--Kiai Haji Imam Ibrahim, Pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Ulum, Karangtengah, Pace, Silo, #Jember #JawaTimur
Silo, Jember, nuryasin.com – Di lingkungan kompleks
pondok pesantren saat itu cuaca hujan cukup deras. Di serambi masjid kami
diterima sebagai tamu dengan ramah dan hangat penuh tersenyum.
Sesekali kami tertawa mendengar gurauan dan petuah KH Imam Ibrahim yang 'nyentrik' dan lucu cerita-ceritanya. Petuah dan pesan-pesan spiritual kiai itu didedahkan kepada Anggota DPR dari Fraksi PKB, Ir H Nur Yasin MBA MT, yang berada di samping kirinya.
Sesekali kami tertawa mendengar gurauan dan petuah KH Imam Ibrahim yang 'nyentrik' dan lucu cerita-ceritanya. Petuah dan pesan-pesan spiritual kiai itu didedahkan kepada Anggota DPR dari Fraksi PKB, Ir H Nur Yasin MBA MT, yang berada di samping kirinya.
Kenyentrikan kiai khawariqul 'adah (lain daripada yang lain) ini tergambar dari gaya bersurban, berpakaian serba putih, dan kacamata hitamnya. Juga handy talky yang selalu menempel sebagai alat komunikasi untuk memanggil santri-santrinya.
Alat itu juga dimaksud sebagai sarana komunikasi
jarak pendek ini saat kiai meminta santri agar ber-adzan saat waktu shalat tiba, mengumandangkan shalawat di pengeras
suara, maupun permintaan agar santri ber-qira'ah
Al-Qur’an menjelang masuk waktu shalat. Perbincangan Kiai Imam dan Nur Yasin
berlangsung selama hujan deras. Meski begitu, hangat dan akrab tak berkurang.
Saat itu sore waktu menjelang shalat ashar.
Kiai Pengasuh Ponpes Mambaul Ulum Pace ini tergolong
tokoh unik. Mempunyai kebiasaan yang jarang dilakukan oleh kiai lain. Kebiasaan
(lelaku, red) itu antara lain selama
empat tahun tidak pernah keluar dari lokasi masjid tempat ia berdiam dan
beribadah.
Sehari-hari ia tinggal di sebuah kamar di bawah
masjid. Pada jadwal tertentu ia berpindah ke teras/serambi masjid untuk mengajar
santri-santrinya. Jika berpindah lagi paling sepuluh langkah dari tempat
mengajar untuk mengimami jamaah shalat.
Selama empat tahun hanya di lokasi itu ia
beraktivitas. Soal makan dan keperluan lain ada khadim santri yang khusus mengirimkan dari rumah yang tak jauh dari
masjid itu.
Menurut santri senior, sebuah keberuntungan saat Anggota
FPKB DPR Nur Yasin bisa sowan ke kiai saat ‘tirakat’-nya
sudah berakhir beberapa hari silam. Sehingga menjadi perhatian warga sekitar
saat kiai berkenan menerima tamu bernama Nur Yasin ini.
Ya. Setelah empat tahun ‘bersemedi’ baru kali ini keluar dari "persembunyian" lalu menerima tamu. Selama ini orang bertamu terlebih dari pejabat ia enggan menemui. Baru kali ini berkenan menerima tamu pejabat Anggota DPR.
Selama perbincangan di serambi masjid itu kiai
mendoakan Nur Yasin selalu sehat, lancar, dan sanggup menjalankan amanah yang dibebankan
kepadanya. Lalu ia mengucapkan doa diamini semua santri yang hadir. Pertemuan
singkat berkesan itu diakhiri jamaah shalat ashar di masjid setelah itu berdoa
bersama.
Perjalanan selanjutnya bersilahturrahim ke Pondok
Pesantren Al Hidayah, Silo, bertemu pengasuhnya KH Imam Haramain. Kiai Imam
Haramain juga Ketua Dewan Syura DPAC PKB Silo dan KH Mukit di Ponpes Al Falah, Karangharjo, Silo. Perjalanan berjarak 2 kilometer menuju
pesantren ini Nur Yasin disopiri Kiai Nyentrik itu. (kholilul rohman ahmad)
Masjid Ponpes Mambaul Ulum Karangtengah Pace Silo, #Jember |
Bersama Pengasuh Ponpes Al Falah Karangharjo Silo Jember, Kiai Mukit (ujung kiri berpeci putih) |
KH Iman Haramain, Ir H Nur Yasin MBA MT, dan KH Imam Ibrahim |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar