Rabu, 28 Agustus 2019

Nasim Khan Berpancasila secara Riang Gembira Bersama Tokoh Masyarakat






“Bukan semata-mata menghindari dari rongrongan orang-orang 
anti-Pancasila, melainkan demi keutuhan Indonesia dan eksistensi 
Pancasila bagi generasi seterusnya,” kata Anggota MPR 
Ir HM NAsim Khan, Dapil Jawa Timur III.
SITUBONDO, PASIR PUTIH – Anggota MPR M Nasim Khan menyampaikan pendapatnya tentang Pancasila di Situbondo di depan para tokoh masyarakat desa dan penggeraknya. Pesan Bang Nasim, demikian panggilan akrabnya, bahwa para tokoh masyarakat baik perangkat maupun warga pada umumnya harus selalu berpegangan kepada Pancasila demi keutuhan dan kokohnya bangsa negara Indonesia.
“Kami sebagai wakil rakyat titip Pancasila kepada warga masyarakat,” katanya. disampaikan dalam acara Sosialisasi MPR bersama tokoh masyarakat di wilayah Situbondo.
Kata-kata `titip` disematkan sebagai upaya memberikan kepercayaan yang penuh kepada masyarakat desa. Bahwa Pancasila tidak bisa berdiri sendiri apalagi hanya dipercayakan kepada para pengelola pemerintahan, baik pejabat maupun pegawainya (ASN). Hal ini menjadi kewajiban bersama bahwa Pancasila melingkupi seluruh hal di atas bumi Indonesia, baik manusia-manusia dan segala makhluk hidup.
“Pancasila itu multidimensi. Menjadi pedoman bagi seluruh warga negara bagi kebermanfaatan makhluk hidup,” kata anggota DPR Dapil Jawa Timur III ini.
Dikatakan, belakangan pemerintah Joko Widodo membentuk Kementerian Desa sehingga secara langsung mempunyai perpanjangan tangan negara lebih luas bagi-desa-desa di daerah dengan petugas desa bernama pendamping desa. Para individu berstatus pendamping desa harus ikut andil dalam memasyarakatkan Pancasila di pelosok desa.
“Kita makin kaya jaringan Pancasila di desa dengan adanya para sahabat pendamping desa,” ujarnya di serambi masjid.
Dikatakan, berpancasila bagi santri adalah kesatuan ajaran dan nilai-nilai santri Indonesia berhaluan Islam ala ahlussunah wal jamaah. Di mana masyarakat menjadi patokan utama demi keberlangsungan Pancasila dan NKRI.
“Ajarah Islam itu ramah toleran, humanis, mengedepankan musyawarah dalam mengatasi masalah. Jadi tidak ada kontra dengan Pancasila. Sumber Pancasila juga ada nilai-nilai Islam,” katanya.
Kegiatan sosialisasi MPR edisi bersama tokoh masyarakat
program MPR memasyarakatkan Pancasila di masyarakat. Bang
Ir HM Nasim Khan sebagai Anggota Badan Sosialisasi MPR
mempunyai tanggungjawab di daerah pemilihan Jatim III
dan daerah-daerah lain bersama sesama anggota MPR.
Sebab Pancasila harus meyusup ke dalam ruang batin
rakyat Indonesia
Pesan Bang Nasim, inilah saat sekarang kita punya momentum bagus untuk ikut memperkuat Pancasila melalui desa. Sebab saat ini komitmen desa sedang dibutuhkan bagi keutuhan bangsa dan negara. Pemerintah Indonesia di bawah Presiden Joko Widodo akan terus mendorong dan membantu sekuat tenaga melalui APBN agar tercipta kondusifitas dan sinergisitas desa-desa berbasis Pancasila.
“Bukan semata-mata menghindari dari rongrongan orang-orang anti-Pancasila, melainkan demi keutuhan Indonesia dan eksistensi Pancasila bagi generasi seterusnya. Generasi bangsa yang kelak akan meneruskan perjuangan kemanusiaan di muka bumi,” pungkasnya.
Bang Nasim terus memperluas upaya memasyarakatkan Pancasila di Dapilnya, yakni Situbondo, Bondowoso, dan Banyuwangi. Bahkan sejak sebelum terpilih anggota dewan pada tahun 2005-2009 sudah rajin menyapa rakyat di desa-desa dengan lembaga Nasim Khan Institut (NKI).  
“Kami akan terus komit bersama orang-orang desa berpancasila, bersama menjaga dan memperkuat Pancasila di Indonesia, bagi sleuruh kehidupan Indonesia. Maka dari itulah saya titip Pancasila ini demi kebersamaan kita,” katanya.
Kegiatan sosialisasi MPR edisi bersama tokoh masyarakat merupakan program MPR dalam memasyarakatkan Pancasila di pelosok desa. Bang Nasim sebagai Anggota Badan Sosialisasi MPR mempunyai tanggungjawab di daerah pemilihan Jatim III dan daerah-daerah lain bersama sesama anggota MPR. Sebab Pancasila harus meyusup ke dalam ruang batin rakyat Indonesia. (kra)

Selasa, 27 Agustus 2019

Bang Nasim Ajak Berpancasila Warga Desa secara Ekonomi Kreatif




PASIR PUTIH - Sosialisasi MPR bertajuk PBNU (Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, UUD NRI 1945) kepada perangkat desa termasuk lurah dan camat di Situbondo kali ini disampaikan oleh Anggota MPR Ir HM Nasim Khan dalam konteks pemberdayaan kemasyarakatan warga desa, (14 Agustus 2019). Pasalnya desa-desa di Situbondo membutuhkan akselerasi intensif dan efektif dalam rangkat peningkatan kemandirian ekonomi rakyat.

Hal tersebut disampaikan Bang Nasim dalam tajuk “Memberdayakan Warga Desa dalam Konteks Bernegera dan Berpancasila secara Ekonomi Kreatif” di kawasan Wisata Pasir Putih, Situbondo. Bang Nasim berpesan agar perangkat desa terus berikhtiar memasyarakatkan Pancasila dan NKRI di tengah situasi ancaman radikalisme bernegara dan berbangsa khususnya beragama.

