Minggu, 01 Juli 2018

Bang Nasim Bicara Pancasila dan Aswaja di Situbondo


Situbondo – Anggota MPR Ir H M Nasim Khan melaksanakan sosialisasi Pancasila di Situbondo dalam suasana Ramadhan yg syahdu bersama masyarakat. Bang Nasim, demikian panggilan akrabnya, berbicara tentang pentingnya nilai-nilai Pancasila agar menjadi teladan bagi kehidupan bermasyarakat.
Mereka yang hadir terdiri dari berbagai elemen masyarakat dari seluruh kecamatan di Situbondo, dalam rangka memasyarakatkan Pancasila di lingkungan masyarakat pada umumnya.
Anggota MPR Ir HM NAsim Khan bersama
narasumber Ali Yafi, Ketua DPC PKB Situbondo,
menyampaikan materi nilai-nilai Pancasila dalam
acara Sosialisasi MPR di Situbondo, 20 Mei 2018.
Dalam kesempatan itu, Bang Nasim juga meresmikan Lembaga Pendidikan Kader Pancasila (LPKP) Situbondo sebagai upaya meningkatkan jangkauan Pancasila ke pelosok-pelosok desa di Situbondo. Acara yang diselenggarakan kerjasama Fraksi PKB MPR-RI dan DPC PKB Situbondo ini dilaksanakan di Gedung Pertemuan PKB Situbondo pada hari Sabtu 20 Mei 2018, yang kepanitian secara teknis dilaksanakan pengurus DPC PKB Situbondo.
”Pertemuan ini sebuah wadah ruang silaturrahim Pancasila kepada para warga masyarakat di Situbondo,” kata Bang Nasim. Ia berharap kepada peserta semoga acara menjadi ruang konsolidasi untuk memasyarakatkan Pancasila di dapil Situbondo dan sekitarnya.
"Salah satu bentuk nilai-nilai Pancasila dan Aswaja adalah terwujudnya ulama NU sebagai motor perjuangan kemerdekaan Indonesia hingga terbentuknya NKRI," ujarnya.
Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia merupakan pilar utama daripada tiga pilar lainnya sehingga menjadi final eksistensinya serta tidak perlu diperdebatkan lagi.
“Pancasila bagi NU sudah final. Harga Mati. Sudah tidak ada persoalan. Persoalannya bagaimana kita melakukan aktualisasi dan kontekstualisasi nilai-nilai Pancasila menurut keadaan zamannya,” katanya.
Menurutnya, di jaman Orde Baru ada Eka Prasetya Panca Karsa atau P4 yang dianggap terjemahan tunggal oleh pemerintah yang bersifat mutlak alias tidak bisa dibantah. Katanya, rezim Orba tidak memperbolehkan muncul terjemahan Pancasila dari masyarakat.
Narasumber Ali Yafi, Ketua DPC PKB Situbondo,
menyampaikan materi nilai-nilai Pancasila dalam
acara Sosialisasi MPR di Situbondo, 20 Mei 2018.
Acara tersebut diselenggarakan atas kerjasama
Fraksi PKB MPR RI dan DPC PKB Situbondo.


“Nah, masa sekarang tafsir tunggal itu dihilangkan. Tapi tentu namanya menerjemahkan tidak boleh keluar dari teks Pancasila itu,” katanya didampingi Ketua DPC PKB Situbondo Gus Yafi dan para pengurus PKB lainnya. 
Sementara itu, saat menjelaskan materi Bhinneka Tungga Ika, ia menyatakan bahwa pluralisme atau warna-warni keyakinan yang ikut membentuk negara Indonesia harus dihayati oleh semua masyarakat. Sebab Indonesia dibentuk oleh banyak suku agama dan golongan, bukan oleh sekelompok tertentu saja.
Berpesan agar kader PKB jangan hanya menjadi penonton di depan kebijakan publik yang hanya dikuasai orang lain. Jangan sampai para kiai hanya menonton saja, lalu saat ada kerusakan diminta ikut memperbaiki. Saat bagus dan lurus disuruh kembali ke pesantren.
Ia menyatakan, kiai harus ikut ambil bagian menentukan kebijakan publik, maka dari itu PKB harus menang lalu menempatkan wakilnya di parlemen. Sebab menentukan kebijakan publik untuk mengajak berbuat kebajikan termasuk ibadah.
Para Peserta Sosialisasi MPR di Situbondo, 20 Mei 2018.
“Ini juga sejalan sebagai ibadah dengan para kiai dan masyayikh yang mengajar di pesantren, yakni sama-sama beribadah dan Pancasila,” katanya.
“Jadi dengan ini sudah tidak relevan pernyataan Pancasila itu kafir, atau Pancasila itu bukan Islam,” katanya menutup presentasi materi Empat Pilar alias PBNU, yakni P=Pancasila, B=Bhinneka Tunggal Ika, N=NKRI, dan U=UUD Tahun 1945. (kra)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ayo daftar Jadi Jutawan