Jumat, 13 Desember 2013

Kampanye Lingkungan Hidup di Pesantren, Anggota DPR Nur Yasin Disambut Hadrah




Kampanye Pengelolaan Lingkungan Hidup -- Anggota DPR Komisi VII Ir H Nur Yasin MBA MT bersama Kepala Pusat Pengembangan Ekoregion Jawa Dr Sugeng Priyanto MSi dan Pengasuh Pondok Pesantren Darul Hidayah, Gambirono, Bangsalsari KH Ikmal Wahab Abdullah berjalan menuju lokasi "Sosialisasi Pengelolaan Lingkungan Hidup di Pedesaan dan Pesantren" digelar Kementerian Negara Lingkungan Hidup RI, 10/11/2013. [Foto: Daniel]

Bangsalsari, Jember, nuryasin.com -- Puluhan santri putra dan putri. Berbaris rapi di depan halaman pondok pesantren. Hari itu sedang digelar Kampanye Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Infrastruktur Hijau di Pondok Pesantren Darul Hidayah, Gambirono, Bangsalsari, Jember, 10/12/2013.

Santri putra memegang alat musik rebana. Santri putri berbaris didampingi ustadzahnya melantunkan shalawat badar.  "Thala'al badru 'alaina, min tsaniyati wada'". *)


Suara mereka seketika menggemuruh saat rombongan Anggota DPR RI Komisi VII, Ir H Nur Yasin MBA MT, didampingi Kepala Pusat Pengembangan Ekoregion Jawa, Dr Sugeng Priyanto MSi, memasuki halaman pesantren itu menuju lantai dua tempat acara.

Tampak dalam rombongan Kasubdit Amdal Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Jember, Priyo Kusheri, Kapolsek Bangsalsari AKP Viebe Panomban, dan Pengasuh Ponpes Darul Hidayah KH Ikmal Wahab Abdullah.

Kampanye ini merupakan kegiatan putaran kelima yang digelar Kementerian Negara Lingkungan Hidup (KLH) di Jember dan Lumajang. Temanya "Sosialisasi Pengelolaan Lingkungan Hidup di Pedesaan dan Pesantren". Mengapa digelar di pesantren?

Mengapa acara itu selalu bareng Anggota DPR Komisi VII, Ir H Nur Yasin? Sebab Kementerian itu bermitra dengan Komisi VII dalam menjalankan fungsi pokok dan tugasnya sebagai lembaga pemerintah.

Sugeng Priyanto dalam sambutan menyatakan, pondok pesantren merupakan salah satu lembaga yang sangat strategis di tengah masyarakat. Posisinya sebagai saka guru dan panutan masyarakat di sekitarnya menjadikan kampanye lebih cepat meluas dan diketahui mereka.

"Apalagi pondok pesantren juga mempunyai nilai-nilai yang sejalan dengan upaya mengelola lingkungan hidup," katanya.

Anggota DPR Nur Yasin mengatakan, kampanye pengelolaan lingkungan hidup gencar dilaksanakan di Indonesia mengingat kondisi bumi secara global mengalami peningkatan suhu. Hal ini dipicu oleh pola dan gaya hidup penduduk bumi yang mendorong bumi makin panas.

"Jadi menjaga bumi agar berumur panjang bukan melulu tugas negara. Masyarakat juga berhak dan berkewajiban ikut terlibat," kata Anggota Fraksi PKB ini.

Dikatakan, berdasar UU 32/2009 tentang Pengendalian dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 65, setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat sebagai bagian dari hak asasi manusia.

"Namun di sisi lain, masyarakat juga berkewajiban ikut menjaganya," katanya.

Katanya, pasal 67 UU tersebut menyatakan "Setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mengendalikan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup."

Souvenir Bibit Pohon Buah
Acara berjalan lancar dan khidmat. Acara itu menempati ruangan yang biasa digunakan belajar santri. Empat ruang kelas dibuka penyekatnya sehingga mampu menampung audiens lebih dari 200 orang.

Peserta acara terdiri dari santri, ustadz, tokoh masyarakat, perangkat desa, Pemkab Jember, dan segenap lapisan masyarakat. Acara dipungkasi pembagian bibit pohon mangga dan rambutan kepada semua peserta.

Secara simbolis Sugeng atasnama Kementerian LH menyerahkan bibit pohon ke Priyo Kusheri atasnama Pemkab Jember disaksikan oleh Anggota DPR Nur Yasin. Juga secara simbolis bibit buah diterima Gus Aab dari Sugeng. Dalam kesempatan ini Nur Yasin juga menyerahkan bantuan 1 unit mesin mini generator kepada pengasuh ponpes.

Acara terakhir seremonial itu adalah sambutan dan doa oleh Ketua PC Nahdlatul Ulama Jember, KH Abdullah Syamsul Arifin (Gus Aab). Dilanjut dialog dipandu Kholilul Rohman Ahmad. 

*) "Tala‘a al-badru ‘alaynā. Min tsanīyātil wadā‘. Wajabal syukru ‘alaynā. Mā da‘ā lillāhi dā‘". (Wahai bulan purnama yang terbit ke atas kita. Dari lembah al-Wadā‘. Dan wajiblah kita mengucapkan syukur. Di mana seruan adalah kepada Allah). Shalawat "Tala‘ al-Badru" ialah sebuah syair tradisional Islam (nasyid) yang pertama kali dipublikasikan oleh kaum Ansar (warga Madinah) dengan dinyanyikan untuk menyambut kedatangan Nabi Muhammad setibanya di Yathrib (sekarang Madinah) selepas Hijrah pada tahun 622 M. Syair ini kini telah berusia lebih 1,400 tahun dan menjadi salah satu khazanah tertua dalam kebudayaan Islam.
[teks: kra, foto: daniel, rizki, arif, kholid]






























Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ayo daftar Jadi Jutawan