“Islam kita sudah sesuai nafas hidup bangsa Indonesia, karena Pancasila disusun berdasar nilai-nilai Islam. Kita kaum santri harus membantu warga desa memasyarakatkan Pancasila,” pesan Bang Nasim.

Pancasila merupakan sumber kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai intisari kehidupan berbangsa di kawasan perdesaan. Desa-desa dengan warganya yang damai aman sentosa membutuhkan dukungan pemberdayaan ekonomi berbasis Pancasila. Bagaimana ekonominya?

“Koperasi adalah jawabannya”, tutur Bang Nasim.

Jadi konteks sosialisasi kepada perangkat desa adalah memberikan pengetahuan dan pembelajaran berwirausaha dan berekonomi secara kreatif berdasar sumberdaya hakiki warga desa. Bahan baku yang sangat mungkin untuk dikembangkan adalah pengolahan bahan baku makanan dan kerajinan.

“Di desa-desa di Situbondo banyak sumberdaya alam untuk diolah jadi apa saja,” katanya.

Bang Nasim Turun ke Bawah
Bang Nasim terus memperluas upaya memasyarakatkan Pancasila di Dapilnya, yakni Situbondo, Bondowoso, dan Banyuwangi. Bahkan sejak sebelum terpilih anggota dewan pada tahun 2005-2009 sudah rajin menyapa rakyat di desa-desa dengan lembaga Nasim Khan Institut (NKI). Sehingga saat menjadi anggota dewan berjumpa dengan orang-orang desa menjadi “hobby” tersendiri. Sebab di situlah rakyat dan tokoh yang dipercaya mewakili aspirasi di Jakarta tidak ada sekat.

“Kami akan terus komit bersama orang-orang desa berpancasila, bersama menjaga dan memperkuat Pancasila di Indonesia, bagi sleuruh kehidupan Indonesia. Maka dari itulah saya titip Pancasila ini demi kebersamaan kita,” katanya.
Dikatakan, berpancasila bagi santri adalah kesatuan ajaran dan nilai-nilai santri Indonesia berhaluan Islam ala ahlussunah wal jamaah. Di mana masyarakat menjadi patokan utama demi keberlangsungan Pancasila dan NKRI.

“Ajarah Islam itu ramah toleran, humanis, mengedepankan musyawarah dalam mengatasi masalah. Jadi tidak ada kontra dengan Pancasila. Sumber Pancasila juga ada nilai-nilai Islam,” katanya.

Pesan Bang Nasim, inilah saat sekarang kita punya momentum bagus untuk ikut memperkuat Pancasila melalui desa. Sebab saat ini komitmen desa sedang dibutuhkan bagi keutuhan bangsa dan negara. Pemerintah Indonesia di bawah Presiden Joko Widodo akan terus mendorong dan membantu sekuat tenaga melalui APBN agar tercipta kondusifitas dan sinergisitas desa-desa berbasis Pancasila.



“Bukan semata-mata menghindari dari rongrongan orang-orang anti-Pancasila, melainkan demi keutuhan Indonesia dan eksistensi Pancasila bagi generasi seterusnya. Generasi bangsa yang kelak akan meneruskan perjuangan kemanusiaan di muka bumi,” pungkasnya.

Kegiatan sosialisasi MPR edisi Lurah dan Camat merupakan program MPR dalam memasyarakatkan Pancasila di pelosok desa. Bang Nasim sebagai Anggota Badan Sosialisasi MPR mempunyai tanggungjawab di daerah pemilihan Jatim III dan daerah-daerah lain bersama sesama anggota MPR. Sebab Pancasila harus meyusup ke dalam ruang batin rakyat Indonesia. (kra)


Jumat, 09 Agustus 2019

Kikis Gerakan Radikal, Masyarakat Pasuruan Komit Perkuat Pancasila



Anggota MPR RI Dapil Jawa Timur II Faisol Riza.
PASURUAN – Kelompok berideologi radikal belakangan masih terus bekerja mencari pengikut baru. Mereka menerobos sekat-sekat ideologis sehingga pada akhirnya menyusup sampai ke desa-desa. Pancasila sebagai benteng ideologis harus mampu menjadi penekan agar mereka tidak mudah menyebarkan ajaran radikal di Indonesia melalui desa. Karena desa adalah saka guru bagi kokohnya bangsa dan negara Indonesia.
Pandangan tersebut muncul dalam pertemuan orang-orang desa di Pasuruan bersama Anggota MPR Faisol Riza. Dalam kesempatan tersebut muncul ide-ide tentang bagaimana orang-orang desa agar tidak mudah terpapar ideologi radikal yang bergerak menyebarkan nilai-nilai dengan berbagai cara.
“Indonesia ini punya banyak kelompok masyarakat. Jenisnya macam-macam. Sangat plural. Sehingga potensi tersusupi ideologi radikal relatif mudah,” kata Riza di depan peserta Sosialisasi MPR, Pasuruan (27/7).
Anggota MPR yang juga tercatat sebagai anggota DPR Dapil Jawa Timur II ini berpesan agar masyarakat tidak mudah terpancing dengan tawaran menggiurkan dari kelompok tertentu karena bisa jadi ujung-ujungnya diajak bertindak anarkhis.
Islam mempunyai nilai-nilai demokrasi 
Dikatakan, masyarakat Pasuruan terdiri dari sebagian kaum santri harus mampu memberikan pencerahan kepada masyarakat di sekitarnya bahwa Islam mempunyai nilai-nilai demokrasi dan toleransi yang cukup teruji. Islam telah dijamin oleh Allah sebagai rahmatan lil ‘alamin.
“Namun hamba-hamba-Nya harus berikhtiar agar nilai-nilainya tetap lestari di muka bumi. Di sinilah makna rahmatan lil alamin tersebut,” katanya.
Kata Riza, di tengah gelombang peradaban yang makin maju ditandai menjamurnya aplikasi teknologi menjadikan masyarakat mudah memperoleh informasi dari mana saja.
“Hanya dengan segenggam HP kita sekarang bisa ke mana-mana. Tidak terkecuali masuk ke wilayah radikal tanpa sadar. Jadi kita harus selektif memilih dan memilah informasi. Dengan Pancasila kita bisa melawannya,” pesan Riza.
Sosialisasi PBNU (Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD NRI 1945) diselenggarakan oleh MPR dengan menghadirkan anggota MPR Faisol Riza di Pasuruan. Bertujuan memberikan pemahaman Pancasila yang harus dijaga seutuhnya dan sekuat tenaga. Di tengah percaturan ideologi-ideologi dunia Pancasila bisa memperkuat dirinya dengan komitmen yg kuat dari orang-orang desa. (kra)

