh banyak air. Jadi, lahan terancam mubadzir (sia-sia) dan tidak bermanfaat maksimal,” kata Nasim.  

Nasim Khan menyatakan, sebagai Wakil Rakyat dari Situbondo mengapresiasi aspirasi teman-teman DPRD Situbondo yang telah melakukan langkah-langkah membantu rakyat mengatasi penutupan PG.

Langkah Jangka Panjang
Dikatakan, pihaknya juga akan memaksimalkan peran sebagai Anggota DPR dengan mencari solusi bagi pembenahan dan pengembangan potensi Situbondo sebagai Kota Gula, baik dengan cara privatisasi atau revitalisasi atau pembangunan pabrik modern ditempatkan di Situbondo.

“Ini langkah jangka panjang, baik penyelamatkan karyawan maupun pengembangan lahan pertanian tebu. Sehingga bisa menekan angka pengangguran,” tutur Nasim. 

Selain itu, Nasim meminta Menteri BUMN dan Direktur PTPN XI segera mengambil langkah-langkah kongkrit untuk mengatasi persoalan ditutupnya tiga PG di Situbondo.

“Ini soal kehidupan mereka (karyawan, Red.). Tidak bisa ditunda-tunda. Bu Menteri dan Pak Dirut PTPN harus segera mengambil langkah,” pungkas Nasim. (kra)

Selasa, 11 Oktober 2016

Nasim Khan Kirim Delegasi Parlemen Santri dari Situbondo

Asembagus, LaskarJagad.net -- Anggota DPR Ir M Nasim Khan mengirimkan delegasi dari Situbondo untuk menjadi peserta Parlemen Santri di Gedung DPR, Senayan, Jakarta (11-12/10/2016). Ravika Mery Andani, delegasi dari SMA Negeri 1 Situbondo itu dikirim karena lolos seleksi lomba opini santri tingkat Dapil Jawa Timur III.

Menurut Bang Nasim, selain menjadi peserta parlemen santri, Ravika masuk nominator lomba opini santri HUT FPKB ke-17 untuk dikompetisikan dengan peserta dari daerah lain di tingkat nasional.

"Ini kebanggaan kami Situbondo bisa memberangkatkan Adinda Ravika karena karya tulisnya terbaik," tutur bang Nasim.

Menurut anggota dewan juri di Dapil, Achmad Barisi, lolosnya Ravika menyisihkan beberapa peserta lain yang gugur karena karya tulisnya kurang menonjolkan aspek pentingnya kesejahteraan rakyat. Selain itu ada yang gugur karena pengirimnya mahasiswa.

"Karya tulis Ravika kami nilai terbaik dan layak dibawa ke Jakarta," tutur Barisi sembari menerangkan judul karya Ravika adalah "Yang Dipimpin, Baru Pemimpin".

Parlemen santri digelar oleh fraksi PKB DPR dalam rangka HUT ke-17 tahun 2016 ini. Diikuti 300 peserta terdiri santri/pelajar. Di antara mereka adalah para nominator lomba karya tulis opini santri yang lolos seleksi di tingkat Daerah Pemilihan setempat.

Selain Situbondo, Dapil Jawa timur III juga mengirimkan 2 delegasi dari Banyuwangi dan 1 dari Bondowoso. (Kra)

Keterangan foto:
1. Ravika Mery Andani dan Ir M Nasim Khan (tengah). (Foto: M Rizah)

2. Ravika (jilbab ungu) berlatih simulasi memimpin Sidang Paripurna Parlemen Santri bersama peserta lain dari Medan, Pati, Pekalongan, Kuningan, dan Pemalang. Latihan di Perum RJA DPR Kalibata, Jakarta Selatan.

3. Ravika (jilbab hitam) duduk di kursi pimpinan saat memimpin Sidang Paripurna Pertama Parlemen Santri dengan agenda pemilihan pimpinan sidang definitif di ruang KK II, Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta. Ravika terpilih sebagai pimpinan itu bersama Ahmad Iir Irsyad asal Pati.


Ayo daftar Jadi Jutawan