Kamis, 09 Februari 2017

Majelis Pesona `Sholawatan` Mohon Dikaruniai Pemimpin Cerdas dan Berakhlak






Jakarta, LASKARJAGAD[DOT]NET – Menjelang digelar pilkada serentak tingkat provinsi kabupaten/kota di seluruh Indonesia, Majelis Pesona (Majelis Pecinta Sholawat Nusantara) menggelar “Sholawatan untuk Bangsa” bersama alim ulama dan yatim piatu di Ciganjur, Jakarta Selatan (9/2).

Acara dimaksud sebagai upaya batiniah agar Allah SWT mendatangkan para pemimpin yang amanah dan adil. Sekretaris Jenderal Majelis Pesona Ir M Nasim Khan menyatakan, berbagai peristiwa sosial politik menjelang pilkada merupakan keniscayaan yang tidak bisa dihindari sebagai bagian dari dinamika masyarakat.

Namun, kita sebagai warga negara harus menjunjung tinggi pentingnya perdamaian dan kenyamanan hidup bersama di tengah berbagai kelompok masyarakat.

“Jadi pilkada harus bisa menghasilkan pemimpin terbaik di antara banyak makhluk yang lemah dan kurang,” ujar Bank NK, demikian panggilan akrabnya.

Dikatakan, bahwa di tengah-tengah masyarakat tidak ada manusia sempurna, kecuali Rasulullah SAW, dan kesempurnaan hanya milik Allah SWT.

“Karena manusia lemah dan kurang itulah, maka kita memohon kepada Allah dengan ikhtiar menggemakan sholawat kepada Nabi,” tambahnya. 

Menurut Bang NK, kegiatan Sholawat untuk Bangsa juga dimaksudnya sebagai upaya permohonan agar bangsa kita dikaruniai para pemimpin dan umat yang cerdas akal pikiran, terbuka hatinya, dan siap membangun Indonesia bersama rakyat.

“Yakni pemimpin yang bertakwa, berakidah, dan cinta sholawat Nabi,” pungkasnya.

Direncanakan acara sholawatan juga dihadiri tokoh, alim ulama, dan para santri se-Jabodetabek. Antara lain, HA Muhaimin Iskandar, H Marwan Ja'far, Koordinator Nasional Nusantara Mengaji H Jazilul Fawaid, dan Sekjend PBNU H Helmy Faishal Zaini. 



~KRA 

Senin, 06 Februari 2017

Buku baru, foto cak Imin, dan gorengan tanpa cabe

FOTO USTADZ JEFRI AL BUCHORI DI SHALATKAN DI ISTIQLAL

Mengapa foto Cak Imin (Ketua Umum DPP PKB Abdul Muhaimin Iskandar) dan peristiwa shalat jenazah ustadz Jefri gagal tayang di harian cetak Kompas?

Sepulang kerja, rencana paling indah adalah menaruh segudang agenda hari ini yang tertunda untuk jadi tuntas. Harapan akan hari esok masih terbuka lebar. Amin.

Lalu teringat acara pameran foto di Kompas. Meluncur lah ke Palmerah, ternyata acara sudah bubar, lampu berubah redup, dan penggembira geser meramaikan halaman parkir motor, ambil motor masing-masing.

Hanya lapak penjualan merchandising kaos, mug, dan buku yg masih nyala lampu. Petugas petugasnya masih berjaga sembari berkemas kemas.

Saya mendekat di lapak penjualan buku "Unpublishied". Setelah tanya harga, kuambil dompel lalu berhasil "nempil" satu buku untuk bekal 'ngaso' di kamar: buku sebagai pengantar pulas.

Buku ini berisi ratusan foto yang tidak diterbitkan alias tersingkir naik cetak di harian Kompas. Aryo Wisanggeni Genthong menyebut "tak pantas" dan "foto sial" --tentu maknanya tak sepenuhnya begitu karena sebuah foto dimuat atau tidak harus melewati rapat redaksi yang ketat.