Kepada Penggerak Desa Nasim Khan Titip Pancasila

Ir HM NASIM KHAN, Anggota MPR RI - Dapil Jawa Timur III
(Foto: Agus Supriyono)

SITUBONDO, PANJI – Anggota MPR M Nasim Khan menyampaikan pendapatnya tentang Pancasila yang kesekiankalinya di Situbondo di depan para perangkat desa dan penggeraknya. Pesan Bang Nasim, demikian panggilan akrabnya, bahwa kader-kader desa baik perangkat maupun warga pada umumnya harus selalu berpegangan kepada Pancasila demi keutuhan dan kokohnya bangsa negara Indonesia.
“Kami sebagai wakil rakyat hanya bisa berpesan, titip Pancasila di desa-desa,” katanya.

Kata-kata `titip` disematkan sebagai upaya memberikan kepercayaan yang penuh kepada masyarakat desa. Bahwa Pancasila tidak bisa berdiri sendiri apalagi hanya dipercayakan kepada para pengelola pemerintahan, baik pejabat maupun pegawainya (ASN). Hal ini menjadi kewajiban bersama bahwa Pancasila melingkupi seluruh hal di atas bumi Indonesia, baik manusia-manusia dan segala makhluk hidup.
“Pancasila itu multidimensi. Menjadi pedoman bagi seluruh warga negara bagi kebermanfaatan makhluk hidup,” kata anggota DPR Dapil Jawa Timur III ini.
Bang Nasim menyampaikan pesan dalam acara Sosialisasi MPR bagi para perangkat desa (Sos MPR Lurcam). Para pesertanya adalah kades, perangkat, ketua RT, ketua RW, dan warga & tokoh masyarakat di wilayah Situbondo.
Dikatakan, belakangan pemerintah Joko Widodo membentuk Kementerian Desa sehingga secara langsung mempunyai perpanjangan tangan negara lebih luas bagi-desa-desa di daerah dengan petugas desa bernama pendamping desa. Para individu berstatus pendamping desa harus ikut andil dalam memasyarakatkan Pancasila di pelosok desa.
Ir HM Nasim Khan memberikan sambutan dan kata pengantar Sosialisasi MPR
tengang nilai-nilai Pancasila dan pentingnya NKRI tetap utuh untuk Indonesia.
(foto: Agus Supriyono)
“Kita makin kaya jaringan Pancasila di desa dengan adanya para sahabat pendamping desa,” ujarnya di serambi masjid.
Bang Nasim terus memperluas upaya memasyarakatkan Pancasila di Dapilnya, yakni Situbondo, Bondowoso, dan Banyuwangi. Bahkan sejak sebelum terpilih anggota dewan pada tahun 2005-2009 sudah rajin menyapa rakyat di desa-desa dengan lembaga Nasim Khan Institut (NKI). Sehingga saat menjadi anggota dewan berjumpa dengan orang-orang desa menjadi “hobby” tersendiri. Sebab di situlah rakyat dan tokoh yang dipercaya mewakili aspirasi di Jakarta tidak ada sekat.
“Kami akan terus komit bersama orang-orang desa berpancasila, bersama menjaga dan memperkuat Pancasila di Indonesia, bagi sleuruh kehidupan Indonesia. Maka dari itulah saya titip Pancasila ini demi kebersamaan kita,” katanya.
Dikatakan, berpancasila bagi santri adalah kesatuan ajaran dan nilai-nilai santri Indonesia berhaluan Islam ala ahlussunah wal jamaah. Di mana masyarakat menjadi patokan utama demi keberlangsungan Pancasila dan NKRI.
“Ajarah Islam itu ramah toleran, humanis, mengedepankan musyawarah dalam mengatasi masalah. Jadi tidak ada kontra dengan Pancasila. Sumber Pancasila juga ada nilai-nilai Islam,” katanya.
Pesan Bang Nasim, inilah saat sekarang kita punya momentum bagus untuk ikut memperkuat Pancasila melalui desa. Sebab saat ini komitmen desa sedang dibutuhkan bagi keutuhan bangsa dan negara. Pemerintah Indonesia di bawah Presiden Joko Widodo akan terus mendorong dan membantu sekuat tenaga melalui APBN agar tercipta kondusifitas dan sinergisitas desa-desa berbasis Pancasila.
“Bukan semata-mata menghindari dari rongrongan orang-orang anti-Pancasila, melainkan demi keutuhan Indonesia dan eksistensi Pancasila bagi generasi seterusnya. Generasi bangsa yang kelak akan meneruskan perjuangan kemanusiaan di muka bumi,” pungkasnya.
Kegiatan sosialisasi MPR edisi Lurah dan Camat merupakan program MPR dalam memasyarakatkan Pancasila di pelosok desa. Bang Nasim sebagai Anggota Badan Sosialisasi MPR mempunyai tanggungjawab di daerah pemilihan Jatim III dan daerah-daerah lain bersama sesama anggota MPR. Sebab Pancasila harus meyusup ke dalam ruang batin rakyat Indonesia. (kra)

Rabu, 15 Mei 2019

Nasim Khan Berpesan Pemilu Ladang Perjuangan Tegaknya Pancasila


Mimbaan-Situbondo – Anggota DPR MPR RI Fraksi PKB Dapil Jawa Timur III, Ir HM Nasim Khan, menggelar kegiatan Pendidikan Penguatan Pancasila dan NKRI di Situbondo, 7 Maret 2019. Meskipun kegiatan berbarengan dengan agenda nasional yakni kampanye dalam rangka Pemilu 2019, namun terkondisi damai dan lancar. 


