Rabu, 05 Desember 2018

Nasim Khan, Prinsip NKRI, dan Bumi Sholawat Nariyah





Anggota DPR / MPR RI Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Dapil 
Jawa Timur III, Ir. H. M. Nasim Khan, menggelar kegiatan Pendidikan 
Penguatan Pancasila dan NKRI di Ponpes Walisongo, Situbondo, 
menyampaikan pentingnya kaum santri ikut berperan aktif dalam 
peguatan Pancasila demi keutuhan NKRI dan lestarinya tradisi 
sholawat nariyah di muka bumi, November 2018. (foto: Istimewa)


Mimbaan-Situbondo – Pancasila di kalangan santri terus digerakkan sebagai upaya penguatan NKRI di pelosok-pelosok desa dengan ikhtiar lahir batin dan jiwa raga. Salah satu langkahnya dilaksanakan Anggota MPR Ir HM Nasim Khan Dapil Jawa Timur III, menggelar kegiatan Pendidikan Penguatan Pancasila dan NKRI di Situbondo, 28 November 2018. Kegiatan tersebut merupakan rangkaian dari Sosialisasi MPR oleh Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI).

Menurut Anggota MPR Dapil Jawa Timur III (Bondowoso Banyuwangi Situbondo) Ir. H. M. Nasim Khan, tegaknya Pancasila dan keutuhan NKRI tidak pernah lepas dari peran para santri dan masyayikh yang gigih bergerak melakukan penguatan nilai-nilai Pancasila di pondok pesantren, surau, musholla, dan masjid.  

Menurut Bang NK, panggilan akrabnya, memasyarakatkan Pancasila sebagai bagian dari memperkuat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan tanggung jawab seluruh warga negara. Meskipun pihaknya menjadi pejabat sebagai wakil rakyat di Senayan, sesungguhnya ‘hanya’ meneruskan tanggungjawabnya sebagai rakyat sebagaimana umumnya.

 “Lebih dari itu kita semua punya tanggungjawab untuk tegaknya NKRI dan keutuhan Pancasila. Bukan hanya pejabat saja. Namun seluruh warga negara Indonesia mempunyai kewajiban yang sama, tanpa kecuali,” katanya.
Sehingga setiap hari alunan sholawat sahut-menyahut antar desa.
Desa yang satu selesai acara sholawatan berganti di desa lain dan
seterusnya sehingga bacaan sholawat tidak pernah berhenti bergelora
di bumi sholawat Situbondo.

Dikatakan, tegaknya Pancasila dan keutuhan NKRI tidak pernah lepas dari peran para santri dan masyayikh yang gigih bergerak melakukan penguatan nilai-nilai Pancasila di pondok pesantren, surau, musholla, dan masjid. Bahkan khutbah-khutbah yang dikumandangkan para khatib saat shalat Jumat merupakan bagian dari penguatan Pancasila sila pertama, yakni ‘Ketuhanan Yang Maha Esa’.
Anggota DPR MPR RI Fraksi PKB Dapil Jawa Timur III, Ir HM Nasim Khan, tersebut, menggelar kegiatan Pendidikan Penguatan Pancasila dan NKRI di Situbondo, menyampaikan pentingnya kaum santri ikut berperan aktif dalam peguatan Pancasila demi keutuhan NKRI.

Prinsip-prinsip dasar berindonesia dengan NKRI dan Pancasila merupakan kebutuhan berbangsa dan bernegara kita di alam modern ini. “Kita sebagai bangsa manusia tidak bisa berdiri sendiri, melainkan butuh topangan makhluk lain. Di sini menjadi penting NKRI dan Pancasila terus digelorakan,” Kata Bangs Nasim.

Dukatakan, penguatan Pancasila di Situbondo harus tumbuh dan tangguh dalam mempersiapkan generasi bangsa yang akan datang. Seluruh kader Pancasila diharapkan mampu membawa nama baik Nahdlatul Ulama, para guru, dan masyayikh yang telah memberikan ilmu-ilmu kehidupan dan keilahian kepada kita.

“Di sinilah makna penting Pancasila bagi kita sebagai kaum santri,” pungkasnya. -kra
Acara diselenggarakan di lingkungan pondok pesantren di tengah kota Situbondo, Ponpes Walisongo, di bawah asuhan KH Kholil As’ad Syamsul Arifin, tokoh kharismatik yang mempunyai tradisi bersholawat nariyah di berbagai kota di Indonesia, khususnya Situbondo. Sehingga Situbondo dikenal sebagai bumi Sholawat Nariyah.

Aluman sholawat nariyah dengan iringan musik dan dibaca bersama-sama dilengkapi dengan bacaan-bacaan Barjanji adalah salah satu khazanah Situbondo dari warisan para alim-ulama dan dilestarikan oleh masyarakat. Acara Maulid Nabi di Situbondo bukan hanya dilaksanakan di bulan Rabi’ul Awal (Mulud, Jawa.) melainkan juga diselenggarakan hampir setiap hari di desa-desa secara bergiliran. Sehingga setiap hari alunan sholawat sahut-menyahut antar desa. Desa yang satu selesai acara sholawatan berganti di desa lain dan seterusnya sehingga bacaan sholawat tidak pernah berhenti bergelora di bumi sholawat Situbondo.

Di sinilah peran Bang Nasim sebagai wakil rakyat menyerap aspirasi untuk diteruskan ke pusat sebagai kebijakan nasional dalam langkah spiritualitas dan solideritas sosial kebudayaan. Pendidikan tertinggi adalah membudayakan sholawat nariyah menjadi sentuhan jiwa-jiwa agar senantiasa kokoh memperluat NKRI dan Pancasila.

Saya merasa bangga menjadi bagian sholawat nariyah,” kata Bang Nasim.

Sosialisasi MPR di Situbondo yang diselenggarakan di Situbondo ini merupakan gelombang ke-77 dari berbagai kegiatan berpancasila di wilayah Dapil Jawa Timur III, meliputi Banyuwangi, Bondowoso, dan Situbondo. Harapan terbesarnya adalah  demi tegaknya Pancasila adalah sholawat nariyah semakin lestari dan meluas di seluruh muka bumi. –kholilul rohman ahmad


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ayo daftar Jadi Jutawan