Foto Cak Imin (April 2011) karya Hendra A Setyawan di halaman 16 adalah salah satu foto gagal tayang di harian Kompas. Foto lainnya, adalah peristiwa shalat jenazah Ustadz Jefri Al- Buchori di masjid Istiqlal (April 2013) fotonya berhasil tayang di halaman depan harian Kompas. Namun foto ciamik bergambar kerandanya di tengah kerumunan jamaah tidak ditayangkan. Redaksi memilih foto ribuan jamaah saat menshalatinya tanpa kelihatan keranda. Di buku ini foto kerandanya di tengah jamaah diabadikan di halaman 13.

Mengapa foto "spektakuler" shalat jenazah ustadz Jefri tidak ditayangkan Kompas? Alasannya ada di buku ini.

Setelah buku terbeli, bayar, lalu kembali ke halaman parkir, ambil motor dan menyusuri gang sempit di belakang pasar Palmerah, lantas terasa perut lapar namun enggan makan. Terpilihlah beli tahu susur dan telo goreng di pedagang warteg di jalan sempit itu.

Pulang. Sesampai di rumah baru kusadari gorengan hangat terbungkus rapi ini tidak ada cabenya.
Terimakasih kawan Heru Sri Kumoro yg rajin update acara foto foto di Facebook. Ingatanku acara tadi digelar hari Selasa besok. Ya sudah. Alfatihah.....

[KHOLILUL ROHMAN AHMAD]
BUKU BARU UNPUBLISHED DAN GORENGAN TANPA CABE. 
KETUA UMUM DPP PKB CAK IMIN (H ABDUL MUHAIMIN ISKANDAR)

Rabu, 01 Februari 2017

Majelis Pesona: Ahok Keterlaluan dan tidak Berakhlak


KH Ma’ruf Amin, Sekjend PBNU KH Helmy Faishal Zaini, 
dan Sekjend Majelis Pesona M Nasim Khan. (Foto: Istimewa)





Jakarta, LASKARJAGAD.NET -- Sekretaris Jenderal Majelis Pecinta Sholawat Nusantara (Majelis Pesona) Ir M Nasim Khan menyayangkan pernyataan Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) yang akan melaporkan KH Ma’ruf Amin ke polisi. Katanya, sikap Ahok mencerminkan tidak berakhlak dan sudah keterlaluan sehingga memancing kisruh di kalangan umat Islam, khususnya warga nahdliyin.

“Sikap Ahok tidak berakhlak. Itu sudah sangat keterlaluan,” kata Bank NK yang diwawancarai via media WhatsApp di tengah aktivitas ibadah umroh di Makkah bersama keluarga besar KHR M Cholil As’ad Syamsul Arifin (Pengasuh Ponpes Walisongo, Situbondo), 1/2.

Menurut Bang NK, demikian panggilan akrabnya, seharusnya Ahok sebagai publik figur menjaga perkataan dan sikap yang bisa menimbulkan kontroversi di masyarakat. Katanya, perilaku Ahok terhadap Kiai Ma’ruf di luar batas kewajaran dan  jauh dari kemestian sebagai tokoh yang dikenal luas di masyarakat.

“Apalagi Ahok juga sedang nyalon Gubernur DKI,” tambahnya.

Menyikapi perilaku Ahok menyerang Kiai Ma’ruf, Bang NK menyarankan agar Ahok segara meminta maaf kepada Rais ‘Am PBNU itu sekaligus meminta maaf kepada seluruh warga nahdliyin secara terbuka.

“Karena akibat perbuatan Ahok bukan PBNU saja yang dilukai, namun seluruh umat Islam,” katanya.

Menurutnya, permintaan maaf harus dilakukan secara langsung kepada Kiai Ma’ruf agar keributan segera selesai sehingga warga Nahdlatul Ulama kembali tenang dan damai.

“Warga nahdliyin jangan terpancing emosinya dan ambil tindakan sendiri. Taati perintah PBNU, PWNU, PCNU, dan MWC NU agar kekisruhan tidak melebar-lebar,” pesan Bang NK.*


-KRA 

Ayo daftar Jadi Jutawan