Para peserta dan narasumber bisa menyesuaikan diri sehingga tidak terjadi "ribut-ribut" semacam kampanye dalam forum. Bahwa kampanye dan pemilu adalah agenda nasional, sementara acara sosialisasi MPR bersama Bang Nasim juga agenda nasional kerakyatan berbingkai nasionalisme dan politik tanpa kekerasan. "Allahumma Amiiin," sambut hadirin.

Acara sosialisasi MPR dan Pendidikan Pancasila di gelar di Pondok Pesantren Walisongo, Situbondo dibuka secara resmi dihadiri Anggota DPR MPR RI Ir HM Nasim Khan Dapil Jawa Timur III (Situbondo Bondowoso Banyuwangi), Jamaah Sahmasy, aktivis NU, dan para masyayikh serta asatidz.

Dalam kesempatan tersebut Bang Nasim mengedepankan pesan tentang pentingnya menjaga norma-norma Pancasila di tengah gempuran dahsyat hoaks yg mudah menyebar di tengah masyarakat. Kini media smartphone dan data seluler yg mudah diperoleh menjadi sumber kekuatan bangsa justru disalahgunakan untuk menyebarluaskan hoax sekaligus tantangan membangun bangsa bermedia pendidikan digital dan melek Pencasila. Sehingga kegiatan Pancasila juga merupakan rangkaian dari Sosialisasi MPR oleh Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPRRI).

“Lebih dari itu kita semua punya tanggungjawab untuk tegaknya 
NKRI dan keutuhan Pancasila. Bukan hanya pejabat saja. Namun 
seluruh warga negara Indonesia mempunyai kewajiban yang sama, 
tanpa kecuali,” kata Bang Nasim. (foto: kholilul rohman ahmad)

Bang Nasim menyatakan bahwa pendidikan kesejahteraan masyarakat adalah kunci Pancasila di bidang pendidikan dan pelayanan sosial di tengah masyarakat. Oleh sebab itu lah kita harus terus berjuang bersama Pancasila karena akan meningkatkan hajat hidup kita sebagai bangsa yang merdeka dan mandiri," katanya. 

Menurut Bang NK, panggilan akrabnya, memasyarakatkan Pancasila sebagai bagian dari memperkuat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan tanggung jawab seluruh warga negara. Meskipun pihaknya menjadi pejabat sebagai wakil rakyat di Senayan, sesungguhnya ‘hanya’ meneruskan tanggungjawabnya sebagai rakyat sebagaimana umumnya.
  
“Lebih dari itu kita semua punya tanggungjawab untuk tegaknya NKRI dan keutuhan Pancasila. Bukan hanya pejabat saja. Namun seluruh warga negara Indonesia mempunyai kewajiban yang sama, tanpa kecuali,” katanya.

 Dikatakan, tegaknya Pancasila dan keutuhan NKRI tidak pernah lepas dari peran para santri dan masyayikh yang gigih bergerak melakukan penguatan nilai-nilai Pancasila di pondok pesantren, surau, musholla, dan masjid. Bahkan khutbah-khutban yang dikumandangkan para khatib saat shalat Jumat merupakan bagian dari penguatan Pancasila sila pertama, yakni ‘Ketuhanan Yang Maha Esa’.

Anggota DPR MPR RI Fraksi PKB Dapil Jawa Timur III, Ir HM Nasim Khan, tersebut, menggelar kegiatan Pendidikan Penguatan Pancasila dan NKRI di Situbondo, menyampaikan pentingnya kaum santri ikut berperan aktif dalam peguatan Pancasila demi keutuhan NKRI.

Menurut Bang NK, panggilan akrabnya, memasyarakatkan Pancasila sebagai bagian dari memperkuat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan tanggung jawab seluruh warga negara. Meskipun pihaknya menjadi pejabat sebagai wakil rakyat di Senayan, sesungguhnya ‘hanya’ meneruskan tanggungjawabnya sebagai rakyat sebagaimana umumnya.

“Lebih dari itu kita semua punya tanggungjawab untuk tegaknya NKRI dan keutuhan Pancasila. Bukan hanya pejabat saja. Namun seluruh warga negara Indonesia mempunyai kewajiban yang sama, tanpa kecuali,” katanya.

Dikatakan, tegaknya Pancasila dan keutuhan NKRI tidak pernah lepas dari peran para santri dan masyayikh yang gigih bergerak melakukan penguatan nilai-nilai Pancasila di pondok pesantren, surau, musholla, dan masjid. Bahkan khutbah-khutban yang dikumandangkan para khatib saat shalat Jumat merupakan bagian dari penguatan Pancasila sila pertama, yakni ‘Ketuhanan Yang Maha Esa’.

“Kita patut berterima kasih kepada para khatib yang istiqamah menyampaikan khutbah-khutbah bernilai Pancasila. Pesan saya, hindarkan khutbah yang provokatif dan memecah belah ummat,” tuturnya.

Bang NK, menyatakan, penguatan Pancasila di Bondowoso harus tumbuh dan tangguh dalam mempersiapkan generasi bangsa yang akan datang. Seluruh kader Pancasila diharapkan mampu membawa nama baik Nahdlatul Ulama, para guru, dan masyayikh yang telah memberikan ilmu-ilmu kehidupan dan keilahian kepada kita.

Bang NK, menyatakan, penguatan Pancasila di Situbondo harus tumbuh dan tangguh dalam mempersiapkan generasi bangsa yang akan datang. Seluruh kader Pancasila diharapkan mampu membawa nama baik Nahdlatul Ulama, para guru, dan masyayikh yang telah memberikan ilmu-ilmu kehidupan dan keilahian kepada kita.

“Di sinilah makna penting Pancasila bagi kita sebagai kaum santri,” pungkasnya. 

Pantauan selama acara tersirat, para peserta diajak menelusuri materi nilai-nilai Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, UUD NRI 1945 (PBNU) dan Islam ala Ahlussunah Wal Jamaah. Direktur NKI yang ikut dalam rombongan Anggota Dewan mengatakan, fokus pendidikan Pancasila di Situbondo diprioritaskan bagi kalangan santri dan pondok pesantren. Sebab nilai-nilai Pancasila bisa mudah memasyarakat melalui jalur ponpes di mana para santri mempunyai peran menentukan perkembangan Pancasila di masyarakat. 

