Jumat, 08 Februari 2019

BANG NASIM: INFO HOAX, KUNCINYA PADA PENGAMALAN PANCASILA



Situbondo – Anggota MPR Ir HM NAsim Khan menyerukan kepada santri-santri di Situbondo agar selalu dibumikan dalam kehidupan sehari-hari. Pasalnya nilai-nilai Pancasila tidak ada yang bertentangan dengan ajaran Islam ala ahlussunah wal jamaah.
“Pancasila harus jaya. Bersama PKB kita akan terus membumikan Pancasila di Indonesia,” seru Bang Nasim, demikian panggilan akrab Anggota MPR / DPR Dapil Jawa Timur 3, Situbondo Bondowoso Banyuwangi.



Di tengah para santri tersebut Bang Nasim berpesan bahwa kehidupan jaman sekarang selalu diliputi oleh berita-berita yang sukar dipertanggungjawabkan asal-usulnya. Bahwa kita hidup dengan info-info di sosmed sudah tidak bisa dilepaskan, akan tetapi dengan nilai-nilai Pancasila kita akan tetap aman dan terlindung dari bahaya informasi hoax.

Kuncinya hanya pada pengamalan Pancasila, yakni menghargai sesama. Jika ada info melecehkan orang lain sebaiknya kita tidak ikut-ikutan,” pesannya.

”Pertemuan ini sebuah wadah ruang silaturrahim Pancasila kepada para warga masyarakat di Situbondo,” kata Bang Nasim. Ia berharap kepada peserta semoga acara menjadi ruang konsolidasi dan memasyarakatkan Pancasila di dapil Situbondo dan sekitarnya.

"Salah satu bentuk nilai-nilai Pancasila dan Aswaja adalah terwujudnya ulama NU sebagai motor perjuangan kemerdekaan Indonesia hingga terbentuknya NKRI," ujarnya.

Sosialisasi MPR bagi santri Situbondo
Kegiatan sosialisasi Empat Pilar berbangsa dan bernegara ini dilaksanakan di Situbondo, tepatnya di Pondok Pesantren Asrorul Aziz Arjasa, Situbondo, 15 Januari . Menghadirkan Narasumber : Ir. HM Nasim Khan, Aurangzeb Se, Ahmad Barisi, Ustadz  Abdul Aziz , diselenggarakan oleh DPC PKB Situbondo.

Ayo kita bangun Situbondo dengan bersholawat dan ber-Pancasila,” pesan Bang Nasim
Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia merupakan pilar utama daripada tiga pilar lainnya sehingga menjadi final eksistensinya serta tidak perlu diperdebatkan lagi.

“Pancasila bagi NU sudah final. Harga Mati. Sudah tidak ada persoalan. Persoalannya bagaimana kita melakukan aktualisasi dan kontekstualisasi nilai-nilai Pancasila menurut keadaan zamannya,” katanya.

Menurutnya, di jaman Orde Baru ada Eka Prasetya Panca Karsa atau P4 yang dianggap terjemahan tunggal oleh pemerintah yang bersifat mutlak alias tidak bisa dibantah. Katanya, rezim Orba tidak memperbolehkan muncul terjemahan Pancasila dari masyarakat.

Bang Nasim menyatakan, kiai harus ikut ambil bagian menentukan kebijakan publik, maka dari itu PKB harus menang lalu menempatkan wakilnya di parlemen. Sebab menentukan kebijakan publik untuk mengajak berbuat kebajikan termasuk ibadah.

“Ini juga sejalan sebagai ibadah dengan para ulama dan masyayikh yang mengajar di pesantren, yakni sama-sama beribadah dan Pancasila,” katanya.

Bang Nasim berpesan bahwa para perangkat desa adalah bagian dari tokoh masyarakat yg mempunyai hak dan tanggungjawab bersama untuk memasyarakatkan Pancasila kepada masyarakat. Bahwa nilai-nilai Pancasila dan empat pilar berbangsa dan bernegara adalah satu kesatuan dalam membangun bangsa Indonesia yang damai dan toleran terdiri dari berbagai suku bangsa di dalamnya.

Ayo kita bangun Situbondo dengan bersholawat dan ber-Pancasila,” pesan Bang Nasim.
“Nah, masa sekarang tafsir tunggal itu dihilangkan. Tapi tentu namanya menerjemahkan tidak boleh keluar dari teks Pancasila itu,” katanya.

Sementara itu, saat menjelaskan materi Bhinneka Tungga Ika, ia menyatakan bahwa pluralisme atau warna-warni keyakinan yang ikut membentuk negara Indonesia harus dihayati oleh semua masyarakat. Sebab Indonesia dibentuk oleh banyak suku agama dan golongan, bukan oleh sekelompok tertentu saja.

Berpesan agar kader Pancasila di Situbondo jangan hanya menjadi penonton di depan kebijakan publik yang hanya dikuasai orang lain. Jangan sampai para kiai hanya menonton saja, lalu saat ada kerusakan diminta ikut memperbaiki. Saat bagus dan lurus disuruh kembali ke pesantren. (KRA)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ayo daftar Jadi Jutawan