Rabu, 18 Juli 2018

DI BONDOWOSO, NASIM KHAN AJAK KAUM SANTRI CINTA PANCASILA


BANYUWANGI,– Anggota DPR MPR RI Fraksi PKB Dapil Jawa Timur III, Ir HM Nasim Khan, menggelar kegiatan Pendidikan Penguatan Pancasila dan NKRI di Bondowoso, 1/7. Kegiatan tersebut merupakan rangkaian dari Sosialisasi MPR oleh Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPRRI).
DI BONDOWOSO, NASIM KHAN AJAK KAUM SANTRI CINTA PANCASILA - 
Anggota FPKB DPR MPR RI Ir M Nasim Khan menyampaikan kata sambutan 
kehormatan sekaligus keynote speaker Sosialisasi MPR di Cerme Bondowoso. 
Dalam sambutan Bang Nasim, Anggota DPR Dapil Jawa Timur III (Situbondo 
Bondowoso Banyuwangi), menyampaikan pentingnya kaum santri ikut 
berperan aktif dalam peguatan Pancasila demi keutuhan NKRI. 
(Foto: KHOLILUL ROHMAN AHMAD)


Menurut Bang NK, panggilan akrabnya, memasyarakatkan Pancasila sebagai bagian dari memperkuat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan tanggung jawab seluruh warga negara. Meskipun pihaknya menjadi pejabat sebagai wakil rakyat di Senayan, sesungguhnya ‘hanya’ meneruskan tanggungjawabnya sebagai rakyat sebagaimana umumnya.

“Lebih dari itu kita semua punya tanggungjawab untuk tegaknya NKRI dan keutuhan Pancasila. Bukan hanya pejabat saja. Namun seluruh warga negara Indonesia mempunyai kewajiban yang sama, tanpa kecuali,” katanya.

Dikatakan, tegaknya Pancasila dan keutuhan NKRI tidak pernah lepas dari peran para santri dan masyayikh yang gigih bergerak melakukan penguatan nilai-nilai Pancasila di pondok pesantren, surau, musholla, dan masjid. Bahkan khutbah-khutban yang dikumandangkan para khatib saat shalat Jumat merupakan bagian dari penguatan Pancasila sila pertama, yakni ‘Ketuhanan Yang Maha Esa’.

“Kita patut berterima kasih kepada para khatib yang istiqamah menyampaikan khutbah-khutbah bernilai Pancasila. Pesan saya, hindarkan khutbah yang provokativ dan memecah belah ummat,” tuturnya.

Acara sosialisasi MPR dan Pendidikan Pancasila di gelar di Pondok Pesantren Cerme Bondowoso, Bondowoso. Dibuka secara resmi Ketua Umum DPC PKB Situbondo H Dhafir dihadiri Anggota DPR MPR RI Ir HM Nasim Khan Dapil Jawa Timur III (Situbondo Bondowoso Banyuwangi), Ketua MWC NU, dan para masyayikh serta asatidz.

Manurut Pak Dhafir, para peserta diajak menelusuri materi nilai-nilai Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, UUD NRI 1945 (PBNU) dan Islam ala Ahlussunah Wal Jamaah. Dari Jakarta hadir narasumber DPP PKB memberikan pembekalan kepada para peserta tentang Pancasila, NKRI, UUD NRI 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan ke-PBNU-an oleh Abdul Fattah. Sementara itu, narasumber DPW PKB Jawa Timur ikut hadir memperkuat pengkaderan Pancasila di Wongsorejo ini, yaitu Syamsul dan Humaidi.

Direktur NKI yang ikut dalam rombongan Anggota Dewan mengatakan, fokus pendidikan Pancasila di Bondowoso diprioritaskan bagi kalangan perempuan. Sebab nilai-nilai Pancasila bisa mudah memasyarakat melalui jalur keluarga di mana para ibu-ibu mempunyai peran menentukan perkembangan Pancasila di masyarakat. 

“Secara tradisi memang laki-laki kepala keluarganya. Faktanya begitu. Namun kaum perempuan ikut menentukan nilai-nilai Pancasila di rumah (keluarga, red.),” katanya.


Bang NK, menyatakan, penguatan Pancasila di Bondowoso harus tumbuh dan tangguh dalam mempersiapkan generasi bangsa yang akan datang. Seluruh kader Pancasila diharapkan mampu membawa nama baik Nahdlatul Ulama, para guru, dan masyayikh yang telah memberikan ilmu-ilmu kehidupan dan keilahian kepada kita.