"Hidup Pancasila, merdeka berbangsa dan berbudaya," pekik sebagian hadirian bersarung kopiah putih di pojok utara. -kra

Nasim Khan: Pancasila dan Pemilu sebagai Kunci Peradaban



Besuki, Situbondo – Anggota MPR Ir H M Nasim Khan melaksanakan sosialisasi Pancasila di Situbondo, (5/04) dalam suasana politik menjelang pemilu, namun terkondisi aman dan sukses. Bersama rakyat dan para santri di kawasan Besuki, Bang Nasim Khan menyampaikan pesan agar para warga masyarakat ikut berperan serta menjaga keamanan dan ketentraman selama proses kampanye dan pemilu. 
Anggota MPR Ir HM Nasim Khan menyampaikan 
pokok-pokok pikiran pondasi bangsa dan negara 
dalam bingkai PBNU, yakni Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, 
NKRI, dan UUD NRI 1945. (foto: kholilul rohman ahmad)

Dalam acara tersebut terjalin dialog dan silaturahim secara ramah tamah dan syahdu bersama masyarakat peserta Sosialisasi MPR Tokoh Masyarakat. Bang Nasim, demikian panggilan akrabnya, berbicara tentang pentingnya nilai-nilai Pancasila agar menjadi teladan bagi kehidupan bermasyarakat.

Mereka yang hadir terdiri dari berbagai elemen masyarakat dari seluruh kecamatan di Situbondo, dalam rangka memasyarakatkan Pancasila di lingkungan masyarakat pada umumnya. Anggota MPR Ir HM Nasim Khan bersama narasumber dari DPC PKB Kab Situbondo dan Lembaga NKI Nasional, menyampaikan materi nilai-nilai Pancasila dalam acara Sosialisasi MPR di Situbondo.

Dalam kesempatan itu, Bang Nasim juga menyampaikan pesan kepada para angggota Anggota paguyuban sebagai upaya meningkatkan jangkauan Pancasila ke pelosok-pelosok desa di Situbondo. Acara yang diselenggarakan kerjasama Fraksi PKB MPR-RI dan Institut NKI.

”Pertemuan ini sebuah wadah ruang silaturrahim Pancasila kepada para warga masyarakat di Situbondo,” kata Bang Nasim. Ia berharap kepada peserta semoga acara menjadi ruang konsolidasi dan memasyarakatkan Pancasila di dapil Situbondo dan sekitarnya.

"Salah satu bentuk nilai-nilai Pancasila dan Aswaja adalah terwujudnya ulama NU sebagai motor perjuangan kemerdekaan Indonesia hingga terbentuknya NKRI," ujarnya.

Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia merupakan pilar utama daripada tiga pilar lainnya sehingga menjadi final eksistensinya serta tidak perlu diperdebatkan lagi.

“Pancasila bagi NU sudah final. Harga Mati. Sudah tidak ada persoalan. Persoalannya bagaimana kita melakukan aktualisasi dan kontekstualisasi nilai-nilai Pancasila menurut keadaan zamannya,” katanya.

Sementara itu, saat menjelaskan materi Bhinneka Tungga Ika, ia menyatakan bahwa pluralisme atau warna-warni keyakinan yang ikut membentuk negara Indonesia harus dihayati oleh semua masyarakat. Sebab Indonesia dibentuk oleh banyak suku agama dan golongan, bukan oleh sekelompok tertentu saja.


Berpesan agar kader Pancasila di Situbondo jangan hanya menjadi penonton di depan kebijakan publik yang hanya dikuasai orang lain. Jangan sampai para kiai hanya menonton saja, lalu saat ada kerusakan diminta ikut memperbaiki. Saat bagus dan lurus disuruh kembali ke pesantren.

Ia menyatakan, kiai harus ikut ambil bagian menentukan kebijakan publik, maka dari itu PKB harus menang lalu menempatkan wakilnya di parlemen. Sebab menentukan kebijakan publik untuk mengajak berbuat kebajikan termasuk ibadah.

“Ini juga sejalan sebagai ibadah dengan para ulama dan masyayikh yang mengajar di pesantren, yakni sama-sama beribadah dan Pancasila, apalagi menjelang tahun pemilu 2019” katanya.

Bang Nasim berpesan bahwa para perangkat desa adalah bagian dari tokoh masyarakat yang mempunyai hak dan tanggungjawab bersama untuk memasyarakatkan Pancasila kepada masyarakat. Bahwa nilai-nilai Pancasila dan empat pilar berbangsa dan bernegara adalah satu kesatuan dalam membangun bangsa Indonesia yg damai dan toleran terdiri dari berbagai suku bangsa di dalamnya.


“Pemilu merupakan pintu demokrasi bagi peradaban kemanusiaan dan tanggungjawab kita sebagai bangsa. Oleh sebab itu, mari kita terus bangun bangsa berpancasila pada masa pemilu dan setelahnya secara beradab, pungkasnya. (KRA)

Kamis, 14 Februari 2019

BANG NASIM: YUK, BELAJAR PANCASILA TANPA HENTI


SITUBONDO – Di tengah-tengah para santri dan ustadz-ustadzah, Anggota MPR Ir H M Nasim Khan melaksanakan sosialisasi Pancasila di Pondok Pesantren Walisongo Komplek Minhajul Abidin, Situbondo, 2 Februari, dalam suasana ramah, riang, dan syahdu bersama masyarakat peserta Sosialisasi MPR. Bang Nasim, demikian panggilan akrabnya, berbicara tentang pentingnya nilai-nilai Pancasila agar menjadi teladan bagi kehidupan bermasyarakat.

Mereka yang hadir terdiri dari berbagai elemen masyarakat dari seluruh kecamatan di Situbondo, dalam rangka memasyarakatkan Pancasila di lingkungan masyarakat pada umumnya. Anggota MPR Ir HM Nasim Khan bersama narasumber pendamping dari DPC PKB Situbondo, menyampaikan materi nilai-nilai Pancasila dalam acara Sosialisasi MPR.


