Mimbaan-Situbondo – Pancasila di kalangan santri terus
digerakkan sebagai upaya penguatan NKRI di pelosok-pelosok desa dengan ikhtiar
lahir batin dan jiwa raga. Salah satu langkahnya dilaksanakan Anggota MPR Ir HM
Nasim Khan Dapil Jawa Timur III, menggelar kegiatan Pendidikan Penguatan
Pancasila dan NKRI di Situbondo, 28 November 2018. Kegiatan tersebut merupakan
rangkaian dari Sosialisasi MPR oleh Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat
Republik Indonesia (MPR RI).
Menurut Anggota MPR Dapil Jawa Timur III (Bondowoso
Banyuwangi Situbondo) Ir. H. M. Nasim Khan, tegaknya Pancasila dan keutuhan
NKRI tidak pernah lepas dari peran para santri dan masyayikh yang gigih
bergerak melakukan penguatan nilai-nilai Pancasila di pondok pesantren, surau,
musholla, dan masjid.
Menurut Bang NK, panggilan akrabnya, memasyarakatkan
Pancasila sebagai bagian dari memperkuat Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) merupakan tanggung jawab seluruh warga negara. Meskipun pihaknya menjadi
pejabat sebagai wakil rakyat di Senayan, sesungguhnya ‘hanya’ meneruskan
tanggungjawabnya sebagai rakyat sebagaimana umumnya.
“Lebih dari itu kita
semua punya tanggungjawab untuk tegaknya NKRI dan keutuhan Pancasila. Bukan
hanya pejabat saja. Namun seluruh warga negara Indonesia mempunyai kewajiban
yang sama, tanpa kecuali,” katanya.
Dikatakan, tegaknya Pancasila dan keutuhan NKRI tidak pernah lepas dari peran para santri dan masyayikh yang gigih bergerak melakukan penguatan nilai-nilai Pancasila di pondok pesantren, surau, musholla, dan masjid. Bahkan khutbah-khutbah yang dikumandangkan para khatib saat shalat Jumat merupakan bagian dari penguatan Pancasila sila pertama, yakni ‘Ketuhanan Yang Maha Esa’.
Anggota DPR MPR RI Fraksi PKB Dapil Jawa Timur III, Ir HM
Nasim Khan, tersebut, menggelar kegiatan Pendidikan Penguatan Pancasila dan
NKRI di Situbondo, menyampaikan pentingnya kaum santri ikut berperan aktif
dalam peguatan Pancasila demi keutuhan NKRI.
Prinsip-prinsip dasar berindonesia dengan NKRI dan Pancasila
merupakan kebutuhan berbangsa dan bernegara kita di alam modern ini. “Kita sebagai
bangsa manusia tidak bisa berdiri sendiri, melainkan butuh topangan makhluk
lain. Di sini menjadi penting NKRI dan Pancasila terus digelorakan,” Kata Bangs
Nasim.
Dukatakan, penguatan Pancasila di Situbondo harus tumbuh dan
tangguh dalam mempersiapkan generasi bangsa yang akan datang. Seluruh kader
Pancasila diharapkan mampu membawa nama baik Nahdlatul Ulama, para guru, dan
masyayikh yang telah memberikan ilmu-ilmu kehidupan dan keilahian kepada kita.
“Di sinilah makna penting Pancasila bagi kita sebagai kaum
santri,” pungkasnya. -kra
Acara diselenggarakan di lingkungan pondok pesantren di
tengah kota Situbondo, Ponpes Walisongo, di bawah asuhan KH Kholil As’ad
Syamsul Arifin, tokoh kharismatik yang mempunyai tradisi bersholawat nariyah di
berbagai kota di Indonesia, khususnya Situbondo. Sehingga Situbondo dikenal
sebagai bumi Sholawat Nariyah.
Aluman sholawat nariyah dengan iringan musik dan dibaca
bersama-sama dilengkapi dengan bacaan-bacaan Barjanji adalah salah satu
khazanah Situbondo dari warisan para alim-ulama dan dilestarikan oleh
masyarakat. Acara Maulid Nabi di Situbondo bukan hanya dilaksanakan di bulan
Rabi’ul Awal (Mulud, Jawa.) melainkan
juga diselenggarakan hampir setiap hari di desa-desa secara bergiliran. Sehingga
setiap hari alunan sholawat sahut-menyahut antar desa. Desa yang satu selesai
acara sholawatan berganti di desa
lain dan seterusnya sehingga bacaan sholawat tidak pernah berhenti bergelora di
bumi sholawat Situbondo.
Di sinilah peran Bang Nasim sebagai wakil rakyat menyerap
aspirasi untuk diteruskan ke pusat sebagai kebijakan nasional dalam langkah spiritualitas
dan solideritas sosial kebudayaan. Pendidikan tertinggi adalah membudayakan
sholawat nariyah menjadi sentuhan jiwa-jiwa agar senantiasa kokoh memperluat
NKRI dan Pancasila.
“Saya merasa bangga menjadi bagian sholawat nariyah,” kata
Bang Nasim.
Sosialisasi MPR di Situbondo yang diselenggarakan di Situbondo
ini merupakan gelombang ke-77 dari berbagai kegiatan berpancasila di wilayah
Dapil Jawa Timur III, meliputi Banyuwangi, Bondowoso, dan Situbondo. Harapan
terbesarnya adalah demi tegaknya Pancasila
adalah sholawat nariyah semakin lestari dan meluas di seluruh muka bumi. –kholilul
rohman ahmad
Tidak ada komentar:
Posting Komentar