Rabu, 27 Agustus 2014

PKB Terus Berpolitik Membela Warga Nahdliyin



Jakarta - Partai Kebangkitan Bangsa diminta terus bekerja politik membela kepentingan warga Nahdliyin. Meski pada Pemilu legislatif 2014 PKB mendapat suara sekitar 9 persen, namun perolehan tersebut belum sebanding dengan hasil Pemilu 1999 (13 persen). Jika partai yang dilahirkan oleh PBNU ini membela warganya, bukan tidak mungkin semangat dan euforia kaum sarungan akan kembali menggelora sebagaimana terjadi pada pemilu pertama era Reformasi.

Kesimpulan tersebut mengemuka dalam diskusi pra-Muktamar PKB yang mengusung tema “PKB di Mata Pakar Politik”. Diskusi ini digelar di lantai 1 Graha Gus Dur, Jl Raden Saleh No 9, Jakarta Pusat, Selasa (26/5) siang. Empat narasumber diskusi yang hadir antara lain Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari (40), Direktur Riset SMRC Djayadi Hanan PhD (42) yang juga dosen Ilmu Politik Universitas Paramadina, CEO PolMark Indonesia Eep Saefulloh Fatah (47), dan Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanudin Muhtadi (36).

Pembicara kunci (keynote speaker) dalam diskusi tersebut Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar dengan moderator M Hanif Dzakiri. Selain puluhan simpatisan, para tokoh masyarakat, dan wartawan dari berbagai media, hadir dalam diskusi tersebut anggota DPR RI KH Ali Maschan Musa, Safira Rosa Mahrusah, Ida Fauziyah, Abdul Kadir Karding, dan Marwan Ja’far. Selain itu, sejumlah pengurus Gerakan Mahasiswa Satu Bangsa (Gema Saba) juga tampak hadir.

M Qodari berbicara dengan tema “Dinamika Elektabilitas PKB dan Proyeksi ke Depan”. Dalam presentasinya, Qodari menegaskan partai yang didirikan para kiai ini akan makin berjaya jika mengotimalkan kaum Nahdliyin yang jumlahnya puluhan juta itu.

“Kalau Cak Imin tadi mengatakan warga NU banyak yang masih menjadi kaum mustadh’afin (terlemahkan), maka bantulah mereka. Saya melihat PKB masih sibuk ngurusi yang lain,” ujar Qodari.

Senada dengan Qodari, Burhanuddin Muhtadi yang berbicara dengan tema “Membangun Militansi Kader PKB” menghimbau elit PKB melihat kaderisasi yang selama ini berlaku di PKS. “Di Indonesia, tidak ada partai ideologis selain PKS. Nah, PKB berpotensi seperti PKS yang memiliki basis massa ideologis, yakni Nahdliyin. Karena jumlahnya sangat besar,” papar Burhan.

Keempat narasumber sepakat, jika PKB membela kepentingan warga Nahdliyin, maka mereka tidak akan terpengaruh adanya capres yang gagah atau ganteng. Oleh karenanya, performa tokoh yang kuat sebagai patron juga harus dimunculkan dalam partai ini. “Sehingga siapapun capresnya, orang akan tetap milih PKB. Nah, ini tugas para petinggi PKB ke depan,” pungkas Burhan. (Ali Musthofa Asrori/Mahbib/nu-online

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ayo daftar Jadi Jutawan