“Di sinilah makna penting Pancasila bagi kita sebagai kaum santri,” pungkasnya. -kra




Minggu, 01 Juli 2018

Bang Nasim Bicara Pancasila dan Aswaja di Situbondo


Situbondo – Anggota MPR Ir H M Nasim Khan melaksanakan sosialisasi Pancasila di Situbondo dalam suasana Ramadhan yg syahdu bersama masyarakat. Bang Nasim, demikian panggilan akrabnya, berbicara tentang pentingnya nilai-nilai Pancasila agar menjadi teladan bagi kehidupan bermasyarakat.
Mereka yang hadir terdiri dari berbagai elemen masyarakat dari seluruh kecamatan di Situbondo, dalam rangka memasyarakatkan Pancasila di lingkungan masyarakat pada umumnya.
Anggota MPR Ir HM NAsim Khan bersama
narasumber Ali Yafi, Ketua DPC PKB Situbondo,
menyampaikan materi nilai-nilai Pancasila dalam
acara Sosialisasi MPR di Situbondo, 20 Mei 2018.
Dalam kesempatan itu, Bang Nasim juga meresmikan Lembaga Pendidikan Kader Pancasila (LPKP) Situbondo sebagai upaya meningkatkan jangkauan Pancasila ke pelosok-pelosok desa di Situbondo. Acara yang diselenggarakan kerjasama Fraksi PKB MPR-RI dan DPC PKB Situbondo ini dilaksanakan di Gedung Pertemuan PKB Situbondo pada hari Sabtu 20 Mei 2018, yang kepanitian secara teknis dilaksanakan pengurus DPC PKB Situbondo.
”Pertemuan ini sebuah wadah ruang silaturrahim Pancasila kepada para warga masyarakat di Situbondo,” kata Bang Nasim. Ia berharap kepada peserta semoga acara menjadi ruang konsolidasi untuk memasyarakatkan Pancasila di dapil Situbondo dan sekitarnya.
"Salah satu bentuk nilai-nilai Pancasila dan Aswaja adalah terwujudnya ulama NU sebagai motor perjuangan kemerdekaan Indonesia hingga terbentuknya NKRI," ujarnya.
Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia merupakan pilar utama daripada tiga pilar lainnya sehingga menjadi final eksistensinya serta tidak perlu diperdebatkan lagi.
“Pancasila bagi NU sudah final. Harga Mati. Sudah tidak ada persoalan. Persoalannya bagaimana kita melakukan aktualisasi dan kontekstualisasi nilai-nilai Pancasila menurut keadaan zamannya,” katanya.
Menurutnya, di jaman Orde Baru ada Eka Prasetya Panca Karsa atau P4 yang dianggap terjemahan tunggal oleh pemerintah yang bersifat mutlak alias tidak bisa dibantah. Katanya, rezim Orba tidak memperbolehkan muncul terjemahan Pancasila dari masyarakat.
Narasumber Ali Yafi, Ketua DPC PKB Situbondo,
menyampaikan materi nilai-nilai Pancasila dalam
acara Sosialisasi MPR di Situbondo, 20 Mei 2018.
Acara tersebut diselenggarakan atas kerjasama
Fraksi PKB MPR RI dan DPC PKB Situbondo.


“Nah, masa sekarang tafsir tunggal itu dihilangkan. Tapi tentu namanya menerjemahkan tidak boleh keluar dari teks Pancasila itu,” katanya didampingi Ketua DPC PKB Situbondo Gus Yafi dan para pengurus PKB lainnya. 
Sementara itu, saat menjelaskan materi Bhinneka Tungga Ika, ia menyatakan bahwa pluralisme atau warna-warni keyakinan yang ikut membentuk negara Indonesia harus dihayati oleh semua masyarakat. Sebab Indonesia dibentuk oleh banyak suku agama dan golongan, bukan oleh sekelompok tertentu saja.
Berpesan agar kader PKB jangan hanya menjadi penonton di depan kebijakan publik yang hanya dikuasai orang lain. Jangan sampai para kiai hanya menonton saja, lalu saat ada kerusakan diminta ikut memperbaiki. Saat bagus dan lurus disuruh kembali ke pesantren.
Ia menyatakan, kiai harus ikut ambil bagian menentukan kebijakan publik, maka dari itu PKB harus menang lalu menempatkan wakilnya di parlemen. Sebab menentukan kebijakan publik untuk mengajak berbuat kebajikan termasuk ibadah.
Para Peserta Sosialisasi MPR di Situbondo, 20 Mei 2018.
“Ini juga sejalan sebagai ibadah dengan para kiai dan masyayikh yang mengajar di pesantren, yakni sama-sama beribadah dan Pancasila,” katanya.
“Jadi dengan ini sudah tidak relevan pernyataan Pancasila itu kafir, atau Pancasila itu bukan Islam,” katanya menutup presentasi materi Empat Pilar alias PBNU, yakni P=Pancasila, B=Bhinneka Tunggal Ika, N=NKRI, dan U=UUD Tahun 1945. (kra)

Ayo daftar Jadi Jutawan