“Pancasila bagi NU sudah final. Harga Mati. Sudah tidak ada persoalan. Persoalannya bagaimana kita melakukan aktualisasi dan kontekstualisasi nilai-nilai Pancasila menurut keadaan zamannya,” kata M Nasim Khan, Anggota MPR Dapil Situbondo Bondowoso, Banyuwangi.
Dalam kesempatan itu, Bang Nasim juga menyampaikan pesan kepada para angggota Lembaga Pendidikan Kader Pancasila (LPKP) sebagai upaya meningkatkan jangkauan Pancasila ke pelosok-pelosok desa. Acara yang diselenggarakan kerjasama Fraksi PKB MPR-RI dan DPC PKB ini dilaksanakan dibarengi pelaksanaan sholawat nariyah bersama-sama karena berbarengan momentum maulid Nabi Muhammad SAW.

”Pertemuan ini sebuah wadah ruang silaturrahim Pancasila kepada para warga masyarakat di Situbondo,” kata Bang Nasim. Ia berharap kepada peserta semoga acara menjadi ruang konsolidasi dan memasyarakatkan Pancasila di dapil Situbondo dan sekitarnya.

"Salah satu bentuk nilai-nilai Pancasila dan Aswaja adalah
terwujudnya ulama NU sebagai motor perjuangan kemerdekaan Indonesia hingga terbentuknya NKRI," ujarnya.

Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia merupakan pilar utama daripada tiga pilar lainnya sehingga menjadi final eksistensinya serta tidak perlu diperdebatkan lagi.

“Pancasila bagi NU sudah final. Harga Mati. Sudah tidak ada persoalan. Persoalannya bagaimana kita melakukan aktualisasi dan kontekstualisasi nilai-nilai Pancasila menurut keadaan zamannya,” katanya.

Menurutnya, di jaman Orde Baru ada Eka Prasetya Panca Karsa atau P4 yang dianggap terjemahan tunggal oleh pemerintah yang bersifat mutlak alias tidak bisa dibantah. Katanya, rezim Orba tidak memperbolehkan muncul terjemahan Pancasila dari masyarakat.
Ir. H. M. Nasim Khan
Anggota DPR Dapil Jawa Timur III 
(Situbondo Bondowoso Banyuwangi).

 “Nah, masa sekarang tafsir tunggal itu dihilangkan. Tapi tentu namanya menerjemahkan tidak boleh keluar dari teks Pancasila itu,” katanya.

Sementara itu, saat menjelaskan materi Bhinneka Tungga Ika, ia menyatakan bahwa pluralisme atau warna-warni keyakinan yang ikut membentuk negara Indonesia harus dihayati oleh semua masyarakat. Sebab Indonesia dibentuk oleh banyak suku agama dan golongan, bukan oleh sekelompok tertentu saja.

“Ini juga sejalan sebagai ibadah dengan para ulama dan masyayikh yang mengajar di pesantren, yakni sama-sama beribadah dan Pancasila,” katanya.

“Jadi dengan ini sudah tidak relevan pernyataan Pancasila itu kafir, atau Pancasila itu bukan Islam. Karena Pancasila dan NKRI adalah bagian dari PBNU,” katanya menutup presentasi materi Empat Pilar alias PBNU, yakni P=Pancasila, B=Bhinneka Tunggal Ika, N=NKRI, dan U=UUD Tahun 1945.

Bang Nasim, berpesan agar kader PKB jangan hanya menjadi penonton di depan kebijakan publik yang hanya dikuasai orang lain. Jangan sampai para kiai hanya menonton saja, lalu saat ada kerusakan diminta ikut memperbaiki. Saat bagus dan lurus disuruh kembali ke pesantren.

Ia menyatakan, kiai harus ikut ambil bagian menentukan kebijakan publik, maka dari itu PKB harus menang lalu menempatkan wakilnya di parlemen. Sebab menentukan kebijakan publik untuk mengajak berbuat kebajikan termasuk ibadah.

Prinsip-prinsip dasar berindonesia dengan NKRI dan Pancasila merupakan kebutuhan berbangsa dan bernegara kita di alam modern ini. “Kita sebagai bangsa manusia tidak bisa berdiri sendiri, melainkan butuh topangan makhluk lain. Di sini menjadi penting NKRI dan Pancasila terus digelorakan,” Kata Bang Nasim.

Dukatakan, penguatan Pancasila di Situbondo harus tumbuh dan tangguh dalam mempersiapkan generasi bangsa yang akan datang. Seluruh kader Pancasila diharapkan mampu membawa nama baik Nahdlatul Ulama, para guru, dan masyayikh yang telah memberikan ilmu-ilmu kehidupan dan keilahian kepada kita.

“Di sinilah makna penting Pancasila bagi kita sebagai kaum santri,” pungkasnya.

Acara diselenggarakan di lingkungan pondok pesantren di tengah kota Situbondo, Ponpes Walisongo, di bawah asuhan KH Kholil As’ad Syamsul Arifin, tokoh kharismatik yang mempunyai tradisi bersholawat nariyah di berbagai kota di Indonesia, khususnya Situbondo. Sehingga Situbondo dikenal sebagai bumi Sholawat Nariyah.

Aluman sholawat nariyah dengan iringan musik dan dibaca bersama-sama dilengkapi dengan bacaan-bacaan Barjanji adalah salah satu khazanah Situbondo dari warisan para alim-ulama dan dilestarikan oleh masyarakat. Acara Maulid Nabi di Situbondo bukan hanya dilaksanakan di bulan Rabi’ul Awal (Mulud, Jawa.) melainkan juga diselenggarakan hampir setiap hari di desa-desa secara bergiliran. Sehingga setiap hari alunan sholawat sahut-menyahut antar desa. Desa yang satu selesai acara sholawatan berganti di desa lain dan seterusnya sehingga bacaan sholawat tidak pernah berhenti bergelora di bumi sholawat Situbondo.

