Rabu, 15 Mei 2019

Nasim Khan: Pancasila dan Pemilu sebagai Kunci Peradaban



Besuki, Situbondo – Anggota MPR Ir H M Nasim Khan melaksanakan sosialisasi Pancasila di Situbondo, (5/04) dalam suasana politik menjelang pemilu, namun terkondisi aman dan sukses. Bersama rakyat dan para santri di kawasan Besuki, Bang Nasim Khan menyampaikan pesan agar para warga masyarakat ikut berperan serta menjaga keamanan dan ketentraman selama proses kampanye dan pemilu. 
Anggota MPR Ir HM Nasim Khan menyampaikan 
pokok-pokok pikiran pondasi bangsa dan negara 
dalam bingkai PBNU, yakni Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, 
NKRI, dan UUD NRI 1945. (foto: kholilul rohman ahmad)

Dalam acara tersebut terjalin dialog dan silaturahim secara ramah tamah dan syahdu bersama masyarakat peserta Sosialisasi MPR Tokoh Masyarakat. Bang Nasim, demikian panggilan akrabnya, berbicara tentang pentingnya nilai-nilai Pancasila agar menjadi teladan bagi kehidupan bermasyarakat.

Mereka yang hadir terdiri dari berbagai elemen masyarakat dari seluruh kecamatan di Situbondo, dalam rangka memasyarakatkan Pancasila di lingkungan masyarakat pada umumnya. Anggota MPR Ir HM Nasim Khan bersama narasumber dari DPC PKB Kab Situbondo dan Lembaga NKI Nasional, menyampaikan materi nilai-nilai Pancasila dalam acara Sosialisasi MPR di Situbondo.

Dalam kesempatan itu, Bang Nasim juga menyampaikan pesan kepada para angggota Anggota paguyuban sebagai upaya meningkatkan jangkauan Pancasila ke pelosok-pelosok desa di Situbondo. Acara yang diselenggarakan kerjasama Fraksi PKB MPR-RI dan Institut NKI.

”Pertemuan ini sebuah wadah ruang silaturrahim Pancasila kepada para warga masyarakat di Situbondo,” kata Bang Nasim. Ia berharap kepada peserta semoga acara menjadi ruang konsolidasi dan memasyarakatkan Pancasila di dapil Situbondo dan sekitarnya.

"Salah satu bentuk nilai-nilai Pancasila dan Aswaja adalah terwujudnya ulama NU sebagai motor perjuangan kemerdekaan Indonesia hingga terbentuknya NKRI," ujarnya.

Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia merupakan pilar utama daripada tiga pilar lainnya sehingga menjadi final eksistensinya serta tidak perlu diperdebatkan lagi.

“Pancasila bagi NU sudah final. Harga Mati. Sudah tidak ada persoalan. Persoalannya bagaimana kita melakukan aktualisasi dan kontekstualisasi nilai-nilai Pancasila menurut keadaan zamannya,” katanya.

Sementara itu, saat menjelaskan materi Bhinneka Tungga Ika, ia menyatakan bahwa pluralisme atau warna-warni keyakinan yang ikut membentuk negara Indonesia harus dihayati oleh semua masyarakat. Sebab Indonesia dibentuk oleh banyak suku agama dan golongan, bukan oleh sekelompok tertentu saja.


Berpesan agar kader Pancasila di Situbondo jangan hanya menjadi penonton di depan kebijakan publik yang hanya dikuasai orang lain. Jangan sampai para kiai hanya menonton saja, lalu saat ada kerusakan diminta ikut memperbaiki. Saat bagus dan lurus disuruh kembali ke pesantren.

Ia menyatakan, kiai harus ikut ambil bagian menentukan kebijakan publik, maka dari itu PKB harus menang lalu menempatkan wakilnya di parlemen. Sebab menentukan kebijakan publik untuk mengajak berbuat kebajikan termasuk ibadah.

“Ini juga sejalan sebagai ibadah dengan para ulama dan masyayikh yang mengajar di pesantren, yakni sama-sama beribadah dan Pancasila, apalagi menjelang tahun pemilu 2019” katanya.

Bang Nasim berpesan bahwa para perangkat desa adalah bagian dari tokoh masyarakat yang mempunyai hak dan tanggungjawab bersama untuk memasyarakatkan Pancasila kepada masyarakat. Bahwa nilai-nilai Pancasila dan empat pilar berbangsa dan bernegara adalah satu kesatuan dalam membangun bangsa Indonesia yg damai dan toleran terdiri dari berbagai suku bangsa di dalamnya.


“Pemilu merupakan pintu demokrasi bagi peradaban kemanusiaan dan tanggungjawab kita sebagai bangsa. Oleh sebab itu, mari kita terus bangun bangsa berpancasila pada masa pemilu dan setelahnya secara beradab, pungkasnya. (KRA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ayo daftar Jadi Jutawan