Di sinilah peran Bang Nasim sebagai wakil rakyat menyerap aspirasi untuk diteruskan ke pusat sebagai kebijakan nasional dalam langkah spiritualitas dan solideritas sosial kebudayaan. Pendidikan tertinggi adalah membudayakan sholawat nariyah menjadi sentuhan jiwa-jiwa agar senantiasa kokoh memperluat NKRI dan Pancasila.

“Saya merasa bangga menjadi bagian sholawat nariyah,” kata Bang Nasim. -KRA

Jumat, 08 Februari 2019

BANG NASIM: INFO HOAX, KUNCINYA PADA PENGAMALAN PANCASILA



Situbondo – Anggota MPR Ir HM NAsim Khan menyerukan kepada santri-santri di Situbondo agar selalu dibumikan dalam kehidupan sehari-hari. Pasalnya nilai-nilai Pancasila tidak ada yang bertentangan dengan ajaran Islam ala ahlussunah wal jamaah.
“Pancasila harus jaya. Bersama PKB kita akan terus membumikan Pancasila di Indonesia,” seru Bang Nasim, demikian panggilan akrab Anggota MPR / DPR Dapil Jawa Timur 3, Situbondo Bondowoso Banyuwangi.



Di tengah para santri tersebut Bang Nasim berpesan bahwa kehidupan jaman sekarang selalu diliputi oleh berita-berita yang sukar dipertanggungjawabkan asal-usulnya. Bahwa kita hidup dengan info-info di sosmed sudah tidak bisa dilepaskan, akan tetapi dengan nilai-nilai Pancasila kita akan tetap aman dan terlindung dari bahaya informasi hoax.

Kuncinya hanya pada pengamalan Pancasila, yakni menghargai sesama. Jika ada info melecehkan orang lain sebaiknya kita tidak ikut-ikutan,” pesannya.

”Pertemuan ini sebuah wadah ruang silaturrahim Pancasila kepada para warga masyarakat di Situbondo,” kata Bang Nasim. Ia berharap kepada peserta semoga acara menjadi ruang konsolidasi dan memasyarakatkan Pancasila di dapil Situbondo dan sekitarnya.

"Salah satu bentuk nilai-nilai Pancasila dan Aswaja adalah terwujudnya ulama NU sebagai motor perjuangan kemerdekaan Indonesia hingga terbentuknya NKRI," ujarnya.

Sosialisasi MPR bagi santri Situbondo
Kegiatan sosialisasi Empat Pilar berbangsa dan bernegara ini dilaksanakan di Situbondo, tepatnya di Pondok Pesantren Asrorul Aziz Arjasa, Situbondo, 15 Januari . Menghadirkan Narasumber : Ir. HM Nasim Khan, Aurangzeb Se, Ahmad Barisi, Ustadz  Abdul Aziz , diselenggarakan oleh DPC PKB Situbondo.

Ayo kita bangun Situbondo dengan bersholawat dan ber-Pancasila,” pesan Bang Nasim
Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia merupakan pilar utama daripada tiga pilar lainnya sehingga menjadi final eksistensinya serta tidak perlu diperdebatkan lagi.

“Pancasila bagi NU sudah final. Harga Mati. Sudah tidak ada persoalan. Persoalannya bagaimana kita melakukan aktualisasi dan kontekstualisasi nilai-nilai Pancasila menurut keadaan zamannya,” katanya.

Menurutnya, di jaman Orde Baru ada Eka Prasetya Panca Karsa atau P4 yang dianggap terjemahan tunggal oleh pemerintah yang bersifat mutlak alias tidak bisa dibantah. Katanya, rezim Orba tidak memperbolehkan muncul terjemahan Pancasila dari masyarakat.

Bang Nasim menyatakan, kiai harus ikut ambil bagian menentukan kebijakan publik, maka dari itu PKB harus menang lalu menempatkan wakilnya di parlemen. Sebab menentukan kebijakan publik untuk mengajak berbuat kebajikan termasuk ibadah.

“Ini juga sejalan sebagai ibadah dengan para ulama dan masyayikh yang mengajar di pesantren, yakni sama-sama beribadah dan Pancasila,” katanya.

Bang Nasim berpesan bahwa para perangkat desa adalah bagian dari tokoh masyarakat yg mempunyai hak dan tanggungjawab bersama untuk memasyarakatkan Pancasila kepada masyarakat. Bahwa nilai-nilai Pancasila dan empat pilar berbangsa dan bernegara adalah satu kesatuan dalam membangun bangsa Indonesia yang damai dan toleran terdiri dari berbagai suku bangsa di dalamnya.

Ayo kita bangun Situbondo dengan bersholawat dan ber-Pancasila,” pesan Bang Nasim.
“Nah, masa sekarang tafsir tunggal itu dihilangkan. Tapi tentu namanya menerjemahkan tidak boleh keluar dari teks Pancasila itu,” katanya.

Sementara itu, saat menjelaskan materi Bhinneka Tungga Ika, ia menyatakan bahwa pluralisme atau warna-warni keyakinan yang ikut membentuk negara Indonesia harus dihayati oleh semua masyarakat. Sebab Indonesia dibentuk oleh banyak suku agama dan golongan, bukan oleh sekelompok tertentu saja.

Berpesan agar kader Pancasila di Situbondo jangan hanya menjadi penonton di depan kebijakan publik yang hanya dikuasai orang lain. Jangan sampai para kiai hanya menonton saja, lalu saat ada kerusakan diminta ikut memperbaiki. Saat bagus dan lurus disuruh kembali ke pesantren. (KRA)


Selasa, 29 Januari 2019

Profil Singkat Caleg Modal Dengkul


KHOLILUL ROHMAN - Lahir di Magelang pada 24 April 1977. Putra pertama pasangan Ibu Koniah dan Bapak Ahmad Khafidz. Orangtua guru matematika dan petani tulen. Masa sekolah dasar diselesaikan di Madrasah Ibtidaiyyah (MI) Arrasyidin Payaman Magelang (lulus tahun 1989).
Masa sekolah tingkat menengah (SLTP) dituntaskan di MTs Pondok Pesantren Al Muayyad Mangkuyudan Surakarta (1991). Semasa SMA-nya di Madrasah Aliyah Aswaja Ngunut Tulungagung Jawa Timur (1997). Dua tahun sebelum masuk SLTP, Mas Maman, demikian panggilan akrabnya, menghabiskan hari-hari mengaji kitab kuning di Pondok Pesantren Sirojul Mukhlasin (Pondok Baru) Payaman Magelang (1989-1991).
Setelah lulus SMA di Tulungagung, Mas Maman kuliah di Jurusan Aqidah Filsafat Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (lulus 2005). Semasa kuliah aktif di kegiatan-kegiatan kemahasiswaan, antara lain sebagai Presiden Mahasiswa pada 2001-2003.
Aktif menulis artikel opini  dan resensi buku di berbagai surat kabar lokal dan nasional. Sejak sekolah di Tulungagung hingga 2015 lebih dari 500 artikel telah ditulis dan dipublikasikan.
Setelah lulus kuliah ia pulang ke Magelang dan bekerja sebagai reporter di Radio Fast FM Tegalrejo Magelang (2005-2009).  Mendirikan organ pemuda Jaringan Muda Nahdlatul Ulama (JARMUNU) bersama Arif Hidayat, Fatkhul Mujib, dan Rozib Sulistyo. Aktif berkegiatan kebudayaan di Magelang dalam Komunitas Lima Gunung.
Setelah lulus dari FAST FM, ia pindah ke Jakarta bekerja sebagai Tenaga Ahli Anggota DPR RI. Hobinya membaca, menulis, dan fotografi. Di akhir pekan sering rekreasi jalan-jalan ke sawah bersama keluarga dan bersepada menyusuri pematang irigasi saluran Progo Manggis. Motto hidupnya: “Silaturrahim Bahagia adalah Kunci”.

Saat orang bertanya kepadanya:
“Apa cita-citamu jadi anggota DPR Pusat?”

“Satukan Indonesia!” jawabnya tegas.

Apa doamu?
“Membela rakyat, Allahumma Dadi!


(kra)



Dari Sumbing sampai Merapi, Caleg Modal Dengkul Terus Bergerak


Kota Mungkid – Caleg Modal Dengkul (CMD) melekat kuat sebagai `brand` calon legislatif tingkat pusat (DPR RI)  atasnama KHOLILUL ROHMAN. Pria muda kelahiran Payaman Magelang ini akrab disapa Mas Maman. Oleh partainya, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) didapuk agar bisa (!) memenangkan PKB dalam perhelatan pemilu 17 April 2019 di dapil Jawa Tengah VI meliputi Kabupaten Magelang, Temanggung, Purworejo, Wonosobo, dan Kota Magelang. 
Mas Maman sampai bulan ini terus bersilaturrahim ke para tokoh di wilayah dapil kawasan `hijau` ini, meliputi kiai, tokoh masyarakat, petani, peternak, pedagang, tokoh perempuan, serta rakyat pada umumnya. 
“Cak Imin berpesan agar saya terus bersilaturahim kepada yang terhormat rakyat,” tuturnya. Cak imin adalah sapaan akrab Ketua Umum DPP PKB, Dr H Abdul Muhaimin Iskandar. 
Dikatakan, visi dan misi bergerak sebagai caleg adalah dalam rangka menyatukan Indonesia melalui jalan memenangkan PKB sekaligus mengajak kepada rakyat agar berpartisipasi dalam membangun kehidupan yang lebih baik melalui sistem kenegaraan Pancasila. Oleh sebab itu, setiap caleg PKB diperintahkan agar menyosialisasikan semboyan `PKB Menang Pancasila Jaya`. 
Bagaimana kans Mas Maman lolos jadi DPR di Senayan Jakarta?
“Optimis dilantik!,” jawabnya singkat. 

Profil Caleg Modal Dengkul
Nama lengkap KHOLILUL ROHMAN. Lahir di Magelang 24 April 1977. Nama Ibu: Koniah binti Abdul Madjid, nama Ayah: Ahmad Khafidz bin Abdul Baqi. Alamat: Dusun Karanggeneng, Payaman Secang Magelang. Menyelesaikan sekolah dasar di MI Arrasyidin Payaman Magelang (lulus 1989). Sekolah SLTP di MTs Pondok pesantren Al Muayyad Mangkuyudan Surakarta (1991). 
Pendidikan SMA-nya diselesaikan di MA Aswaja Ngunut Tulungagung Jawa Timur (1997). Punya pengalaman pendidikan salafiyyah selama dua tahun mengaji kitab kuning di Pondok Pesantren Sirojul Mukhlasin / Darul Mukhlasin (Pondok Baru) Payaman Magelang (1989-1991) di bawah asuhan KH Mukhlisun bin Muhlasin. 
MAS MAMAN, SAPAAN AKRAB KHOLILUL ROHMAN.
CALON ANGGOTA DPR PUSAT DAPIL JAWA
TENGAH VI: MAGELANG, TEMANGGUNG,
PURWOREJO, WONOSOBO. IA SELALU
BERDOA: "ALLAHUMMA DADI!"
Punya pengalaman berkuliah di Jurusan Aqidah Filsafat Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (lulus 2005). Saat mahasiswa aktif kegiatan kemahasiswaan, antara lain sebagai Presiden Mahasiswa pada 2001-2003 dan Sekretaris PMII Rayon Ushuluddin 1999-2001. Bekerja reporter Radio Fast FM Tegalrejo Magelang (2005-2009).  Mendirikan Jaringan Muda Nahdlatul Ulama (JARMUNU) dan aktif di Komunitas Lima Gunung. Sejak 2009 s/d kini bekerja sebagai Tenaga Ahli Anggota DPR RI. 
Menikah dengan Lutfiatus Sholihah. Putra-putrinya 4, yakni Fathan, Luqman, Rosa, dan Rosi. Hobinya membaca, menulis, dan fotografi. Motto hidupnya: “Silaturrahim Bahagia adalah Kunci”. Dalam bergerak melayani rakyat, Mas Maman punya doa khusus ijazah dari kiai berjudul: ALLAHUMMA DADI! (kra)


Ayo daftar Jadi Jutawan